Kisah Pembunuhan Mutilasi Kok Jadi Soal LKS Murid SD, Wajar Deh Lagi-Lagi Kena Protes

Sudah beberapa kali dunia pendidikan dikejutkan oleh kemunculan materi yang tak selayaknya ada dalam buku pelajaran siswa. Sayangnya, hal itu terulang lagi karena baru-baru ini ada kabar bahwa dalam buku lembar kerja siswa (LKS) SD kelas 4, terdapat materi soal tentang pembunuhan mutilasi. Mirisnya, para murid harus memilih jawaban – yang secara tidak langsung mengenalkan sadisme itu sendiri.

Buku LKS yang telah digunakan di sekolah-sekolah kabupaten Malang ini tentu saja menimbulkan protes dari para orangtua murid dan pihak lainnya. Mereka menyayangkan kejadian seperti itu lolos dari pantauan Dinas Pendidikan dan DPRD. Seperti apa informasi selengkapnya? Simak ulasan yang telah Hipwee himpun dari berbagai sumber berikut ini.

ADVERTISEMENTS

Berawal dari PR yang diperoleh murid, orangtua memergoki terdapatnya materi pembunuhan mutilasi di LKS

salah satu orang tua murid menunjukkan isi materi soal lks

salah satu orang tua murid menunjukkan isi materi soal lks via www.klikapa.com

“Kami tahu konten buku LKS tersebut, saat anak kami mendapat PR (pekerjaan rumah). Setelah kami baca, isinya banyak yang tidak sesuai dengan pembelajaran anak-anak. Bagi kami sangat sadis dan menyeramkan,” kata Dian Agung Anggraeny, salah satu wali murid di kabupaten Malang,

seperti dikutip dari merdeka.com 

Maraknya protes yang dilayangkan oleh para orangtua murid tak lain berawal saat  mereka harus menyelesaikan PR (pekerjaan rumah). Ketika itulah para orang tua mengetahui ada soal pilihan ganda yang berisi materi tentang pembunuhan mutilasi. Hal ini dianggap tak pantas dan layak untuk diberikan kepada para murid SD. Protes pun berdatangan agar pihak terkait mengurusnya.

ADVERTISEMENTS

Kalimat-kalimat pada materi soal dianggap seperti sebuah pengenalan dan pengajaran kepada murid tentang pembunuhan mutilasi

“Saya mengetahui berita di televisi, ada seorang wanita membunuh sahabat karibnya. Kepala wanita tersebut dipenggal dan disimpan dalam kaleng. Padahal dia tidak bersalah,” isi salah satu materi soal LKS

Materi pembunuhan mutilasi ini terdapat dalam soal LKS pada bagian BAB II, yakni nomor 7 halaman 19 dan nomor 8 serta 14 halaman 20. Materi soal tersebut menggambarkan seperti apa cara membunuh, salah satunya dengan memenggal dan bagaimana untuk menyembunyikan kejahatannya. Cerita dalam materi soal itu tanpa disadari akan menanamkan pikiran cara membunuh, menghukum, dan membalas dendam ketika anak disakiti. Hal ini tentu membahayakan psikis para murid – di mana usia SD dianggap masih baru mengenal tentang kehidupan. Dari soal tersebut, pilihan jawabannya pun cukup mengkhawatirkan para orangtua, seperti: a) Harus dibunuh dan dipenggal juga.

ADVERTISEMENTS

Banyak pihak menyayangkan bahaya ini lolos dari pengawasan Dinas Pendidikan dan DPRD

pengenalan cara membunuh

pengenalan cara membunuh via malang.merdeka.com

“Kalau sampai lolos berarti pihak Dindik lengah dalam memantau setiap buku yang terbit. LKS tersebut secepatnya harus ditarik dari peredaran atau sekolah,” ujar Sayekti dari Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) kabupaten Malang,

seperti dikutip dari merdeka.com  

Kejadian seperti ini tentu disayangkan oleh banyak pihak. Tak hanya para orang tua, melainkan organisasi masyarakat seperti Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) kabupaten Malang. Mereka prihatin dengan lengahnya pihak-pihak terkait (Dinas Pendidikan dan DPRD) yang “kecolongan” seperti ini. Mereka pun berharap buku LKS yang bernama “Brilliant” dan memiliki tebal sekitar 63 halaman ini segera ditarik dari peredaran sekolah-sekolah.

ADVERTISEMENTS

Di sisi lain, Dinas Pendidikan segera bertindak untuk menyelesaikan permasalahan ini. Tak hanya LKS Brilliant, tapi juga LKS lain yang terdapat unsur sadisme segera ditarik

mengandung unsur sadisme

mengandung unsur sadisme via malang.merdeka.com

“Tentu kami akan evaluasi dulu, jika terbukti materinya mengandung sadistis, maka akan kami tarik peredarannya,” tegas Budi Iswoyo, selaku Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Malang,

seperti dikutip dari merdeka.com

Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Malang, Budi Iswoyo memerintahkan seluruh Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) untuk mengumpulkan LKS-LKS yang dinilai mengajarkan sadisme. Setelah dikumpulkan, LKS tersebut akan dievaluasi dan ditarik jika memang terdapat unsur-unsur sadisme. Buku LKS  untuk kelas 4 SD ini diterbitkan oleh PT Jepe Press Media Utama, Jalan Raya Ngagrek KM 10 Sambirejo- Tanjunganom, Nganjuk.

Memang tak layak jika dalam buku penunjang belajar seperti LKS terdapat materi soal tentang pembunuhan mutilasi. Apalagi para murid diminta untuk memberikan tanggapan dalam jawabannya. Hal ini tentu tak baik untuk kondisi psikologi para murid mengingat sejatinya mereka belum pantas mengenal materi seperti ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini