Kekonyolan-kekonyolan tentang cerita masa kecil memang menjadi perkara yang mungkin nggak ada habisnya jika dibahas terus. Pasalnya, sebagian besar dari kekonyolan yang ada dalam perjalanan hidup banyak orang terjadi di zaman anak-anak. Salah satunya adalah permainan-permainan yang kala itu sempat booming dan bikin hampir setiap anak punya keinginan untuk memilikinya. Seperti misalnya kacamata 3D atau tiga dimensi yang dulu katanya berguna banget buat nonton film biar berubah sensasinya jadi serasa tiga dimensi.
Seumuran anak-anak, siapa sih yang akhirnya nggak tertarik dengan rumor sesat satu ini? Belum beli aja udah kebayang-bayang gimana rasanya nonton kartun pakai kacamata tersebut dan kartunnya jadi berasa nyata banget. Makanya nggak heran jika zaman dulu sebagian dari kita rela mati-matian ngumpulin duit cuma biar bisa beli kacamata legendaris yang satu ini. Ada yang ingat nggak sih, masa-masa keemasan munculnya benda ini?
ADVERTISEMENTS
Jauh dari kata mewah dan teknologi canggih, dulu kacamata ini cuma sekadar dijual oleh pedagang mainan yang biasanya ada di area SD
Jika kamu belum pernah melihat bentuknya, sebenarnya kacamata tiga dimensi ini bisa dibilang jauh dari kata mewah apalagi berhubungan dengan teknologi yang canggih. Alih-alih dijual oleh toko elektronik atau di mall-mall besar, kacamata 3D yang dulu bertuliskan Wings pada salah satu bagiannya dengan tampilan warna kuning, merah, serta biru tersebut malah dijual oleh penjual mainan di sekitar area SD. Bahkan, trennya pun nggak main-main, bisa bertahan selama beberapa generasi. Makanya nggak heran jika kacamata 3D ini layak mendapat predikat sebagai salah satu barang legendaris di masa kecil.
ADVERTISEMENTS
Untuk membelinya pun sampai rela berdesak-desakan sama anak-anak lain satu sekolahan
Karena rumornya yang katanya bisa bikin film apa pun jadi tiga dimensi, dulu anak-anak SD selalu berbondong-bondong nyamperin penjual mainan buat beli barang unik yang satu ini. Udah kayak antrean sembako banget pokoknya, dulu rela berdesak-desakan sama anak lainnya satu sekolahan cuma demi mendapatkan barang impian tersebut. Kayaknya kalau udah punya tuh dulu rasanya jadi up to date banget, bisa bergaul dengan semua kalangan, nyambung kalau diajakin ngomong, dan tentunya punya kebangaan tersendiri.
ADVERTISEMENTS
Nggak jarang juga orang serumah ramai-ramai ikut penasaran terus dipakai nonton film bareng-bareng, habis itu nyeselnya juga ramai-ramai :’)
Orang kalau namanya udah penasaran mah pasti apa pun dicari tahu, termasuk kegunaan si kacamata legendaris tersebut. Rupanya dulu yang sempat pengin tahu tentang benda nirfaedah yang satu ini nggak cuma anak-anak aja lo. Bahkan, orang rumah pun nggak kalah penasarannya, apalagi kalau kamu sendiri dulu juga membelinya sepulang sekolah. Pasti malemnya langsung pada gantian ramai-ramai pinjam buat nonton film yang dimaksud dan bahkan dipakai juga saat nonton film lainnya. Setelah itu, baru deh nyeselnya juga ramai-ramai. 😀
ADVERTISEMENTS
Tapi namanya aja bohong-bohongan, mau dipakai kayak gimana pun tetep nggak ada bedanya. Udah gitu tetap aja kita beli lagi 🙁
Sebenarnya nggak cuma sekali atau dua kali kita dikibulin di masa kecil, mentang-mentang masih bocah. Tapi kayaknya perkara yang satu ini kalau diingat-ingat sih memang bikin geli sendiri dan nyesel setengah mati setelah sadar. Kenapa ya, kok dulu kita rela buat nabung dan ngumpulin uang berhari-hari tanpa jajan yang lainnya cuma demi buat beli barang nirfaedah kayak gini? Bahkan, beberapa dari kita dulu mungkin juga udah pada tahu kalau kacamata ini tuh cuma bohong-bohongan, tapi tetap aja dibeli karena udah terlanjur penasaran banget.
Lucu banget nggak sih, kita dulu sampai harus ngelewatin masa-masa kocak kayak gitu cuma karena pengen merasakan gimana sensasinya nonton film tiga dimensi, sekarang hal tersebut benar-benar bisa kita daparkan dengan mudah. Apalagi di bioskop-bioskop juga sering banget memutar film berjenis tiga dimensi. Masa lalu yang penuh sama perjuangan. :’)