Apakah kamu termasuk pencinta karakter putri di Disney? Kalau iya, tentu kamu tahu dong siapa saja putri Disney yang berhasil membangun mimpi-mimpimu di waktu kecil? Bahkan hingga sekarang mungkin kamu masih mengingat dan berharap suatu saat nanti bisa menjadi seperti putri yang kamu inginkan. Nggak cuma itu, film-film Disney Princess ini juga sampai sekarang masih bisa kamu nikmati karena memang dibikin nggak cuma buat anak-anak saja, tapi untuk semua umur.
Nah, baru-baru ini, ada seorang karakter putri Disney yang menjadi sorotan perhatian netizen Malaysia. Kehadiran karakter ini menjadi perbincangan di kalangan netizen setelah fotonya tersebar. Coba tebak, siapa putri yang punya rambut super panjang dan bercahaya?
ADVERTISEMENTS
Sebuah laman Facebook mengunggah foto buku cerita anak-anak berbahasa Malaysia dengan judul Tudung Rapunzelilah
Jika biasanya film Disney menghadirkan seorang putri dengan rambut super panjang dan bercahaya, maka di buku cerita satu ini kamu akan melihatnya secara berbeda. Sebuah laman Facebook bernama The Malaysian Feminist mengunggah foto yang memperlihatkan sampul depan sebuah buku cerita anak-anak berbahasa Malaysia. Alih-alih menunjukkan rambut panjang Rapunzel, malah seorang putri memakai kerudung panjang yang hadir di sana. Dan putri itu bukanlah Rapunzel, melainkan Rapunzelilah. Buku berjudul Tudung Rapunzelilah ini ditulis oleh Shah Bakri.
ADVERTISEMENTS
Unggahan tersebut akhirnya mengundang komentar yang nggak jarang bernada negatif, terutama dari netizen yang hanya melihat sampulnya aja
Kehadiran buku cerita anak-anak ini tentu menuai komentar dari netizen. Tapi sayangnya, komentar-komentar tersebut cenderung bernada negatif. Pasalnya, dalam cerita sebenarnya, Rapunzel membantu seorang pria masuk ke dalam rumah menaranya dengan menggunakan rambut panjangnya. Dan jika melihat gambar di sampulnya, Rapunzelilah dalam buku ini sepertinya juga akan diceritakan serupa. Makanya para netizen pun menganggap apa yang dilakukan gadis berkerudung ini nggak mencerminkan kerudung yang dipakainya.
Amanda Phuah Cheng Li: Tak boleh show rambut tapi bawa laki masuk rumah sorang diri…korang pikir lah
Jude Raca Agung: When you sooo fall in love with Disney’s but you have to put so much effort to keep it halal
Kaung Myat Htet: When showing your hair is a sin, so you let your Tudong down instead
ADVERTISEMENTS
Akhirnya seorang netizen meluruskan kesalahpahaman tersebut dengan menceritakan isi buku yang di-bully oleh netizen itu
Benar saja, komentar-komentar ini datang dari mereka yang nggak tahu apa isi buku itu sebenarnya. Mereka benar-benar menerapkan prinsip judge the book from the cover. Terbukti apa yang mereka tuduhkan adalah sebuah kesalahan. Seorang netizen yang sudah membaca buku tersebut akhirnya menceritakan isi sesungguhnya dari buku berjudul Tudung Rapunzelilah ini. Ia mengatakan bahwa buku ini intinya menceritakan tentang seorang gadis yang ingin menjadi Rapunzel. Namun, ia nggak bisa memanjangkan rambutnya seperti putri itu dan akhirnya ia menjahit kerudungnya sepanjang yang dia inginkan sampai akhirnya menyerupai Rapunzel.
Wafi: This story is about a girl ( student) wants to be Rapunzel, she always dreaming to find a prince in her life. First of all, she’s dreaming to be Cinderella but Cinderella can’t make her dreams to be real, so she decided to make her dreams come true by sewing her ‘tudung’ as long as she wants until be like Rapunzel. Her names is Ratna Puteri Nur Zelilah. This girl finally found someone This author ( my best friend since I was 13 years old ) got inspired from Rapunzel’s story and it’s totally different with the real story. But Malaysian just like some of you are too narrow-minded. I mean you’re judging book by its cover. I guess that’s why Malaysian being so proud with themselves.
Please, before said anything now he is a CEO of Vert&Lilac Publication in Malaysia which already sold their first published book named Seoulmate that already best seller.
And you, talk shit about him ???
Nah, ketahuan ‘kan kalau semakin banyak orang yang suka menyimpulkan sesuatu secara sembarangan. Padahal apa yang mereka pikirkan sama sekali tertulis di dalam buku tersebut. Jadi jangan pernah lupa istilah don’t judge a book from the cover.