Budaya merokok terus mendapat gempuran di Indonesia. Berbagai cara dilakukan untuk memangkas kemudahan mereka yang biasa nikmat menghisap campuran tembakau dan tar. Poster bahaya merokok, cukai rokok yang naik, pelarangan merokok di tempat umum, hingga gambar-gambar seram pada bungkus rokok diberlakukan negara.
Tapi, kebiasaan yang sudah dilakoni seseorang bertahun-tahun akan sulit diubah ketika orang tersebut belum punya niat. Di sisi lain, mereka yang sudah mantap berniat menjauhi rokok pun tidak selalu mendapat dukungan dari orang-orang sekitarnya. Akibatnya, berhenti merokok punya perjuangan rumit yang khas. Penasaran ‘kan gimana lengkapnya? Kira-kira, begini lho kisahnya…
ADVERTISEMENTS
1. Dulu, pertanyaan “Kapan mau berhenti merokok?” selalu bisa kamu jawab dengan santai
– “Hmmm…kapan ya? Ntar lah, kalau Lebaran Kucing!”
– “Ntar, kalau gw punya pacar.” (sambil nyari pacar yang gak bakal cerewet sama asap rokok)
– “Ntar deh kalau gw dapat hidayah!” (sambil pelan-pelan menjauhkan diri dari hidayah)
ADVERTISEMENTS
2. Ketika orang-orang sibuk kasih nasihat biar kamu berhenti merokok, ekspresimu adalah…
“Hmm…iya”
“Iya…iya…”
“Oke, deh…”
(Terserah lo aja mau ngomong apa, gw sih CUEK!)
ADVERTISEMENTS
3. Kamu nekat merokok sekalipun tahu bahayanya buat kondisi tubuh dan kantongmu!
ASSALAMUALAIKUM…
Bapak-bapak, Ibu-ibu…bisa dibaca bahaya-bahaya merokok di atas, ya!
WASSALAM! *sambil ngelinting dan nyalain kretek*
ADVERTISEMENTS
4. Kamu berdalih bahwa dengan merokok berarti kamu sudah membantu orang lain
Kamu: “Sebagai perokok, gue harusnya dapat gelar pahlawan bangsa, Sob!”
Temen: “Lhah, kok bisa?”
Kamu: “Gue rajin beli rokok, berarti gue nyumbang pendapatan negara, mempekerjakan buruh pabrik rokok sama pedagang asongan.”
Temen: “Wah…lo bener-bener udah kebanyakan ngerokok…otak lo udah mulai berasap, Bro…”
Kamu: “Kampret, lo!”
ADVERTISEMENTS
5. Nggak pernah terpikir buat berhenti merokok, entah kenapa…
ADVERTISEMENTS
6. Kamu mulai merasa bahwa merokok nggak lagi senikmat dulu
Pada suatu ketika…
Kamu: “Bro, minta sebatang, dong!”
Temen: “Ambil aja.”
Kamu: (Menyalakan rokok dan menghisapnya dalam-dalam) “Puih, kok nggak enak sih rokok, lo!”
Temen: “Gue mah enak-enak aja. Salah mulut lo berarti!”
Kamu: (Hmm…kenapa ya, kok nggak enak gini?)
7. Menyalakan pemantik dan membakar ujung rokok nggak bikin kamu merasa damai
“Huh, sebenernya apa sih faedahnya gue ngerokok?! Cuma buang-buang duit sama cari penyakit!” #KZL
8. Berusaha menghisap rokok sambil merem melek, tetep aja kamu merasa…hampa!
Hmm…lihat deh bibirnya Jay-Z! Seksi, ‘kan? (salah fokus, saking rokok udah gak jadi menarik lagi)
Pokoknya, sekarang ngerokok itu rasanya…ah, sudahlah!
9. Setelah merenung beberapa abad hari, akhirnya kamu bertekad buat berhenti merokok. Walaupun kamu tahu bahwa…
KOWE KUDU KUAT, GAN!!! (kamu harus kuat, Broh!)
8. Pertama, kamu harus bisa meyakinkan dirimu sendiri terlebih dahulu
Sehari-hari kamu hanya akan merapal:
“Aku pasti bisa…aku bisa…bisa…bisa!”
9. Faktanya, berhenti merokok lebih mirip kayak diputusin pacar. Kamu bakal susah move-on!
– selesai makan -> kok gw nggak ngerokok?
– minum kopi -> kok nggak ada rokok?
– mau boker -> rokoknya mana?
“Aku butuh kamu…” #sambil nangis lihat iklan rokok
10. Ketika melihat orang lain yang sedang merokok, kamu gelisah!
Cuma satu kata yang terlintas dalam pikiranmu: PENGEEEEEENNNNN!!!
11. Mencium aroma asap rokok, kamu merasa…SAKAW!
10. Punya uang tapi nggak bisa beli rokok itu rasanya…
KZL! KZL! KZL! KZL! KZL! KZL!
11. Ketika mendengar kamu berujar: “aku mau berhenti merokok”, tanggapan teman-temanmu adalah:
A. Kagum dan mendukungmu
B. Biasa aja alias nggak peduli…
C. Nggak mendukung dan malah nge-bully kamu!
Bahkan, kamu harus ekstra sabar ketika mendengar mereka berkomentar:
– “Wah, serius lo berhenti ngerokok? Kayak orang bener aja, lo!”
– “Ah elah, paling juga lo tahan 2 hari doang, Broh!”
– “Eh, lo bosen kalik. Coba ganti rokok merek lain biar nggak bosen!” <- temen model apaan nih?
– “Oke, lo nggak ngerokok? Pertemanan lo tipis! BHAY!”
*brb ngelus dada
12. Bergulat dengan diri sendiri dan godaan dari orang-orang di sekitarmu, kamu pun mulai menerapkan berbagai metode untuk bertahan!
A. Kunyah permen karet biar betah nggak ngerokok
B. Minum air putih banyak-banyak
C. Ngomong terus biar lupa sama rokok
D. Nggak usah ketemu siapa-siapa, diem di kamar aja!
13. Perjuangan buat berhenti merokok memang lebih sulit dari yang kamu bayangkan
Sejenak menghindari pergaulan teman-teman sesama perokok bisa jadi cara ampuh ketika kamu pengen berhenti dari kebiasaan yang satu ini. Tapi, kesulitan terbesar adalah ketika kamu nggak bisa mengendalikan dirimu sendiri.
14. Itulah alasannya kenapa banyak orang yang gagal ketika berniat berhenti merokok
Berhenti hanya dalam beberapa minggu, banyak perokok yang akhirnya menyerah dan kembali dengan kebiasaan yang bisa menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti jantung koroner, beberapa jenis kanker, hingga impotensi ini.
15. Tapi, sesulit apapun perjuangan yang harus dijalani, kamu yakin bisa bertahan
Keyakinan adalah yang akan menguatkanmu. Kamu harus percaya pada kemampuan dirimu sendiri untuk tidak kembali pada kebiasaan lamamu. Perjuanganmu kali ini memang pantas untuk dijalani.
16. Berhenti merokok bukan hanya baik bagi dirimu sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarmu
Setidaknya, orang-orang non-perokok yang ada disekitarmu akan terbebas dari bahaya perokok pasif. Sementara tubuhmu terasa lebih bugar dan napasmu akan lebih panjang saat kamu berhasil lepas dari ketergantunganmu pada rokok.
17. Ketika bisa lepas dari kebiasaan merokokmu, berarti kamu sukses membuat pilihan yang baik dalam hidupmu
Semua orang tentu berharap bisa punya umur panjang, hidup sehat dan bahagia. Berhenti merokok bisa jadi salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang diimpikan banyak orang tersebut.
18. Kamu tetap menghormati teman-temanmu yang merokok, kok. Bedanya, sekarang kamu juga bisa menghormati kesehatanmu sendiri.
Meskipun perjuangan berhenti merokok membuatmu berdarah-darah, ketika lukanya sudah sembuh kamu menjadi lebih kuat dan sehat dari dirimu yang sebelumnya. Kamu pun mulai menyadari bahwa kesehatan diri sendiri adalah harta yang berharga.
Di lain pihak, kamu masih berteman kok dengan mereka yang masih sering mengepulkan asap lewat mulutnya. Bagimu, sebagaimana mempertahankan kesehatan, merokok adalah hak orang dewasa sepenuhnya. Mau berbuat apa, asal tak merugikan orang lain, terserah mereka.
19. Apapun yang terjadi, kamu bangga dengan keputusanmu dan bertekad kuat untuk mempertahankan itu
Kamu sempat lupa kalau dulu kamu pernah bisa lari 10 kilometer tanpa merasa hampir mati. Kamu sempat lupa kalau malam bisa dinikmati dengan tenang, melihat langit sendirian tanpa ada selipan apapun di jari tangan. Kamu sempat lupa kalau uang jajanmu bisa digunakan untuk menonton konser musik, dibelikan celana baru, atau disimpan di rekening.
Berhenti merokok membantumu mengingatnya.
Setelah beberapa lama tak merokok lagi, bertambah kuatlah tekadmu untuk terus “membersihkan” diri. Apapun yang terjadi, kamu bangga dengan keputusanmu dan bertekad kuat untuk mempertahankan itu.
Nah, itu tadi sekilas tentang perjuangan mereka yang sedang berhenti merokok. Buat kamu yang mengalaminya, semoga tetap punya semangat, ya!
Jika saat ini kamu belum punya niat untuk berhenti dari kebiasaan merokok, tidak apa-apa. Hipwee tidak bermaksud menggurui. Asal kamu sudah bisa memperkirakan bahwa setiap keputusan yang kamu ambil tidak akan merugikan dirimu sendiri dan orang lain. Tetap semangat! 🙂