Menjamurnya berbagai aplikasi di perangkat keras seperti ponsel menjadi bukti bahwa teknologi benar-benar telah berkembang pesat. Aplikasi-aplikasi tersebut diciptakan dengan bermacam fungsi dan kegunaan yang mempermudah aktivitas sehari-hari manusia. Setiap ponsel saat ini telah dibekali sistem operasi yang masing-masing menyediakan ‘store‘. Dari ‘store‘ tersebutlah kita bisa menemukan beribu aplikasi mulai dari yang gratis hingga yang berbayar.
Dari sekian banyak aplikasi yang tersedia di ‘store‘, ada satu aplikasi yang belakangan naik daun karena berhasil menyelamatkan nyawa seorang bayi di dalam perut ibunya. Gimana sih ceritanya? Simak langsung di bawah ini!
ADVERTISEMENTS
Emily Eekhoff, seorang Ibu di Amerika Serikat yang rutin mengecek tendangan bayi di kandungannya menggunakan aplikasi Count the Kicks
Seorang ibu bernama Emily ini mengandung anak keduanya. Sejak kehamilan pertama, ia mengaku cukup rajin menghitung gerakan janin dalam kandungannya menggunakan aplikasi di ponsel bernama Count the Kicks. Dalam aplikasi ini para ibu hamil bisa mengklik tombol bergambar kaki bayi, setiap kali bayi di dalam perutnya bergerak. Sambil terus menghitung, sebuah hitungan stopwatch akan berjalan. Normalnya, gerakan setiap bayi akan sangat agresif di usia trimester terakhir. Biasanya dalam 7 hingga 10 menit akan ada lebih dari 10 gerakan atau tendangan. Count the Kicks juga memungkinkan ibu hamil menyimpan catatan jumlah gerakan bayinya dari waktu ke waktu. Sehingga para ibu bisa mengukur perbandingannya.
ADVERTISEMENTS
Emily merasa bersyukur karena aplikasi tersebut memperingatkannya pada kondisi si bayi yang tidak seperti biasanya
Kala kehamilannya masuk minggu ke-33, Emily merasa tendangan bayi dalam perutnya tidak seagresif biasanya. Terhitung hanya 3 gerakan dalam waktu 30 menit. Padahal biasanya paling tidak ada 10 gerakan dalam waktu kurang dari 10 menit. Emily pun merasa khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkannya. Tanpa pikir panjang, ia dan suami langsung menuju rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.
ADVERTISEMENTS
Ternyata bayinya saat itu memang sedang dalam kondisi yang membahayakan karena terlilit tali pusarnya sendiri. Terlambat sedikit saja, nyawa bayi Emily jelas tak tertolong
Dan benar apa yang dikhawatirkan Emily. Dokter kandungan mengatakan bahwa bayinya sedang dalam kondisi tertekan karena terlilit tali pusar sebanyak 3 kali sehingga menyebabkannya susah bergerak dan bernafas. Akhirnya pihak medis menyarankan agar dilakukan operasi sesar agar nyawa bayinya bisa tertolong. Bayi Emily terpaksa harus dilahirkan 7 minggu lebih awal. Meski lahir dengan selamat, bayi itu tetap harus dirawat intensif di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) selama 20 hari karena usianya yang masih kecil. Emily pun bersyukur karena aplikasi pendeteksi gerakan janin tersebut telah menyelamatkan nyawanya dan bayinya.
Inilah salah satu alasan mengapa seorang ibu juga harus cerdas dan melek teknologi, karena tidak jarang teknologi justru mampu menjadi penyelamat pertama setiap bahaya. Syukur ya bayinya selamat!