Istilah bule mulanya mengacu pada Belanda, secara Indonesia dijajah Belanda cukup lama. Lama-lama istilah ‘bule’ digunakan untuk semua orang asing yang datang ke Indonesia. Awalnya memang mengacu pada orang asing yang memiliki ras kaukasia saja, tapi sekarang semua orang asing juga dipanggil ‘bule’. Bule Jepang, Bule Korea, Bule Thailand dan bule-bule lain.
Punya pacar bule juga menjadi fenomena yang cukup unik bagi masyarakat Indonesia. Banyak persepsi untuk mereka yang pacaran sama bule. Nah, buat kamu yang pernah atau sedang pacaran sama bule, pasti beberapa pertanyaan ini pernah ditujukan padamu:
ADVERTISEMENTS
1. “Udah ngapain aja?”
Ada banyak film hollywood yang masuk ke Indonesia. Tak sedikit film yang menggambarkan kisah percintaan dengan bebas. Jadinya, banyak orang Indonesia yang berpikir kehidupan percintaan orang Barat itu bebas. Makanya, mereka yang pernah atau sedang pacaran sama bule selalu ditanyain, “udah ngapain aja?” Pertanyaan itu tentunya menggelikan. Kalau memang niatnya mau ngapa-ngapain nggak usah sama bule juga bisa kok.
ADVERTISEMENTS
2. “Kalian ngobrolnya pake bahasa apa?” Bahasa cinta, mbak!
Pertanyaan ini masih terbilang wajar sih, secara mereka yang punya pacar bule tentu berbeda bahasa dengan pacarnya. Kalau untuk orang asing yang berasal dari negara-negara berbahasa Inggris seperti Amerika sih mungkin mereka masih bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Tapi, kalau pacar mereka berasal dari negara yang punya bahasa sendiri gimana? Misalnya dari Jerman atau Prancis gitu, apa berarti mereka harus les bahasa tersebut supaya bisa ngobrol?
Mungkin bahasa cinta yang menjadi cara mereka berkomunikasi.
ADVERTISEMENTS
3. “Orang tua kamu tahu? Reaksinya gimana?”
Hal lain yang selalu dikepoin ke mereka yang pacaran sama bule adalah masalah orang tua. Enggak dipungkiri hubungan percintaan di Indonesia selain berlandaskan cinta juga perlu dukungan dari keluarga terutama orang tua. Umumnya, orang tua ingin pasangan yang berdampak baik untuk anaknya. Dan bagi beberapa orang, bule itu kurang memberikan dampak baik. Tentunya, nggak jauh-jauh dari doktrin film Hollywood, selain dianggap bebas dalam urusan percintaan, bule juga suka dianggap memiliki kebiasaan yang berbeda dengan sebagian besar masyarakat Indonesia, suka minum-minuman keras misalnya. Makanya, tak sedikit orang tua yang was-was kalau anaknya pacaran sama bule.
ADVERTISEMENTS
4. “Kamu mau memperbaiki keturunan ya?” Harus diakui kalau ini merupakan pertanyaan yang kejam bin ajaib…
Nah, ini yang sering muncul kepala orang Indonesia: pacaran sama bule bisa memperbaiki keturunan. Memang sih konon penikahan dengan ras yang jauh berbeda akan menghasilkan keturunan yang baik dari segi fisik maupun kekebalan tubuh, tapi bukan berarti semua yang pacaran sama bule punya tujuan itu.
ADVERTISEMENTS
5. “Udah pernah diajak ke negaranya, belum?”
Pertanyaan ini biasanya ditujukan oleh orang yang ke-luar negeri-an alias menganggap semua yang dari luar negeri itu keren. Asumsinya, mereka yang pacaran sama bule pasti suatu saat akan diajak ke negaranya. Di mana negara dari bule tersebut, dalam bayangan si penanya, sangat romantis dengan sungai-sungai yang besar dan bangunan yang cantik. Masih dalam bayangan si penanya, temannya yang pacaran dengan bule itu akan diajak ke tempat tinggal si bule yakni sebuah apartemen di tengah kota dan makan keju dalam nuansa candle light dinner setiap hari.
What do you expect, Mbak/Mas? Emangnya dia agen perjalanan?”
ADVERTISEMENTS
6. “Dia kerja di Indonesia, gajinya besar ya makanya kamu suka?”
Ini juga stereotip yang sering banget muncul. Bule pasti banyak duit. Setiap bule yang tinggal di Indonesia, terutama untuk bekerja pasti dianggap gajinya besar. Nah, mereka yang punya pacar bule sering kali dianggap suka sama bule karena duitnya banyak. Padahal, nggak semua bule yang datang ke Indonesia itu banyak duit, banyak juga yang duitnya pas-pasan. Enggak sedikit juga justru orang Indonesia-nya yang membantu pacar bule-nya tersebut untuk bisa survive di Indonesia.
7. “Kalian beda agama gak?”
Banyak juga yang berasumsi kalau beda negara pasti beda agama. Makanya nggak sedikit orang yang tanya tentang perbedaan agama pada mereka yang pacaran sama bule. Agama memang penting banget buat orang Indonesia apalagi untuk urusan percintaan. Kalau memang bule-nya beda agama dan mau pindah ngikut orang Indonesia dianggap keren, kalau orang Indonesia-nya yang pindah agama ngikutin si bule, dianggap berkhianat.
Agama kami adalah cinta. Puas?!!! #TukulModeOn
8. Kalo bulenya bukan dari negara terkenal, “Hah? Itu negara di mana? Di Afrika ya?”
Sudah dijelaskan di atas kalau sebutan bule bisa berasal dari bermacam-macam negara. Tidak sedikit juga bule yang datang ke Indonesia berasal dari negara yang kurang familiar di telinga orang Indonesia. Kalau pas kebetulan ada yang pacaran sama bule dari yang negaranya nggak terkenal, siap-siap aja menjelaskan pada koordinat berapa negara tersebut berada.
Si kepo: “Pacar kamu bule ya? Dari mana? Prancis ya?”
Yang Pacaran: “Bukan. Dia dari Liechtenstein,”
Si kepo: “Hah di mana itu? Afrika ya?”
Yang pacaran: “Eropa keleesss!”
FYI, pacar bulenya juga sering ditanya, “Indonesia itu di mana? Di Malaysia ya?” yang harus mereka jawab dengan penjelasan yang cukup rumit.
9. “Kok dia mau sama kamu?”
Ini paling menyakitkan tapi sering didengar oleh mereka yang punya pacar bule: kok bulenya mau sama kamu? Banyak yang beranggapan bule dengan kulit putih, rambut pirang, hidung mancung, dan bermata biru, itu sangat keren. Sementara, kita dengan kulit gelap, rambut hitam, hidung biasa saja, dan mata hitam, sama sekali tidak menarik. Jadi, kalau ada bule yang kelihatannya keren dengan orang Indonesia yang biasa saja, tak jarang orang bertanya, “Ih kok bulenya mau sih?”
J.A.H.A.T.
Sayangnya dari sekian banyak pertanyaan yang bisa diajukan, kita gak sekalipun untuk bertanya:
Apa yang membuat kamu jatuh cinta padanya?
Di mana kalian pertama kali ketemu? Apakah cinta pada pandangan pertama?
Saking dengkinya gak pedulinya, pertanyaan wajib orang Indonesia pun gak ditanyakan, yakni:
Kapan kawin?
Masih banyak pertanyaan dan persepsi yang diberikan masyarakat kepada mereka yang punya pasangan bule. Jadi, yang sabar aja ya!