Keluarga Presiden RI Joko Widodo sedang menggelar hajat besar. Putra sulungnya, Gibran Rakabuming, menikahi seorang gadis untuk menjadi pasangan hidupnya. Sontak pernikahan tersebut menjadi sorotan seluruh masyarakat Indonesia. Sebelumnya, banyak media yang mengibaratkan kisah cinta Gibran dengan tambatan hatinya, Selvi Ananda, seperti kisah Cinderella. Pasalnya, Gibran yang anak orang nomor satu di Indonesia tersebut meminang seorang gadis dari keluarga sederhana.
Lebih dari itu, bagi kita-kita sih, kisah Gibran dan Selvi adalah kisah sepasang anak muda yang berjuang demi cinta tulus.
ADVERTISEMENTS
Kedekatan keduanya terjadi saat Gibran kuliah di Singapura dan Selvi menjadi salah satu duta pariwisata Solo.
Wajahnya yang cantik dan kecerdasannya membuat Selvi Ananda terpilih menjadi Putri Solo tahun 2009, sekaligus menjadi duta pariwisata Solo. Pada saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai Walikota Solo. Gibran dan Selvi sama-sama saling kenal tapi belum ada kedekatan di antaranya. Suatu ketika, Selvi menjadi salah satu perwakilan Solo di suatu acara promosi pariwisata di Singapura. Kebetulan saat itu Gibran sedang kuliah di Singapura. Sebagai putra walikota Solo saat itu, Gibran pun membantu rombongan dari Solo yang saat itu sedang punya gawean di Singapura. Di situlah kedekatan dua sejoli ini dimulai. Perjalanan ke Singapura tersebut menjadi kenangan manis bagi Selvi, Gibran menyatakan cinta padanya.
ADVERTISEMENTS
Sempat berhembus kabar, keluarga kurang setuju dengan kedekatan Gibran dan Selvi.
Kabarnya keluarga sempat keberatan dengan hubungan Gibran dan Selvi lantaran adanya perbedaan prinsip. Latar belakang keduanya pun tampak berbeda. Dari segi ekonomi, Selvi hidup dalam keluarga sederhana. Orang tua Selvi dikenal sebagai penjual kuliner di salah satu pasar di Solo. Semasa kuliah di Solo, Selvi menyambi bekerja sebagai presenter televisi lokal di Solo. Dia tak pernah tahu dan mungkin tak pernah peduli, lelaki yang dicintainya tersebut akan menjadi putra Presiden. Selvi tetap berjuang demi dirinya dan keluarganya. Saat ini, dia tercatat sebagai pegawai sebuah bank di Solo. Kesehariannya pun dijalaninya dengan biasa saja, tak ada yang istimewa.
ADVERTISEMENTS
Cinta yang sederhana itu pada akhirnya meluluhkan segala perbedaan.
Mendapat penolakan dari keluarga, tak lantas membuat Gibran dan Selvi patah arang. Justru hal itu lah yang menjadi penyemangat mereka berdua untuk saling memantaskan diri. Di samping masalah percintaan, Gibran juga sempat berselisih dengan ayahnya perihal usaha. Jokowi ingin Gibran melanjutkan bisnis mebel yang telah dirintisnya. Tujuan Jokowi menyekolahkan Gibran di luar negeri adalah agar bisnis mebelnya semakin mendunia. Namun, ternyata Gibran punya minat lain. Dia tertarik pada bisnis kuliner. Dengan kerja keras dan usahanya sendiri, Gibran pun membuka usaha katering dan berhasil membuktikan jerih payahnya pada sang ayah.
Begitu pula dengan urusan cinta, dengan kegigihan Gibran dan Selvi pun mampu menunjukkan pada keluarga bahwa cinta sederhana mereka tak peduli dengan segala perbedaan yang ada. Doa mereka untuk menjadi kekasih halal pun dijamah Sang Kuasa. Keluarga yang tadinya sedikit keberatan kini memberikan restu dengan ikhlas untuk perjalanan hidup mereka yang baru.
ADVERTISEMENTS
Restu itu ditunjukkan sang ibunda dengan kerepotannya mengurus persiapan pernikahan.
Dengan bangga Sang Ibu Negara menunjukkan hasil belanja kainnya di salah satu pasar kain di Solo. Kesibukannya pun dihentikan sesaat untuk kembali menjadi seorang ibu untuk anak laki-lakinya yang akan meminang seorang gadis. Wajahnya tak bisa menyembunyikan kebahagiaan bahwa sebentar lagi dia akan memiliki menantu. Seorang gadis cantik dan sederhana yang akan mendampingi putranya tercinta. Ibu Iriana juga lah yang menjadi pembicara pada saat menghadiri konfrensi pers terkait pernikahan Gibran dan Selvi. Dalam temu pers tersebut, ibu Iriana telah mengagumi kecantikan Selvi pada saat menyematkan mahkota Putri Solo pada gadis itu.
ADVERTISEMENTS
Saat hari bahagia pun, sebenarnya Gibran ingin merayakannya dengan sederhana.
Mulanya, Gibran ingin menggelar pernikahan yang sederhana dengan undangan terbatas. Tak harus mewah seperti pernikahan artis-artis yang berhari-hari disiarkan secara langsung di televisi. Asumsinya, dalam adat Jawa, yang punya hajat adalah pihak perempuan. Namun, apa daya, statusnya sebagainya anak Presiden membuatnya harus sedikit mengubah konsep. Adanya aturan protokoler kepresidenan dan antusias masyarakat yang ingin turut bahagia dalam pernikahannya pun sempat membuatnya kelimpungan menyusun konsep pernikahan. Dalam pernikahannya nanti, Gibran tidak ingin ada mobil pengantin. Dia ingin jalan kaki saat seserahan ke rumah Selvi dan dari rumahnya menuju tempat resepsi. Alasannya, lokasi rumahnya, rumah Selvi dan tempat resepsi relatif dekat. Untuk sang tuan putri, Gibran telah menyiapkan kuda yang akan membawanya ke tempat resepsi.
ADVERTISEMENTS
Tak ingin menerima sumbangan atau hadiah apapun dari para hadirin, Gibran dan Selvi hanya mengharapkan doa agar dapat menjadi keluarga yang sakinah.
Bukan bermaksud sombong, tapi sudah selayaknya seorang pejabat tak menerima pemberian apapun dan dari siapapun. Sekalipun pada saat memiliki hajat pribadi, hal tersebut bisa dianggap gratifikasi. Demi menjaga hal tersebut, dalam undangan pernikahannya, Gibran dan Selvi pun mencantumkan permohonan tidak membawa hadiah berupa apapun. Gibran dan Selvi hanya meminta doa dari para undangan yang datang dan seluruh masyarakat Indonesia untuk mendoakan perjalanan hidup mereka yang baru.
Selamat bahagia, Gibran dan Selvi! Semoga menjadi keluarga yang sakinah ya… Jangan lupa martabaknya kirim ke Hipwee!