Rasanya saya perlu berterima kasih pada Gofar Hilman yang telah membawa nuansa lawas dalam kebahasaan secara lisan. Pasalnya, berkat kehadirannya yang kian populer ini, banyak warganet yang mulai menggunakan kata sekut, yang sering Gofar lontarkan dengan ekspresi takjub. Padahal, dalam konteks harfiah bahasa prokem, kata sekut itu berati takut, ciut, bingung, panik. Sementara Gofar menggunakan kata sekut untuk sesuatu yang keren, gokil, atau lucu (plesetan dari kata so cute).
Meroketnya kata sekut turut serta membawa kata atau istilah prokem lawas lain yang kembali naik daun seperti Didi Kempot. Nah, maka dari itu Hipwee Hiburan akan sajikan beberapa istilah prokem tahun 90-an yang sekarang lagi ngetren di media sosial. Simak nih, Kamus Medsos 5.0 dari Hipwee!
ADVERTISEMENTS
Berawal dari Gofar Hilman yang memopulerkan kata sekut. Begini artinya~
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya kata sabi hanyalah anagram dari kata bisa
ADVERTISEMENTS
Bukan prokem lawas, tapi kata santuy mulai digunakan di media sosial dengan makna ‘santai yang paling serius’~
ADVERTISEMENTS
Istilah skuy living juga bahasa kekinian yang dipakai untuk menggambarkan kesantaian orang Indonesia dalam berbagai hal
ADVERTISEMENTS
Nah, ogut atau go’ut ini adalah pronomina orang pertama. Kalau kamu ada yang nonton Lupus, pasti tahu deh 😀
ADVERTISEMENTS
Siapa yang sering pakai kata ini buat pacarnya? 😀
Sebagai bentuk persetujuan, kata yongkru atau yoi pace bisa kamu gunakan daripada cuma pakai kata oke atau ho’oh 😀
Kata boil juga populer di kalangan anak muda untuk mengartikan kata mobil
Mahasiswa zaman dulu yang mau minta rokok pasti akrab dengan kata ini 😀
Kata ini bisa juga digunakan untuk mengganti kata sekut sih
Untuk mengumpat agar lebih cute, pakai kata ini aja~ 😀
Kata lokit sebenarnya berasal dari bahasa Inggris look at yang dipelesetkan
Ada baiknya kamu dengar kata Rhoma Irama deh sebelum menggunakan kata ini~
Nah, kalau ada temanmu yang kebanyakan nokip, kata ini bisa kamu gunakan untuk menakut-nakutinya 😀
Bahasa memang dinamis, dapat berubah dan berkembang dengan berjalan seiringnya waktu dan para penuturnya. Makanya nggak heran kalau mulai bermunculan istilah asing yang kemudian bisa diterima dan barangkali bisa juga masuk dalam KBBI nantinya, sebagai bahasa cakapan. Saik nggak tuh?