Ketika musisi memasuki fase proses kreatif menulis lirik, bab-bab mengenai kasus kekerasan sudah menjadi hal umum untuk ditulis. Menjelajahi sebuah situasi adegan kekerasan yang kemudian disulap jadi lagu itu pasti banyak melalui perasaan emosional. Sama halnya dengan penulis lagu cinta, musisi-musisi ini juga mengambil inspirasi dari kenyataan yang terjadi. Sepuluh lagu ini diciptakan dari kasus kejahatan yang mengerikan. Ada yang sudah pernah kalian dengarkan? Kenal nggak kasusnya apa?
Efek Rumah Kaca – Di Udara, menolak lupa terhadap kejahatan HAM di Indonesia!
Di kesan pertamanya, lagu ini terdengar mengisahkan seseorang yang terus diterpa ancaman dan teror dalam perjuangannya membela keadilan. Faktanya, lagu ini dipersembahkan untuk Munir, aktivis HAM yang tewas terbunuh di tahun 2004 silam. Sejak melodi gitar mengalun lirih namun menyayat hati, Efek Rumah Kaca sukses menyajikan nuansa mencekam di keseluruhan lagu. Lirik berbunyi “Ku bisa teggelam di lautan / Aku bisa diracun di udara” juga selaras dengan kenyataan bahwa Munir terbunuh diracun di pesawat terbang dalam penerbangannya ke Amsterdam, Belanda. Namun, hingga kini otak di belakangnya dan proses pembunuhan masih simpang siur.
Marjinal – Marsinah, sisi gelap pemerintahan orde baru.
Marsinah adalah seorang buruh yang ditemukan tewas di sebuah gubuk di tepi sawah Desa Wilangan, Jawa Timur, pasca melakukan aksi mogok terhadap sebuah perusahaan arloji. Marsinah, bersama sejumlah buruh lain, menjadi perwakilan untuk melakukan aksi runding dalam rangka menuntut perbaikan nasib yang merupakan hak kaum buruh. Di malam perundingan itu, Marsinah kemudian justru hilang, sebelum lantas ditemukan dalam keadaan nahas tersebut. Unit punk rock bernama Marjinal lantas mengabadikan nama Marsinah ke dalam sebuah lagu cadas yang sanggup membuat kita tak bosan terus mempertanyakan keadilan di era itu.
The Smiths – Suffer Little Children, kombinasi antara kejadian nyata dan semi-fiksi.
Diambil dari debut album dengan judul sama dengan nama bandnya, Suffer Little Children berisi detil tentang kasus pembunuhan The Moors yang bertempat di Saddleworth Moor, Manchester pada rentang tahun 1963 – 1965. Morrissey, vokalis The Smiths, terinspirasi untuk menulis lagu ini selepas membaca buku Beyond Belief: A Chronicle Of Murder And Its Detection karya Emlyn Williams. Ini adalah buku semi-fiksi tentang kasus pembunuhan ini dengan dengan alur maju hingga hari terjadinya pembunuhan. Saat dirilis, lagu ini tidak menuai kontroversi meskipun dengan sangat jelas nama asli dari 3 korban dalam kasus ini bisa dijumpai dalam liriknya.
Marilyn Manson – Get Your Gunn, seram mencekam.
Bagi yang tidak mendengarkan Marilyn Manson mungkin akan berpikir jika keseluruhan lagunya hanya berisi tentang kekerasan dan kekerasan doang. Lalu, ditulis secara dangkal. Namun, sebenarnya lirik dari musik-musik Manson ini jauh lebih cerdas dari apa yang diperkirakan. Get Your Gunn adalah salah satu contohnya. Bertajuk Portrait Of An American Family, lagu ini bercerita tentang pembunuhan dari dokter bernama David Gunn yang dibunuh oleh Micael Frederic Griffin. Yang membuat lagu ini lebih seram adalah karena di dalamnya terdapat selipan audio dari konferensi pers oleh politisi amerika Budd Dwyer yang membunuh dirinya sendiri dengan pistol di tengah-tengah acara yang berlangsung.
The Killers – Jenny Was A Friend of Mine, kisah seorang Jennifer Levin.
Ketika banyak orang menghubungkan The Killers dengan pop riang dan nada-nada ceria alternative rock, maka di 2004 mereka membalikkan persepsi itu dengan melepas lagu yang memiliki benang merah dengan arti nama dari band ini, “pembunuh”. Di lagu ini, Jenny adalah seorang Jennifer Levin, seorang remaja 18 tahun yang dibunuh di kota New York pada 1986 oleh Robert Chambers. Tubuh Levin ditemukan secara mengenaskan, digantung dengan kondisi setengah telanjang penuh luka lebam dan luka sobek.
Bob Dylan – Hurricane, terus menghantam ketidakadilan di dekade 60-an.
Lagu yang dirilis di tahun 1975 ini bercerita tentang kasus kriminal tanpa cerita seorang pembunuh. Faktanya, Hurricane merupakan lagu protes yang melawan ketidakjelasan hukum semena-mena pada orang kulit hitam pada saat itu. Lagu ini bercerita tentang Rubin ‘Hurricane’ Carter, seorang petinju kelas menengah yang dituduh bersalah akan kasus pembunuhan tanpa alasan. Pada akhirnya, Carter dipenjara selama 20 tahun. Dylan menilai ketidak-adilan dalam kasus ini sangatlah besar hingga akhirnya dia terinspirasi untuk menulis lagu ini, sebuah protes yang melawan kriminalisasi oleh sistem secara tidak adil dan rasis.
Bon Jovi – August 7, 4:15, nggak selalu lagu cinta.
Jika Bon Jovi terkenal dengan lagu kisah kasihnya, bukan berarti Bon Jovi takut untuk menyuarakan kisah nyata dari kasus kriminal parah. August, 7 4:15 diambil dari album pada tahun 1997 bertajuk Destination Anywhere dan terinspirasi dari kematian Katherine Korzillius, anak perempuan dari manajer Bon Jovi. Judul lagunya diambil dari tanggal kisah tragis ini terjadi. Pembunuh dari kasus ini sampai sekarang belum pernah ditemukan. Dan Katherine dipercaya telah diculik, dimasukkan kedalam sebuah van, dibunuh, lalu dibuang ke jalan, tragis.
The Decemberists – The Shankill Butchers, kisah jagal menjagal.
The Shankill Butchers diambil dari album keempat The Decemberist yang dirilis pada 2006 silam. Sebuah lagu dengan nuansa kelam yang bercerita tentang organisasi Ulster Volunteer Force di Utara Irlandia, sebuah kelompok simpatisan protestan bersifat militer. Para penjagal yang bertanggung jawab atas pembunuhan 23 orang ini mengaku membunuh para korban dengan cara yang sangat sadis, yakni dengan membelah leher korban dengan pisau daging.
Bruce Springsteen – Nebraska, penuh gejolak keputusasaan.
Nebraska adalah lagu yang diambil dari album Bruce Springsteen di tahun 1982 dengan atmosfer yang dingin dan kelam. Meskipun mayoritas lagunya diisi dengan kesamaan tema tentang keputus-asaan, beberapa ternyata memiliki tema yang lebih dalam. Lirik dari Nebraska diperlihatkan dari perspektif Charles Starkweather, seorang remaja laki-laki bersama pacarnya Caril Ann Fugate yang membunuh 11 orang dalam rentang 8 hari di tahun 1958. Pada lagunya, Springsteen memberi detil tentang pertemuan Charles dengan pacarnya sebelum mulai melakukan aksinya. Dipercayai jika Springsteen dalam menulis lagu ini telah terinspirasi oleh figur perempuan yang berdiri di tengah-tengah halaman rumah dengan memutar-mutar sebuah tongkat dalam film Badland karya Terrence Malick. Hal ini mendorong Springsteen untuk melakukan riset terhadap kasus aslinya dan menulis lagu mengerikan ini.
Nirvana – Polly, lagu sederhana ihwal upaya pemerkosaan remaja.
Lagu ini bukan tentang burung beo meskipun terdapat lirik ‘Polly wants a cracker’ di dalamnya. Polly merupakan sebuah lagu yang ternyata lebih kelam dari seperti bagaimana Nirvana membawakannya. Diakui oleh Krist Novoselic, bassist Nirvana, sang vokalis Kurt Cobain terinspirasi untuk menulis lagu ini setelah membaca sebuah artikel koran yang berisi berita tentang percobaan penculikan, penganiayaan, dan pemerkosaan terhadap remaja perempuan. Anak perempuan ini diculik oleh seorang pria bernama Gerald Arthur Friend setelah dia menawarkan tumpangan sepulang dari sebuah konser, yang tentu ini adalah jebakan. Untungnya, di akhir kasus ini, remaja perempuan ini berhasil kabur setelah mampu keluar dari mobil penculik saat berhenti di pom bensin.
Tuh kan, ternyata nggak cuma kasus-kasus “kriminal” perselingkuhan aja ya yang bisa dijadiin lagu. Tragedi-tragedi kriminal atau kekerasan mengerikan juga bisa diolah jadi karya-karya besar. Dan ngedengerinnya nggak kalah bikin emosional.