Seperti yang sudah kita tahu, film besutan Legacy Pictures berjudul Kartini akan tayang beberapa hari lagi serentak di bioskop seluruh Indonesia. Kartini merupakan film biopik yang mengisahkan tokoh wanita Indonesia, Raden Ajeng Kartini. Film ini disutradarai oleh sutradara kondang Hanung Bramantyo dan diproduseri Robert Ronny. Film yang mengangkat kisah Kartini sebenarnya sudah pernah diproduksi dua kali. Film tentang Kartini yang pertama digarap oleh Sjumandjaja pada tahun 1982 berjudul sama, Kartini. Sementara pada tahun 2015, sutradara Azhar Kinoi Lubis membuat film berjudul Surat Cinta Untuk Kartini yang menggandeng Rania Putri Sari untuk memerankan Kartini dan Chicco Jerikho untuk memerankan Sarwadi, sosok lelaki yang mengagumi Kartini.
Nah film Kartini kali ini cukup mencuri perhatian netizen lantaran diperankan oleh sederet aktor dan aktris kondang seperti Dian Sastro sebagai Kartini, Ayushita dan Acha Septriasa sebagai Kardinah dan Roekmini (adik-adik Kartini), Reza Rahadian sebagai Sosro Kartono (kakak Kartini), dan beberapa artis senior seperti Deddy Soetomo dan Christine Hakim juga turut mendapat peran sebagai Ayah dan Ibu Kartini. Sebagai tokoh yang dinilai sangat kuat karakternya, tentu tidak sembarang orang dipercaya sang sutradara untuk memerankan sosok Kartini. Lalu bagaimana dengan Dian Sastro?
ADVERTISEMENTS
Sempat menilai Dian Sastro terlalu tua memerankan tokoh Kartini, Hanung Bramantyo akhirnya berubah pikiran
Dalam film tersebut, sosok Kartini diceritakan berusia 12-23 tahun. Oleh karena itu saat proses casting, Hanung mencari pemeran yang memang berusia sama dengan Kartini saat itu. Awalnya Dian yang berusia 34 tahun dirasa terlalu tua menjadi Kartini dan dipercaya memerankan tokoh lain. Namun, beberapa alasan lain membuat si sutradara berubah pikiran, antara lain karena Hanung menganggap Dian mewakili spirit Kartini yang feminis, mandiri, dan sepemikiran dengan Kartini. Selain itu Dian dinilai dekat dan peduli dengan pendidikan. Sebagai buktinya, Dian sempat menggagas sendiri program Beasiswa Dian yang diperuntukkan bagi pelajar-pelajar kurang mampu namun berprestasi.
ADVERTISEMENTS
Merasa berjodoh dengan karakter Kartini, Dian mengaku bersyukur mendapat kesempatan emas tersebut
Dian Sastro menjadi salah satu selebriti papan atas yang peduli terhadap emansipasi wanita dan dunia pendidikan. Menurutnya, perempuan dapat turut berperan untuk kemajuan bangsa. Perempuan harus mengejar pendidikan setinggi-tingginya karena menurutnya perempuan yang pandai akan menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya. Selain itu perempuan berpendidikan tinggi juga akan memiliki posisi tawar yang baik dalam kesetaraan gender dengan laki-laki. Senada dengan apa yang Kartini perjuangkan di zaman dahulu, hal ini membuat Dian merasa klop ketika diberi mandat memerankan sosok pejuang emansipasi, Kartini. Baginya, ia bisa ikut menyuarakan hak-hak perempuan melalui perannya tersebut. Harapannya sih tersebar luasnya film Kartini akan semakin membuka pemikiran-pemikiran konvensional mengenai kesetaraan gender.
ADVERTISEMENTS
Dian rela melakukan riset panjang untuk mendalami perannya sebagai Kartini
Sebagai salah satu tokoh pahlawan wanita Indonesia paling disegani, tentu literatur tentang sosok Kartini sangat banyak ditemukan baik di Indonesia sendiri maupun di luar negeri. Dian sebagai aktris yang dituntut mampu memerankan sosok tersebut merasa perlu membaca berbagai macam literatur tentang Kartini demi kedalaman perannya. Karya Pramoedya Ananta Toer Panggil Aku Kartini Saja, Gelap-Terang Hidup Kartini dari Tempo, dan kumpulan surat Kartini yang diterjemahkan Armijn Pane menjadi buku Habis Gelap Terbitlah Terang, adalah beberapa sumber yang telah dibaca Dian untuk mengulik kehidupan Kartini. Tak hanya karya anak bangsa, Kartini The Complete Writings yang diterjemahkan pengajar Monash University, Joost Cote, juga menjadi ‘santapan’nya. Buku tersebut diperoleh dari aktivis Kartini di Rembang karena tidak diproduksi di Indonesia.
ADVERTISEMENTS
Selain berusaha mendalami peran melalui literatur-literatur, Dian juga ‘meminta doa restu’ ke makam Kartini
Beberapa waktu lalu Dian mengunjungi makam mendiang R.A Kartini di Rembang, Jawa Tengah. Ia mengirim doa sekaligus ‘meminta doa restu’ agar filmnya sukses. Selain nyekar, Dian juga mengunjungi rumah suami Kartini yang masih orisinil dengan perabotan-perabotan lama yang tidak diubah. Lewat kunjungan tersebut, Dian berharap semakin bisa meresapi keadaan yang sebenarnya dialami Kartini di masa lalu.
Bagaimana nih menurut kamu? Apakah peran Dian Satro sebagai Kartini akan menuai pujian? Silahkan tonton sendiri ya tanggal 19 April 2017 besok 🙂