Mungkin sepasang kekasih ini nggak pernah kepikiran akan melangsungkan pernikahan tepat dengan berlangsungnya demo besar yang terjadi di Jakarta 4 November lalu. Wiwi Margaretta dan Andreas sudah merencanakan pernikahan mereka di Gereja Katedral sejak lama. Tapi nggak disangka-sangka, hari tersebut juga dijadikan sebagai hari demonstrasi akbar atas tuduhan penistaan agama oleh Ahok. Wah, kira-kira gimana ya ceritanya?
ADVERTISEMENTS
Pasutri ini sempat berpikir untuk membatalkan pernikahan karena letak gereja yang berseberangan dengan pusat berkumpulnya peserta aksi damai
Kebayang dong lautan manusia yang memenuhi Jakarta 4 November lalu dalam rangka aksi damai? Yeps, mereka bahkan datang dari berbagai daerah untuk mengikuti demo ini. Nggak kurang dari sejuta yang memenuhi jalanan Jakarta. Dan kamu tentu tahu pusatnya. Masjid Istiqlal yang juga bersebelahan dengan Gereja Katedral. Hal inilah yang membuat Wiwi dan Andreas sempat berencana untuk membatalkan pernikahan mereka. Tapi tentu nggak bisa semudah itu. Persiapan yang sudah dirancang dari jauh-jauh hari tentu nggak bisa dibatalkan begitu aja. Alhasil, berbekal keyakinan, sepasang calon pengantin inipun tetap ingin melangsungkan pernikahan mereka untuk mengikat janji suci antara keduanya.
ADVERTISEMENTS
Perasaan was-waspun mendera pasangan ini, apakah bisa melangsungkan pernikahan dengan lancar atau malah gagal
Perasaan yang mereka rasakan pada hari itu tentu campur aduk. Antara senang, takut, dan pastinya was-was. Khawatir kalau perjalanan mereka ke Gereja Katedral terhambat, atau nggak bisa masuk gereja Katedral. Pasalnya, pernikahan mereka yang dijadwalkan berlangsung pukul 14.00 WIB tersebut juga bertepatan dengan dimulainya aksi damai bela Al-Qur’an yang dimulai dari Masjid Istiqlal. Alhail, mereka harus melawan arus lautan manusia tersebut.
ADVERTISEMENTS
Melewati lautan manusia yang berbeda agama, calon pengantin ini malah dibantuin peserta aksi damai untuk sampai di Gereja Katedral dengan selamat
Tapi nyatanya, ketakutan tersebut tak terjadi. Wiwi dan Andreas tetap bisa melangsungkan pernikahannya. Bahkan akses mereka untuk memasuki Gereja Katedral dipermudah oleh massa yang berkumpul di lokasi. Bahkan, ada juga yang ikut melindungi gaun pernikahan sang mempelai wanita agar tidak kotor dan terinjak-injak. Nah, ini tentu jadi bukti toleransi agama yang ternyata masih ada di tengah sebuah gerakan massa atas kepentingan satu agama tertentu. Yah, kabar bagus nih, semoga senantiasa lestari.