Waktu TK dulu, menjelang Hari Kartini, orang tua kamu sudah mulai disibukan dengan mencari pinjaman pakaian adat di salon-salon. Soalnya, sekolahan kamu mau mengadakan acara Kartinian yang mengharuskan murid-murid memakai pakaian adat ke sekolah. Nanti dengan pakaian adat itu, kamu akan fashion show di sekolah atau ikut pawai. Pokoknya, hampir sama deh hebohnya dengan tujuh belasan.
Kadang-kadang, sering nggak sih kepikiran apa hubungannya Hari Kartini dengan menggunakan pakaian adat? Bukannya Kartini itu pejuang yang memerdekakan kaum perempuan agar bisa mendapat pendidikan yang layak dan bukan desainer baju adat? Kali ini hipwee mencoba menerka-nerka alasan kenapa hari Kartini sangat identik dengan pakaian adat.
ADVERTISEMENTS
1. Kartini dilukis dengan memakai kebaya, mungkin kalau dilukis mengenakan gaun ala Monalisa jadinya beda lagi.
Lukisan wajah Ibu Kartini yang sangat kita hafal dan banyak beredar adalah khas perempuan Jawa di zaman kolonial. Memakai kebaya dan rambutnya dikonde. Mungkin dari sini orang-orang mulai menafsirkan bahwa Kartini itu identik dengan pakaian adat (Jawa), sehingga untuk memahami nilai-nilai yang ditanamkan Kartini kita juga harus menggunakan pakaian adat. Mungkin kalau Kartini dilukis dengan gaya Monalisa, tanggal 21 April kita akan melihat anak-anak TK ke sekolah dengan rambut terurai, baju hitam-hitam, dan tersenyum misterius.
2. Pinginnya sih pakai kebaya semua, tapi kasihan yang anak cowok. Biar adil, pakai pakaian adat aja.
Sebenarnya mungkin Hari Kartini diidentikan dengan pakaian kebaya dan konde seperti yang dikenakan Ibu Kartini dalam lukisannya. Tapi nanti anak-anak lakinya jadi kesulitan. Masa anak laki-laki juga dipaksan pakai kebaya dan konde?
ADVERTISEMENTS
3. Kalau semuanya pakai kebaya dan konde nanti dikira pada mau among tamu bukan Kartinian.
Alasan lainnya, kalau pada peringatan Hari Kartini semua perempuan harus pakai kebaya dan konde, nanti dikira mau among tamu (terima tamu pengantin dalam tradisi Jawa). Makanya biar acara Kartinian ini gak mirip acara kawin massal, dibuatlah menggunakan pakaian adat yang beragam. Jadi sekalian deh peragaan busana daerah.
ADVERTISEMENTS
4. Kalau pakai gamis nanti dikiran mau pengajian akbar atau manasik haji.
Meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim, tapi Kartini tidak digambar dengan mengenakan jilbab. Seandainya demikian, mungkin pada saat hari Kartini waktu TK kamu akan menggunakan baju muslim. Bukan disangka mau Kartinian, kamu nanti malah diselamati karena dikira mau pergi manasik haji atau mengisi acara pengajian.
ADVERTISEMENTS
5. Karena kebaya itu terlalu identik dengan Jawa, maka dibuatlah acara yang lebih meriah dan lebih beragam. Yang menyimbolkan ada banyak Kartini muda ada dari Sabang sampai Merauke.
Yang harus kamu pahami Kartini itu memang berasal dari Jawa, tapi cita-citanya sangat besar untuk kemajuan bangsa, terutama kaum perempuan. Kartini tidak ingin melihat perempuan-perempuan tidak bisa sekolah. Perjuangan Kartini ini berdampak bagi perempuan di seluruh Indonesia, bukan hanya di Jawa. Untuk itu, supaya daerah-daerah lain dapat memahami ideologi besar Kartini, maka mereka boleh menggunakan pakaian adatnya masing-masing pada Hari Kartini. Mungkin maksudnya, Kartini itu milik perempuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
ADVERTISEMENTS
6. Kita nggak punya Hari Pakaian Adat secara nasional, untuk itu momen Hari Kartini ini dianggap sebagai hari yang tepat.
Kemungkinan selanjutnya, kenapa hari Kartini identik dengan pakaian adat adalah karena kita tidak punya hari khusus untuk mengenakan pakaian adat. Baru-baru ini memang ada hari khusus untuk Batik, juga hari khusus berpakaian tradisional di Solo dan Jakarta pada pemerintahan Jokowi, tapi entah sekarang masih ada atau enggak. Makanya di Hari Kartini ini sekalian dijadikan untuk ajang berbusana adat. Jadi sekalian mengenang perjuangan Kartini, juga sekalian mengenal pakaian adat asli daerah sendiri, begitu mungkin maksudnya, ya?
ADVERTISEMENTS
7. Supaya peran Kartini sebagai putri bangsa tidak tenggalam dengan kehadiran Syahrini.
Alasan yang terakhir, mungkin ini antisipasi agar keluruhan perempuan Indonesia yang adiluhung dan tercitra dalam diri Kartini tidak lekang oleh waktu dan tergantikan oleh sosok Syahrini. Makanya putra-putri Indonesia selalu diingatkan pada tradisi bangsa lewat pakaian adat yang dipakai pada Hari Kartini. Enggak mau juga kan lama kelamaan generasi perempuan Indonesia semua berdandan ala-ala princess terus cuma bisa bilang, “maju mundur… cantik… cantik… cantik…”
Beragam alasan kenapa hari Kartini identik dengan pakaian adat ini hanya hiburan semata. Yang jelas sosok Kartini adalah sosok menginspirasi bagi perempuan Indonesia dan rasanya sangat cetek jika hanya dinilai dari penampilan saja. Selamat ulang tahun, Ibu Kartini, semoga namamu selalu mengharumi semua perempuan di Indonesia.