Dilansir dari acara Silet, pasangan selebriti Anang-Ashanty menukaskan bahwa mereka sudah tidak ingin menambah momongan lagi. Bagi keduanya, empat anak sudah cukup untuk keluarga mereka. Keputusan ini sempat ditentang Aurel, si sulung, karena ia masih menginginkan punya adik kembar. Meski begitu, Anang dan Ashanty tetap memutuskan untuk tidak lagi menambah keturunan.
Keputusan ini diperjelas dengan rencana Anang untuk melakukan vasektomi, sebuah operasi kecil di area reproduksi pria yang efektif untuk mencegah kehamilan pada istri. Anang menunjuk dokter dari Singapura untuk menangani operasi yang akan dia lakukan ini sekaligus melakukan cek kesehatan lainnya.
Keputusan Anang untuk melakukan vasektomi tentu menarik, karena tidak banyak pria, terutama di Indonesia, yang memilih jenis kontrasepsi ini. Kebanyakan pria cenderung akan meminta istrinya yang ber-KB entah itu pil, suntik, maupun sterilisasi. Keputusan Anang untuk memilih dirinya yang akan ber-KB sepertinya patut diacungi jempol. Hipwee akan membahas lebih dalam tentang vasektomi dan kenapa keputusan Anang ini perlu jadi salah satu panutan. Simak ya!
Tidak seperti pria kebanyakan, Anang dengan jantan memilih vasektomi sebagai alat kontrasepsinya
Program Keluarga Berencana atau yang kita kenal dengan nama KB adalah cara yang digunakan untuk mengatur kehamilan secara efektif. Tujuan dari program ini adalah untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval antar kehamilan, menentukan jumlah anak, dan mengontrol kehamilan dengan umur suami-istri. Hal ini dilakukan demi mendukung upaya pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk.
Lumrahnya, wanita lah yang diminta untuk menggunakan alat kontrasepsi, seperti pil, suntik, implan (susuk), IUD, tubektomi, dll. Tapi Anang justru sebaliknya, ia lebih memilih vasektomi.
Apa itu Vasektomi?
Yaitu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan memotong saluran sperma (vas deferens) yang membawa sperma dari testis ke penis, akhirnya sperma tidak keluar bersama air mani saat pria ejakulasi. Vasektomi adalah satu-satunya alat kontrasepsi pada pria selain kondom.
Umumnya pria enggan melakukan vasektomi karena dianggap berdampak negatif pada gairah seksual pria, padahal itu mitos!
Anggapan bahwa vasektomi dapat memengaruhi gairah seksual pria hanyalah mitos. Meski melakukan vasektomi, pria tetap akan merasakan sensasi orgasme, ereksi, dan ejakulasi. Hanya ada rasa nyeri sementara di bagian testis sesaat setelah operasi dilakukan. Selebihnya tidak akan memengaruhi banyak hal, termasuk produksi hormon testosteron. Air mani pun tidak akan banyak berbeda, karena sperma hanya sebagian kecil dari air mani secara keseluruhan.
Selain itu, metode ini memiliki keunggulan sebagai prosedur yang aman dan minim komplikasi serta murah karena hanya dilakukan sekali seumur hidup. Efektivitasnya pun tinggi mencapai 99 persen.
Faktanya, justru wanitalah yang selama ini menanggung banyak dampak negatif akibat “dipaksa” melakukan KB
Pemaksaan penggunaan alat kontrasepsi pada wanita adalah salah satu bentuk ketidakadilan gender bagi wanita di bidang kesehatan. Banyak wanita yang dipaksa menggunakan alat kontrasepsi tanpa persetujuan, bahkan ada yang tanpa sepengetahuan mereka. Akibatnya banyak dampak negatif yang dirasakan oleh para wanita. KB suntik misalnya, seperti dilansir klikdokter.com, dapat membuat lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit atau tidak sama sekali, perdarahan tidak menentu, peningkatan berat badan, rambut rontok, tulang keropos, kelainan metabolisme lemak dll.
Penggunaan alat kontrasepsi yang lebih banyak diperuntukkan untuk perempuan (istri) dibandingkan laki-laki (suami) tidak lepas dari adanya budaya patriarki di mana laki-laki dianggap lebih berkuasa dibandingkan dengan perempuan. Perempuan tidak diberi kekuasaan untuk memutuskan metode kontrasepsi apa yang diinginkan, karena bergantung pada keputusan suami. Bukan keputusan bersama.
Ingat, Guys! Hamil itu tanggungjawab bersama, bukan hanya wanita saja
Meski perempuan yang memiliki kandungan, bukan berarti hanya perempuan yang bisa mencegah terjadinya kehamilan. Laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama terhadap kehamilan. Laki-laki punya sperma dan perempuan punya sel telur. Jadi penentuan alat kontrasepsi harus berdasarkan persetujuan bersama sesuai kebutuhan dan keinginan kedua belah pihak.
Untuk kamu para cewek, pengetahuan ini bisa jadi pembelajaran penting. Jika nanti kamu “dipaksa” menggunakan alat kontrasepsi yang ternyata menyakiti tubuhmu atau membuatmu tidak nyaman, kamu punya hak untuk menolak. Para cowok juga harus memahami bahwa mencegah kehamilan bukan hanya menjadi tanggungjawab perempuan, cowok pun harus berani mengambil langkah seperti Anang untuk menggunakan alat kontrasepsi di tubuh mereka sendiri.
Setiap metode pasti memiliki kelemahan entah itu yang diterapkan pada laki-laki maupun perempuan. Karena itu setiap keputusan yang diambil harus merupakan persetujuan kedua belah pihak, bukan pemaksaan kepada salah satunya.