Kamu Sudah Utuh! Berhenti Mengharapkan Pasangan yang Bisa Menggenapkanmu

Peran pasangan tak bisa dipandang sebelah mata. Ia adalah pendamping, pemberi saran, tempat bercerita, hingga rekan berdebat yang paling menyebalkan. Dengan kehadiran pasangan di sisi, terkadang kita merasa hidup sudah lengkap. Genap. Ada yang mendampingi.

Dampaknya, kita sering percaya pada konsep “Pasangan yang Melengkapi.” Seakan kita ini dilahirkan sebagai makhluk yang hanya dibekali separuh hati, hingga perlu kehadiran orang lain untuk menggenapi. Apakah kamu termasuk orang yang percaya pada konsep ini? Di artikel ini Hipwee akan memaparkan berbagai alasan kenapa kamu tak perlu menunggu pasangan yang bisa menggenapkanmu.

Sebab sesungguhnya kamu sudah utuh!

ADVERTISEMENTS

1. Selama Ini Kita Dibesarkan di Tengah Keyakinan Bahwa Tanpa Pasangan, Hidup Kita Tak Akan Sempurna

Katanya, hanya dengan pasangan  kita baru bisa merasa lengkap

Katanya, hanya dengan pasangan kita baru bisa merasa lengkap via kmhglobal.com

Kultur masyarakat kita memang menekankan pada pentingnya memiliki pasangan. Tak jarang ini membuat anak muda di akhir 20-an merasa dikejar target untuk segera menemukan pasangan dan menikah. Pasangan dianggap sebagai juru selamat yang bisa membuat seseorang lebih sempurna sebagai manusia.

Sedari kecil, kita dibesarkan dengan nilai bahwa seseorang baru benar-benar lengkap saat sudah dipersatukan dengan jodohnya dibawah ikatan pernikahan. Sebelum hal itu terjadi, kita masih tetap jadi seorang manusia yang hanya berjalan dengan separuh bagian hati. Ibarat proses menjadi kupu-kupu, individu yang belum menemukan pasangan tak akan bisa keluar dari kepompongnya.

Pertanyaannya, benarkah konsep yang selama ini kita yakini? Apakah memang kita baru bisa sempurna dan lengkap saat ada orang yang mendampingi?

ADVERTISEMENTS

2. Konsep “Pasangan yang Hadir Untuk Melengkapi” Sesungguhnya Hanya Pemanis di Berbagai Karya Seni

Konsep ini hanya pemanis saja

Konsep ini hanya pemanis saja via romiromiya.blogspot.com

Tentu kamu sudah sering dengar ‘kan lagu legendaris yang kerap diputar di acara pernikahan ini?

” I finally found someone, who knocks me off my feet. I finally found the one who makes me feel complete.”

Lagu tersebut menggambarkan manisnya proses menemukan pasangan. Bagaimana hidup seseorang seakan lengkap dan sempurna setelah bertemu orang yang akhirnya jadi pendamping seumur hidupnya. Gambaran manis yang selama ini kita percayai sebenarnya tak lebih dari pemanis untuk menciptakan punch line dalam berbagai karya seni.

Tentu tak menarik jika proses jatuh hati digambarkan biasa saja. Ngobrol, cocok, banyak menghabiskan waktu bersama, kemudian memutuskan untuk menikah karena merasa bisa hidup damai berdampingan berdua. Perlu sesuatu yang menggelitik, sebuah konsep besar nan manis yang bisa membuat penikmat karya seni percaya bahwa jatuh cinta memang selalu manis dan dramatis. Dengan begini, jatuh cinta selalu bisa “dijual.”

Lagu tentang jatuh cinta memang jadi bisa lebih manis, film tentang betapa seseorang merasa genap setelah menemukan cintanya memang selalu bisa mengaduk emosi. Tapi nyatanya, konsep itu tak lebih dari sekedar sakarin yang menawarkan rasa manis semu. Kamu yang mempercayai hal ini hingga rela menunggu kehadiran pasangan yang dipercaya bisa melengkapi hanya akan kecewa nanti.

ADVERTISEMENTS

3. Dengan Atau Tanpa Pasangan, Hidupmu Tak Akan Jadi Sempurna Dalam Semalam

Your life will still be imperfect

Your life will still be imperfect via www.jeongyi.com

Kamu tidak hidup di era Cinderella yang hanya butuh sedikit keajaiban dari ibu peri untuk mengubah hidupmu yang susah jadi bahagia seperti putri raja lewat satu jentikan tongkat. Kamu juga bukan Putri Salju yang butuh kecupan dari pangeran tampan demi membangunkanmu dari tidur panjang. Sesungguhnya, tak ada keajaiban yang bisa datang dalam semalam. Perubahan hidup menuju ke arah yang lebih baik juga tidak serta merta bisa ditawarkan oleh satu orang baru yang masuk dalam hidupmu.

Dengan atau tanpa pasangan, hidupmu akan tetap terisi berbagai emosi yang serupa. Kamu tetap akan merasakan lelah, sedih, kecewa, bahagia, bangga — tak beda dari kehidupanmu yang biasa. Kehadiran pasangan tak akan serta merta menawarkan perubahan yang membuatmu bertansformasi jadi manusia yang tak pernah merasakan emosi negatif dalam hidup.

Sesempurna apapun hidupmu, emosi-emosi negatif tetap akan menghampiri. Demi mendapatkan kehidupan yang baik, kamu memang perlu mengatasi berbagai ragam jenis emosi yang datang. Tak ada kehidupan yang hanya didominasi oleh hal yang selalu baik saja.

ADVERTISEMENTS

4. Berharap Pada Pasangan Untuk Menyempurnakan Hidupmu Menunjukkan Bahwa Kamu Enggan Bertanggung Jawab

Berharap pada orang lain demi kebahagiaanmu menunjukkan kamu tak bertanggung jawab

Berharap pada orang lain demi kebahagiaanmu menunjukkan kamu tak bertanggung jawab via www.youtube.com

Bukan jadi kewajiban siapapun untuk membuatmu bahagia. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dilahirkan dengan tanggung jawab tambahan semacam itu. Kamulah yang bertanggung jawab untuk membuat hidupmu sempurna. Di tanganmu lah pilihan-pilihan demi kehidupan yang lebih baik itu ada. Bukan di tangan orang lain!

Hanya berharap pada pasangan demi mewujudkan sebuah kehidupan yang bahagia nan nyaman justru menunjukkan kamu adalah pribadi yang malas dan enggan bertanggung jawab. Saat kamu berharap orang lain rela bekerja keras demi membuatmu bahagia, kenapa tidak kamu upayakan hal itu sendiri lebih dulu?

Kalau kamu saja enggan berusaha untuk kebahagiaan diri sendiri, apa yang membuatmu pantas diperjuangkan oleh orang lain?

ADVERTISEMENTS

5. Kamu Tidak Lahir Dengan Hati yang Bolong. Kamu Juga Bukan Puzzle yang Salah Satu Potongannya Hilang.

Kamu tidak butuh orang lain untuk menyempurnakanmu

Kamu tidak butuh orang lain untuk menyempurnakanmu via www.hannawedding.co.kr

Sedari lahir, kamu sudah dibekali dengan hati yang penuh. Pribadi yang genap dan lengkap. Di dalam dirimu, ada potensi yang bisa dilejitkan setinggi mungkin. Permasalahannya justru terletak pada konsep “belum lengkap sebelum dapat pasangan” yang kamu percayai selama ini. Tanpa sadar, keyakinan ini membuatmu terus merasa belum sempurna sebagai manusia.

Padahal sesungguhnya tak ada alasan bagimu untuk mengeluhkan hidupmu yang tak penuh.

Kamu sudah punya hati yang lengkap, dengan atau tanpa kehadiran pasangan. Kamu juga tidak terdiri dari potongan-potongan kertas yang harus dilekatkan demi mendapatkan gambar yang sempurna. Dari awal kelahiran, kamu sudah terbentuk jadi pribadi yang lengkap! Dengan pun tanpa pendampingan pasangan, kamu sudah genap.

ADVERTISEMENTS

6. Kunci Untuk Bisa Merasa Lengkap Itu Tak Jauh. Bukan Ada Pada Jodoh, Bukan Di Pasangan dan Pernikahan : SEMUANYA ADA DI DIRIMU!

Segala jalan keluar ada di tanganmu

Segala jalan keluar ada di tanganmu via hdlatestwallpaper.com

Saat kamu merasa hidupmu tak sempurna sebagai manusia, sesungguhnya pemecahan masalahnya tidak berada di luar sana. Satu-satunya yang bisa membuatmu merasa lengkap sebagai manusia adalah dirimu sendiri. Maka, sebelum buru-buru merasa dikejar tenggat waktu untuk segera memiliki pasangan — coba berhenti sejenak dan lihat kembali dalam dirimu.

Apakah selama ini kamu sudah berusaha sekuat tenaga demi mengejar impian pribadimu?

Sudahkah kamu mengerahkan seluruh kemampuan untuk memaksimalkan talenta yang kamu miliki?

Tepatkah teman-teman yang kamu pertahankan dalam hidup?

Temukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jika ternyata kamu belum berusaha dan salah memilih rekan-rekan yang mendampingimu dalam hidup, kehadiran pasangan sehebat apapun tak akan membantu. Kamu memang harus selesai dengan diri sendiri terlebih dahulu.

7. Hanya Menunggu Pasangan yang Diharapkan Bisa Menggenapimu Sesungguhnya Buang-Buang Waktu

Hanya menunggu sebenarnya buang waktu

Hanya menunggu sebenarnya buang waktu via koreanconceptweddingphotography.wordpress.com

Oh come on, daripada berharap pada pangeran berkuda putih atau putri cantik yang bisa membuat hidup sempurna kenapa tidak melakukan sesuatu saja? Bergeraklah! Kejar mimpimu, wujudkan harapan-harapan yang selama ini hanya ada di angan-angan. Tantang dirimu untuk mencoba hal-hal baru di luar batas kemampuan.

Hanya menunggu pasangan tanpa melakukan apapun sesungguhnya sama dengan membuang waktumu yang berharga. Kamu hanya punya satu hidup untuk dimanfaatkan. Tak sepantasnya harapan tinggi pada kehadiran pasangan yang konon menggenapkan membuatmu kehilangan semangat untuk berjuang.

8. Rayakan Kehidupan, Cukupkan Dirimu. Maka Rasa Cukup Akan Mengikuti

Jatuh cintalah pada dirimu sendiri banyak-banyak. Temukan hal yang paling bisa membuatmu merasa berarti sebagai manusia. Perasaan lengkap itu bisa datang dari mana saja: dari hobi, dari uluran tangan untuk membantu orang lain, hingga lewat sugesti positif yang kamu berikan pada diri sendiri saban hari.

Biarkan dirimu merayakan kehidupan. Berilah makan jiwa kecil yang selama ini kurang terurus dan kurang mendapat kasih sayang dalam dirimu. Lewat jalan ini, perlahan kamu akan merasa utuh. Terlepas dari ada atau tidaknya pasangan di sisimu.

9. Pada Akhirnya, Sebuah Hubungan yang Berhasil Tidak Terdiri Dari Dua Orang yang Saling Melengkapi. Melainkan Sepasang Manusia yang Sama-Sama Utuh

Dibutuhkan dua orang yang sama-sama utuh untuk membuat hubungan berhasil

Dibutuhkan dua orang yang sama-sama utuh untuk membuat hubungan berhasil via www.jeongyi.com

Saling melengkapi dalam hubungan cinta sesungguhnya tak lebih dari upaya penyesuaian semata. Pasanganmu suka membaca, maka mau tak mau kamu harus rela sedikit memelankan suara saat menelepon di sampingnya yang sedang asyik dengan buku. Saat pasanganmu suka belanja gaming equipment, kamu harus mau diajak hunting ke toko yang bisa menawarkan harga termurah.

Itulah arti saling melengkapi. Kamu dan pasangan saling membantu untuk melengkapi kebutuhan masing-masing lewat proses kompromi. Saling melengkapi berarti menerima kekurangan dan kelebihan pasangan dengan besar hati. Konsep saling melengkapi tidaklah absurd. Bukan berarti kamu harus memberikan semua yang kamu miliki demi menggenapkan pasangan. Jika ini yang terjadi, salah satu pihak yang bekerja lebih berat akan lekas mencapai titik jenuhnya.

Sebuah hubungan yang bisa berhasil membutuhkan keterlibatan dua orang yang utuh di dalamnya. Dua orang yang sama-sama mampu menghadapi berbagai paparan emosi yang menghampiri mereka. Dua orang yang bisa berdamai dengan hal-hal buruk pun baik yang ada dalam dirinya. Dua orang yang bisa dan mau bekerja sama, bukan hidup untuk saling tergantung satu sama lain.

Masih mau berharap pada pasangan yang bisa menawarkan keajaiban untuk membawa hidupmu ke arah yang lebih baik? Hey, ini bukan negeri dongeng. Keajaiban-keajaiban harus kamu ciptakan lewat upayamu sendiri.

Selamat memperjuangkan keutuhan dirimu! Semoga berhasil!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.