Baru-baru ini warganet digemparkan dengan tewasnya seorang siswa SMA di Jogja karena sabetan gir, Minggu (3/4). Peristiwa itu langsung menghebohkan warganet yang menyuarakan bahwa fenomena klitih makin meresahkan warga Jogja.
Untuk memberantas klitih yang merajalela, Polda DIY mengeluarkan kebijakan untuk menghapus istilah klitih. Pengertian klitih yang sesungguhnya adalah aktivitas jalan-jalan sore, mencari angin, sambil ngobrol-ngobrol. Di sisi lain, makna klitih yang dipahami masyarakat cenderung punya konotasi negatif.
Namun, kebijakan itu dinilai tidak menyelesaikan akar permasalahan yakni kejahatan jalanan. Akhirnya, warganet ikut merespons hal tersebut dengan komentar kocak mereka yang nggak habis pikir dengan kebijakan solutif itu.
ADVERTISEMENTS
1. Nggak pernah terpikirkan oleh kita bahwa memberantas klitih bisa semudah ini. Coba kalau diterapkan dari dulu, kan bisa motoran jam 1 pagi dengan tenang
ADVERTISEMENTS
2. Apapun masalahnya, solusinya tetap hapus istilah klitih. Mungkin kebijakannya memang terinspirasi dari budaya ganti nama anak karena sering sakit
ADVERTISEMENTS
3. Logika yang sama juga udah diterapkan ke istilah koruptor. Setelah diganti jadi ‘maling’, jumlah koruptor jadi berkurang nggak, ya? Serius nanya~
ADVERTISEMENTS
4. Ternyata banyak tindak kriminal yang bisa diatasi dengan aturan seperti ini. Makin optimis Jogja kembali berhati nyaman!
ADVERTISEMENTS
5. Beginilah kira-kira contoh percakapan sehari-hari warganet ketika mau berbuat maksiat. Langsung tobat karena patuh pada kebijakan pemerintah~
ADVERTISEMENTS
6. Nggak cuma solutif, kebijakan ini bahkan sampai membuat warganet insecure dengan diri sendiri. Kurang pinter sih kamu!
7. Warganet satu ini bahkan sudah merancang pelaksanaan kebijakan ini. Monggo pak bisa langsung dipilih mau pakai istilah yang mana~
8. Pergolakan batin ternyata juga dirasakan oleh pelaku klitih. Sungguh sudah nggak ada lagi alasan mereka untuk mengganggu masyarakat
9. Merumuskan kebijakan itu nggak gampang loh. Butuh kemampuan analitis dan penyelesaian masalah yang mumpuni. Bibit unggul bangsa seperti ini harus dipertahankan
Itulah beberapa komentar kocak warganet ketika menanggapi kebijakan penghapusan istilah klitih. Kamu yang tinggal di Jogja kira-kira setuju nggak nih dengan aturan tersebut? Atau malah punya usul lain yang lebih mutakhir?