Kata orang, masa-masa SMA adalah masa-masa yang paling bahagia. Ada tangis dan senyum di setiap momen yang kamu alami saat SMA. Memang ada benarnya sih kata-kata itu. Tapi kalau kamu mau cari masa-masa paling komplit dalam hidupmu, cobalah rasakan masa-masa kuliahmu.
Masa kuliahmu pasti bakal penuh dengan suka, duka, jatuh bangun, pahit manis, kecewa, bangga, stres, hingga galau. Kalau SMA kamu tinggal ujian, kuliah punya praktikum, KKN, dan skripsi yang perjuangannya mati-matian: mulai dari susah ketemu dosen, narasumber sulit dihubungi, sampel kurang, dan sebagainya.
Kuliah juga jadi pintu gerbangmu menuju kematangan dan kemandirian. Udah deh! Daripada berlama-lama, mending simak langsung yuk fase-fase hidup sebagai mahasiswa.
ADVERTISEMENTS
1. Seminggu sebelum hari kuliah tiba, kamu akan senang gak ketulungan. Maklum punya status baru: MAHASISWA!
“Akhirnya, gue jadi mahasiswa! Bentar lagi gue kuliah di kampus idaman!”
Wajar aja sih kamu senang. Soalnya kamu berhasil mengalahkan ribuan orang lewat proses seleksi yang berlapis-lapis. Di luar itu, gak semua orang bisa seberuntung kamu untuk kuliah. Makanya, jangan lupa bersyukur ya!
ADVERTISEMENTS
2. Hari pertama ke kampus diisi dengan OSPEK. Hatimu deg-degan karena takut dimarahi kakak angkatan.
“Duh, nanti kalau salah dan dihukum gimana ya?”
Bayanganmu tentang kakak angkatan yang galak mendominasi otak. Kamu takut kalau melakukan salah sedikit, mereka akan memarahi atau memberi hukuman. Entah disuruh merayu orang lain, nyanyi di depan kelas, dan pekerjaan aneh-aneh lainnya. Di samping itu, ada juga OSPEK yang mewajibkanmu datang di jam yang sangat pagi dan seluruh pekerjaan kelompok sudah rapi. Gak heran kamu harus begadang dengan teman sekelompok dan merelakan jam tidur. Tapi bukankah nanti kalian jadi akrab satu sama lain?
“Eh lihat temen OSPEK kita. Yang baju merah itu, yang gemesin itu…”
Meski lelah karena harus begadang, dan waspada supaya tidak dimarahi, ada saja di antara kamu-kamu yang cari kesempatan. Maksudnya ngecengin kakak angkatan atau sesama teman yang berparas rupawan. Hihihi…
ADVERTISEMENTS
3. Akhirnya, OSPEK selesai juga. Langkah berikut yang akan kamu ambil adalah mencari sohib yang asik diajak main dan oke saat kerja kelompok.
Berakhirnya OSPEK tentunya memberi kenangan manis buat kamu. Kebersamaan dengan kawan sekelompok jadi pengantar berharga sebelum akhirnya benar-benar bisa membaur dengan kawan di kegiatan perkuliahan. Sayang, tidak selamanya kelompok OSPEK bisa terus-terusan diajak kerja bareng. Seiring waktu, kamu akan menemukan teman bermain yang nyaman dan cocok dengan keseharianmu. Ujung-ujungnya, dia/mereka sering jadi teman sekelompok untuk tugas kuliah juga.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu akan memahami kalau kuliah menuntut partisipasi kamu di kelas. Grogi pada presentasi pertama itu wajar, anak muda.
“Selamat pagi. Saya… Saya… Saya Justin. Sekian dan terimakasih.” *duduk lagi di kursi*
Kamu yang baru di bangku perkuliahan pasti akan grogi menghadapi ini. Maklum karena belum terbiasa. Sistem belajar SMA dan kuliah ternyata begitu banyak bedanya. Semasa SMA, kamu lebih banyak mendengarkan guru di depan kelas kalau gak ngantuk. Presentasi atau pidato di depan kelas ada namun frekuensinya sedikit.
Sebaliknya, gaya belajar di masa kuliah menuntut sering bicara dan diskusi di kelas. Salah satunya dengan presentasi mengandalkan slideshow. Lewat presentasi, ada sesi tanya jawab. Dosen akan mengamati dari belakang sambil ikut menambahkan atau meluruskan hal yang kurang jelas.
ADVERTISEMENTS
5. Udah bayar kuliah mahal-mahal, percuma kalau kamu gak ikut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Ilmu nambah, peluang ketemu jodoh juga nambah.
Kampus menyediakan beragam fasilitas agar mahasiswa semakin berkembang pengetahuan dan keterampilannya. Dalam hal keterampilan, kamu bisa mencoba Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang membuka pendaftaran di awal tahun ajaran baru. Biasanya kamu akan mencari yang sesuai minat, hobi, atau yang kamu arahkan demi meraih masa depan. Setali dua ikat, ilmu dan jodoh pun bisa kamu dapatkan lewat UKM.
“Daftar UKM Gamelan, ah! Siapa tahu dapat jodoh penari cantik. Hehehe…”
ADVERTISEMENTS
6. OSPEK memang sudah kelar. Tapi bukan berarti kamu bisa tenang karena masih ada makrab UKM. HAHAHAHA! *Ketawa jahat*
“Hmmm… Makrab besok nginep nih. Pasti ada kumpul-kumpul tengah malam, terus habis itu kitanya dimarah-marahin.”
7. Tapi kamu juga bisa milih gak ikutan UKM atau organisasi apapun.
Kalau ini terjadi, biasanya kamu yang melakukannya adalah perantau jarak menengah. Kota asalmu terletak bersebelahan dengan kota tempat kuliahmu. Kamu yang melakukannya kadang gak cuma rindu orang tua dan rumah. Kamu juga punya motivasi terselubung:
“Pulang, ah! Waktunya minta uang saku nyak dan babe.”
8. Sama seperti ketika SMA, kuliah juga ada ujian (namanya UTS dan UAS). Bedanya, kamu gak bisa nyontek!
Jaman SMA, kamu bisa-bisa saja minta jawaban A, B, C, D, atau E ke teman sebangku. Tapi kalau kuliah, jangan harap! Pasalnya soal-soal yang kamu dapatkan adalah soal esai. Jawabannya pun tidak absolut dan harus persis seperti buku. Kebanyakan adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban berupa argumentasi-argumentasi kuat dan dapat didukung fakta. Welcome to the jungle!
9. Menjalani semester-semester awal, kamu bakal bosan mendapat teori terus.
“Teori dasar mulu. Kapan ya praktek ke lab-nya? Ngantuk nih!”
10. Semester selanjutnya, kamu bakal disibukkan dengan kegiatan di UKM. Dengan kata lain, kamu mulai jadi sok sibuk.
“Ikut event, iya. Jadi koordinator, juga iya. Tugas kuliah? Wah belum kelar nih!”
11. Yang gak sibuk di kampus, mungkin kerja part-time atau terima jadi mahasiswa kupu-kupu.
Yang kerja paruh waktu, akan buru-buru pergi ke tempat kerja usai kuliah. Cepet-cepet perginya biar bisa gantian shift. Sedangkan mahasiswa kupu-kupu, kegiatannya ya kuliah-pulang-kuliah-pulang. Selain itu, mungkin bersarang di perpus buat baca buku atau ngerjain tugas.
12. Mulai semester tiga ke atas, kehidupanmu tambah ribet. Kuliah praktek yang kamu tunggu datang juga!
Akhirnya kuliah gak cuma teori doang. Aplikasi ilmunya mulai kamu dapatkan kira-kira mulai semester ini. Meski begitu, tugasnya pun semakin ribet dan menuntut kamu ke lapangan dengan kawan sekelompok. Bahkan sampai perlu nginep dan lembur demi tugas. Kamu yang kerja paruh waktu atau punya tanggung jawab di UKM pun jadi dilema karena bentrok jadwal.
“Duh, kerjaan gue gimana ya?”
13. Ketika libur panjang tiba, kamu ogah jadi pengangguran. Yang pingin curi start dunia kerja milih magang di perusahaan.
“Daripada bengong di rumah dan gak dapat uang saku, mending magang aja ah. Siapa tahu bisa jadi orang sukses dan ternama.” Amin!
14. Tapi ada juga yang dilema. Enaknya pulang kampung atau tetep di kosan ya?
“Pulang kampung aja deh. Ada yang masakin sama kasih duit.”
Pilihan aman.
15. Karena kuliah dan urusan di luar kulih makin padat, setelah semester 4 kamu yang merantau akan ‘lupa’ sama kampung halaman.
Ibu : “Nak, kapan kamu pulang? Udah lama kamu gak pulang.”
Anak: “Mmm… Gak tahu deh, Bu. Jangan sekarang, ya?”
Ibu : “Kenapa? Kamu gak kangen ibu atau kamu udah punya pacar ya?”
Anak : “Tugas kuliah makin banyak, Bu. Terus jadi ketua di UKM. Uangnya tolong ditransfer aja ya, Bu.”
16. Urusan asmara? Hati-hati karena KKN bisa bikin kamu terlibat pada cinlok!
Awalnya biasa, sungguh ku tak menyangka
Dirimu ternyata membuatku cinta
Kuliah Kerja Nyata atau KKN memang kekuatan yang luar biasa. Lewat pertemuan dan kerjasama yang intens, KKN dapat menumbuhkan desiran-desiran cinta. Bahkan KKN berhasil menyatukan dua hati, sekaligus juga memutuskan dua hati yang sempat bersatu. Ajaib ya?
17. Gak berhasil dapat jodoh pas KKN itu gak ada apa-apanya dibandingkan stress ngerjain skripsi.
Saking ngeselinnya skripsi, ada juga yang mlesetin kalimatnya jadi SKRIPSH*T! Kalau kamu belum pernah merasakan skripsi, mendingan gak usah tanya gimana rasanya. Rasain aja sendiri nanti, hehe…
18. Susah payah berurusan sama dosen dan narasumber, akhirnya wisudamu kelar juga! Selamat!!!
Tapi, jangan keburu senang dulu karena PR selanjutnya adalah:
“Habis wisuda, aku mau ngapain ya?”