Lagu Keponakan Dewi Perssik Dulang Dislike Puluhan Ribu, Bukti Bahwa Publik Udah Jengah sama Sensasi

Rosa Meldianti merilis lagu dangdut berjudul "Obok-obok"

Banyak cara agar terkenal di panggung hiburan tanah air. Hal yang paling penting tentu adalah hasil karya. Jika karya seni yang diciptakan atau karena bakat seni yang ada memang layak, maka seseorang bisa mendapatkan tempat di panggung hiburan kita. Meski nggak bisa dimungkiri, ada sebagian yang menjadi terkenal dan populer berkat penampilan atau fisik mereka.

Semua hal tersebut tentu butuh proses. Namun sayang, banyak yang nggak sabar menjalani proses itu dan pengen terkenal secara instan. Salah satunya dengan mencari sensasi. Otomatis, sensasi tersebut diumbar di berbagai media dan hasilnya dia akan menjadi terkenal. Meski banyak yang menyangkal kalau mereka menjadi terkenal karena sensasi, tapi masyarakat yang menonton tentu bisa memutuskan mana yang hanya sensasi atau gimik atau yang riil.

ADVERTISEMENTS

Baru tiga hari rilis, lagunya yang berjudul “Obok-obok”, video klip Rosa Meldianti malah mendapatkan puluhan ribu dislike dari warganet

Lagu Keponakan Dewi Perssik Dulang Dislike Puluhan Ribu, Bukti Bahwa Publik Udah Jengah sama Sensasi

dislike jauh lebih banyak via www.youtube.com

Nama Rosa Meldianti atau sering disapa Meldi mulai muncul ke permukaan setelah terlibat pertikaian dengan sang tante, Dewi Perssik. Sejak saat itu, Meldi sering muncul di program televisi dan diwawancara berbagai media. Beberapa hari lalu, Meldi baru aja merilis single dangdutnya yang berjudul “Obok-Obok”. Tapi bukannya mendapatkan tempat di hati publik, karyanya ini justru mendapat penolakan. Hingga kini video klip yang diunggah di YouTube tersebut sudah mendulang 83 ribu dislike, sedangkan likes yang didapatkan hanya seribu.

ADVERTISEMENTS

Bahkan komentar yang ada di video klip tersebut sebagian besar bernada negatif

Lagu Keponakan Dewi Perssik Dulang Dislike Puluhan Ribu, Bukti Bahwa Publik Udah Jengah sama Sensasi

komentar warganet via www.youtube.com

Bukan hanya dislike, single Meldi ini juga mendapatkan sentimen negatif dari warganet. Sebagian besar komentar berisikan hal-hal yang menunjukkan ketidaksukaan mereka pada sosok Meldi. Bahkan nggak sedikit yang berkomentar bahwa mereka membuka video ini bukan untuk ditonton melainkan untuk mengklik tanda dislike dan memberi komentar saja. Ada juga yang menyarankan agar video klip ini jangan ditonton atau sekalian di-take down alias dihapus dari YouTube.

ADVERTISEMENTS

Banyaknya dislike yang dia terima tentu nggak terlepas dari pertikaiannya selama ini dengan sang tante, Dewi Perssik

Lagu Keponakan Dewi Perssik Dulang Dislike Puluhan Ribu, Bukti Bahwa Publik Udah Jengah sama Sensasi

pertikaian dengan Dewi Perssik via www.kanal247.com

Ketidaksukaan warganet terhadap sosok Meldi ini tentu bukan tanpa alasan. Sejak pertengahan tahun, nama Meldi dan tantenya, Dewi Perssik mulai sering muncul di media lantaran saling sindir di media sosial. Kisruh tersebut berawal hanya gara-gara lagu yang dinyanyikannya tanpa seizin Dewi Perssik. Namun hal tersebut akhirnya melebar hingga ke permasalahan lainnya. Baik DP maupun Meldi saling menyindir di media sosial masing-masing. Mereka juga berkali-kali diundang ke program televisi untuk menjelaskan pertikaian yang tengah berlangsung. Nggak sampai di situ keduanya juga membawa pengacara masing-masing untuk saling melakukan pengaduan ke pihak yang berwajib.

Permasalahan antara tante dan keponakan ini tentu sebenarnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi entah apa yang membuat keduanya lebih memilih untuk membawa serta publik ikut tahu mengenai aib keluarga mereka. Mungkin lewat hal ini ada yang merasa diuntungkan. Dengan seringnya nama mereka muncul di media, tentu menjadi keuntungan tersendiri meraup atensi publik. Nggak peduli apakah isu atau pertikaian ini pantas diumbar-umbar ke publik atau nggak.

Melihat penampilan Meldi di berbagai program televisi juga membuat masyarakat jadi tahu bagaimana sosok dirinya, apakah perseteruan ini hanya sensasi demi menaikkan namanya. Masyarakat sekarang bukanlah masyarakat yang pasif lagi. Mereka juga bisa jengah dihadirkan pemberitaan-pemberitaan seperti ini. Padahal nggak ada yang menjamin, popularitas yang diraup lewat sensasi ini akan bertahan berapa lama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemerhati Tanda-Tanda Sesederhana Titik Dua Tutup Kurung