Hai, mahasiswa! Apa kabarmu? Masih semangat kan menjalankan segala macam rutinitas kampus? Mulai dari kuliah rutin, kegiatan mahasiswa, KKN, hingga kewajiban meluluskan kuliah dengan skripsi?
Tahukah kamu dapat berkuliah adalah karunia yang harus kamu syukuri? Ada begitu banyak anak muda di negeri ini yang mendambakan untuk menempuh pendidikan hingga tingkat paling tinggi. Sayangnya belum semuanya mampu karena berbagai macam alasan. Entah itu biaya, keadaan, jarak, dan lain-lain. Untuk itu, manfaatkanlah masa kuliahmu kini dengan baik. Hal-hal di bawah ini akan membuatmu menyadari betapa nikmatnya kuliah di masa kini.
ADVERTISEMENTS
1. Di masa lampau, teknologi internet belum dikenal luas. KRS haruslah manual. Dosen pun harus dikejar untuk membubuhkan tanda tangan.
Mahasiswa dulu:
“Eh, itu Pak Budi kan? Buruan kejar buat tanda tangan!”
Mahasiswa sekarang:
“Eh, elu udah isi KRS Online belum?”
ADVERTISEMENTS
2. Coba tanya papa mama kamu. Sewaktu skripsi pernah gak salah sedikit, terus revisinya ngetik dari awal?
Mahasiswa dulu:
Salah sedikit, ulang dari awal halaman, ambil kertas baru. Duitnya lumayan!
Mahasiswa sekarang:
Salah sedikit, edit file. Selesai, print!
ADVERTISEMENTS
3. Jangan harap mahasiswa dahulu merasakan sejuknya AC!
Boro-boro ada AC. Meja, kursi, sama OHP saja Alhamdulillah! Seadanya aja tapi yang penting nancep ilmunya!
ADVERTISEMENTS
4. Kamus “malas nyatet” juga gak dikenal sama mahasiswa jadul. Soalnya mereka belum kenal flashdisk.
Mereka nyatat terus yang diomongin dosen. Sedangkan kamu kadang tidur di kelas, lalu mengcopy file dari dosen.
ADVERTISEMENTS
5. Bahkan dulu belum semua orang bisa mengenyam bangku kuliah. SMA aja udah bagus banget!
Lulus SMA, mereka gak pake galau-galauan. Langsung cari kerja atau merantau di ibukota.
ADVERTISEMENTS
6. Kalau mengerjakan tugas kelompok, kafe masih jarang dijadikan pilihan.
Pertama, belum ada laptop dan wifi. Kedua, kafe belum sebanyak sekarang. Ketiga, budgetnya mungkin gak sebanyak kamu.
7. “Ngapain ke perpus? Googling aja kan bisa!” Zaman beheula gak ada Google, nak.
Itu kan kata kamu. Mahasiswa dulu mah belum kenal google buat ngerjain makalah atau skripsi. Riset diperpus berlama-lama adalah pilihannya.
8. Meski ada nomor telepon rumah dosen, menghubungi gak pernah semudah BBM.
“Halo. Dengan kediaman Bapak Budi?”
“Betul. Siapa ini?”
“Ini Yanti, Bu. Mahasiswa bimbingannya Pak Budi. Pak Budi ada?”
“Oh, Pak Budi sedang ke Madiun. Minggu depan baru kembali. Ada pesan?”
“Tut tut tut…………….”
9. Mahasiswa dahulu kalau mau nyontek pas ujian gak bisa konsultasi sama Mbah Google!
Bayangkan kesulitannya pas ujian! Belum lagi kalau soalnya esai dan membutuhkan argumentasi-argumentasi pribadi.
10. Kamu harus bisa berkaca sama mereka, nih! Mereka kalau membolos bukan karena jalan-jalan ke mall atau nonton film terkini.
Tau gak? Mereka mati-matian membela nasib rakyat se-Indonesia sampai naik ke atap Gedung Senayan! Yakin sekarang kamu mau mengorbankan kesenangan hidupmu sampai seperti itu?
11. Mahasiswa dulu takut panas dan hitam? Mana ada ceritanya!
Kesenangan yang kamu dapat sekarang ini tak lepas dari peran-peran mahasiswa dahulu. Mereka memperjuangkan nasib bangsa agar bisa masuk ke era reformasi. Supaya kebebasan berpendapat bisa dijamin. So, say goodbye lah buat kamu-kamu yang masih galau karena hal-hal yang sesungguhnya tak perlu.
12. Kamu gagal ngejar cinta aja udah menyerah. Mahasiswa dulu mah sering harus dikejar aparat, tapi semangat memperjuangkan reformasinya gak pernah habis.
Kalau kamu ingat bagaimana tragedi 12 Mei 1998 terjadi, seharusnya kamu gak akan pernah berhenti bersyukur atas pendidikan yang telah kamu capai hingga kini. Ketika sejumlah mahasiswa berdemo dan menuntut Soeharto turun dari jabatannya, ada beberapa mahasiswa yang terpaksa meregang nyawa. Bahkan kasusnya belum bisa dipecahkan hingga kini. Mereka tewas di beberapa bagian tubuhnya demi memperjuangkan nasib bangsa Indonesia yang saat itu tengah carut-marut.
Masihkah kamu mau bermalas-malasan dan mengesampingkan pendidikan yang sudah sewajibnya kamu tuntaskan? Haruskah kamu larut dalam kegalauan, lantas lupa untuk mengembangkan diri demi kemajuan bangsa? Ayolah, pikirkan lagi! Setidaknya, kamu tidak perlu merasakan apa yang telah diperjuangkan para mahasiswa di tahun 1998.