Pada dasarnya, yang kita lakukan di keseharian adalah berfilosofi. Punya makna yang cuma kita sendiri yang tahu. Kopi pun begitu, dengan perpaduan dan racikan yang pas, kenikmatan dengan filosofinya pun bisa tercipta. Filosofi Kopi, sebuah film garapan anak bangsa yang diangkat dari penulis dengan bakat yang tak diragukan, dengan mengangkat kopi dalam negeri yang nikmat.
Siapa yang rela melewatkan film epik yang digarap oleh Angga Dwimas Sasongko dan dibintangi oleh aktor dan aktris kenamaan seperti Chicco Jerikho, Rio Dewanto, Julie Estelle, dan masih banyak jajaran bintang lainnya. Karena setiap kopi punya filosofinya tersendiri yang didapat dari jatuh bangun dan perjuangan mati-matian. Setelah mendulang kesuksesan dan dibuat bangga dengan film dalam negeri, bersiaplah untuk dihibur dengan Ben, Jody, dan karakter lainnya di sekuel lanjutan, Filosofi Kopi: Ben & Jody!
ADVERTISEMENTS
Arti dari secangkir kopi yang tak sekadar biji hitam. Rasa khasnya menyimpan arti lebih dalam.
“Kopi itu bisa jadi apa aja. Jadi pacar, teman, bisnis, apa pun. Pernah dengar nggak sih istilah coffee break? Obrolan kopi yang rileks. Lemesin aja, lemesin..” – Chicco Jerikho –
Ada banyak minuman yang sudah tercipta yang bisa menghilangkan dahaga hingga menjadi penyemangat wajib tiap harinya. Kopi, salah satu minuman seduh yang bisa memberikan rasa dan ceritanya sendiri-sendiri. Tak hanya kumpulan biji hitam yang disimpan di karung putih, rasa tak sama dari proses penyeduhan yang berbeda, akan menghasilkan rasa yang sama.
Bermula dari kopi, pertemuan dan perbincangan seru dengan orang-orang terdekat atau dengan orang yang baru, menemukan keyakinan tentang cinta, atau pun bisnis, segala hal bisa terjadi. Karena dengan menyeduh kopi, suasana akan cair dan santai. Jadi, arti mendalamlah yang akan kamu dapat.
ADVERTISEMENTS
Bermula dari cerita pendek Filosofi Kopi, kisah Jody, Ben dan kedainya tercipta.
Sebelum film Filosofi Kopi bisa dinikmati pecinta film di tanah air, novel dengan judul sama yang lahir dari tangan Dee Lestari lah yang didapati di banyak toko buku. Dari mengangkat dan mengembangkan cerita pendek ini, visualisasi terbaik akhirnya terlahir.
Film itu mengisahkan tentang Ben dan Jody yang tumbuh bersama sejak usia 12 tahun dan sama-sama berjuang melunasi hutang dari kedai kopi bekas toko kelontong Ayah Jody. Ya, kedai kopi ini diberi nama Filosofi Kopi. Kenapa kedai Filosofi Kopi?
“Karena setiap kopi punya filosofinya sendiri. Setiap karakter dan arti kehidupan dapat kita temukan dalam secangkir kopi.”
-Ben
Ben, seorang barista yang ingin memberikan kenikmatan menyeduh kopi tanpa distraksi wi-fi, bersama Ben berusaha memberikan rasa kopi terbaik di Indonesia. Membeli biji kopi dari ragam wilayah di Indonesia hingga blusukan mencari kopi dengan rasa ternikmat pun rela dijalani.
ADVERTISEMENTS
Ben, ambisius dan selalu tercetus kata-kata yang tepat sasaran.
Sosok anak muda yang total dalam mendalami ilmu di dunia perkopian, membuat Ben menjadi sosok yang berani mengambil segala macam risiko. Memang, sudah dasarnya anak muda mengambil langkah berani dalam menentukan passion-nya. Meracik kopi-kopi nikmat dari biji hitam asli Indonesia adalah yang dipilih olehnya. Diperankan oleh Chicco Jerikho yang sudah nggak diragukan lagi kemampuan adu aktingnya, makin paripurna buat penonton terhanyut dalam cerita. Ditambah lagi kata-katanya yang tepat sasaran dan quotable, makin tak berdaya
dibuatnya.
ADVERTISEMENTS
Jody, yang nggak ragu memanfaatkan peluang. Untuk Ayah dan kedainya.
Dibuat pusing dalam perencanaan bisnis sudah menjadi hal yang menghiasi pikirannya tiap hari. Dikejar-kejar dan memberikan janji-janji kepada lintah darat yang memberikan bantuan modal ke toko kelontong milik Ayahnya pun harus dijalaninya tiap bulan. Ya, salah satu cara untuk melunasi lilitan hutang itu adalah menjadikan toko ini menjadi kedai Filosofi Kopi.
Mengimbangi Ben yang ambisius, Jody adalah sosok yang realistis nggak ragu memanfaatkan peluang yang sudah ada di depan mata. Perhitungan memang, tapi kalkulasi yang tepat bikin penonton sukses dibuat terbuai.
ADVERTISEMENTS
Masih tanya kenapa, nonton sekuel Ben & Jody ini harus ditonton segera nantinya?
Karena ini bukan hanya kita. [Film] ini buatan kalian semua. – Chicco Jerikho –
Semua orang bisa menemukan dirinya di sini. -Rio Dewanto-
Jika memang kamu masih butuh alasan untuk menantikan dan menonton sekuel lanjutan Filosofi Kopi ini, akan ada banyak alasan yang menjadi pendukungnya. Dengan menonton film garapan anak bangsa, kamu sudah memberi dukungan film Indonesia untuk tak henti memberikan karya terbaiknya.
Pengeksploran dalam mengemas cerita dan storytelling yang baru akan membuat kamu merasakan pengalaman yang berbeda nantinya. Pun setelah kamu nonton, keinginan untuk mencicipi rasa dari Ben’s Perfecto dan bayangan kenikmatan kopi Tiwus bisa kamu rasa saat berkunjung ke Kedai Filosofi Kopi. Dengan cara ini, secara tidak langsung kamu pun mendukung petani kopi di Indonesia.
Kita memperkenalkan kopi-kopi Indonesia. Memperkenalkan profesi barista. Barista adalah most wanted. Salah satu pekerja yang dicari. Seperti rockstar. Apa yang dia sajikan, rasanya seperti apa, dan petaninya siapa. Punya sesuatu yang menarik untuk diangkat.
Untuk menemukan apa yang dirasa oleh diri, bisa kamu dapat dari secangkir kopi. Karena yang ada dalam diri dan yang kita sukai punya filosofi tersendiri yang mencerminkan kehidupan kita. Kopi pun punya caranya sendiri untuk menyampaikan filosofi kehidupan, dari dalam cangkir.