Tuan-tuan dan puan-puan sekalian, datang ke pesta pernikahan terlalu sering memang agak mengerikan untuk perkembangan mental. Pasalnya begini, resepsi lekat dengan situasi hingar-bingar yang bikin pikiran makin penasaran. Pikiran ke mana-mana membayangkan berada di situasi yang demikian hiruk-pikuk. Namun, apa daya begitu kembali dari lamunan, pacar sudah meminta pulang, katanya enggak kuat, bikin pengen.
Nah, selain ada tipe jomblo berdasarkan caranya membalas chat, di dunia terdapat satu tipe pasangan, yakni pasangan kondangan. Mereka adalah pasangan yang tak henti-hentinya mendatangi ribuan pernikahan namun diri mereka tak segera naik ke pelaminan. Sungguh, itu bukan perkara sepele, sebab banyak tantangannya. Apa aja sih? Yuk simak!
ADVERTISEMENTS
1. Cuma bisa cengar-cengir dan kerepotan jawab pertanyaan : kamu kapan?
Satu hal pasti yang sulit dihindari adalah pertanyaan soal waktu bagi diri ini untuk segera naik podium. Entah mengapa, pertanyaan itu selalu muncul. Mungkin karena beberapa yang bertanya juga bosan melihat kedua pasangan ini yang tiada pernah absen datang ke acara kawinan. Atau bisa juga mereka penasaran soal status hubungan pasangan ini. Tapi ya apapun alasan pertanyaannya, tetap saja susah untuk dijawab, kalaupun sudah jelas. Misalnya tahun depan. Toh, hanya sekadar jawaban. Di ruangan itu, di samping meja siomay itu, pasangan ini tetap saja masih pacaran.
ADVERTISEMENTS
2. Ketemu pasangan kondangan yang lain. Bedanya, mereka sudah resmi, kamu masih semi. Padahal udah sekian puluh kondangan dilewati.
Nah, belum lagi kalau bertemu pasangan kondangan lain. Dulunya sih memang pasangan kondangan, tapi baru bulan lalu melangsungkan pernikahan. Mereka adalah pasangan yang pernah mengalami nasib yang sama denganmu. Namun, kini mereka sudah dewasa dan resmi menjalani utusan takdir. Beda halnya dengan pasangan satunya yang masih cengar-cengir ajah, belum resmi. Ibaratnya, yang lain udah dijajah Jepang, dirimu masih baper sama Belanda. Dengan kata lain, ketinggalan kereta. Agaknya sulit terkejar dan cuma bisa memasang muka merah malu rasa.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Atau lebih parahnya, malah datang ke nikahan teman yang dulunya berbagi rasa sebagai sesama pasangan kondangan. Peristiwa salaman cuma jadi ajang senyum-senyuman.
Lebih parah lagi kalau ternyata kamu juga sempat hadir ke nikahan temanmu yang dulunya jadi partner pasangan kondangan. Semacam gak percaya aja. Dulu masih ngantre bareng di depan meja es campur, eh sekarang kamunya yang malah menyantap suguhan dari dia. Memang, dunia berputar, namun sayang kamunya diam saja. Tapi tak apa, masih banyak pasangan kondangan lain yang sedang terjebak parkiran di luar sana.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
4. Pasangan lain udah mulai ngukur kebaya. Eh, kamunya masih sibuk jahit batik kembar untuk gonta-ganti acara kondangan.
Di saat yang lain udah ribut fitting sana sini, eh kamunya masih selaw aja cari batik alternatif untuk undangan berikutnya. Dan celakanya bertemu di penjahit yang sama. Terus mas penjahitnya bilang.
“Mas perasaan tiap bulan bikin batik baru?”
“Iya nih mas, mau jahit kebaya, takut masih lama pakeknya!”
“Oh gitu, baiklah…”
Nelangsa, mau jahit aja ragu-ragu karena takut didiamkan terlalu lama si kebaya. Giliran jakit batik PD aja, gak pake pusing kepala.
5. Kalau pacar udah pengen disalamin banyak orang. Kamu cuma bisa bilang : “sabar ya, yang”
Mungkin, selama ini pacarmu juga menahan perasaan soal mengungkapkan keinginan yang sebenarnya. Kau tahu, dalam hatinya berteriak minta tolong atas segala penantian yang tak kunjung dipertemukan oleh jawaban. Tentu saja, kamu tak memiliki senjata lain selain kata sabar yang selalu menggema di saat datang ke acara nikahan. Ya, kekasihmu memang tak pernah bosan, tapi bisa saja lelah setengah mati. Sebab, dia telah mengumpulkan nama-nama salon dan penjahit terbaik untuk menata dirinya secantik mungkin. Bukan tak mungkin kalau tiba-tiba dia pergi bersama yang lain.
6. Sempat dikira pasangan hemat. Rajin datang kondangan ternyata mengurangi pengeluaran makan.
Masalah eksternal juga kerap melanda pasangan kondangan. Terutama soal tuduhan-tuduhan dari pihak luar. Misalnya saja, pasangan kondangan dituduh tak memiliki urat malu dengan datang ke setiap pernikahan hanya demi menghemat pengeluaran makan. Namun, tetap saja tak segera naik ke pelaminan.
“Mas, perasaan udah hemat bertahun-tahun kok gak nikah-nikah sih?”
“Iya, cicilan banyak, sst ah cerewet.”
Tapi Tenang…
7. Tentu saja undangan nikahan banyak menumpuk di rumah. Nah, Gunakan itu sebagai contoh-contoh untuk membuat undangan cantikmu.
Ambil hikmah dalam setiap malapetaka. Kami tahu bahwa dirimu koleksi sekian ratus undangan pernikahan yang telah kamu datangi tanpa pernah terlewati. Nah, perhatikan baik-baik undangan tersebut. Baca design-nya, lihat bahannya, dan kalau sempat hina warnanya. Jadikan itu sebagai pelajaran untuk membuat undangan yang berkesan. Agar undangan-undangan itu tak bercecer di keranjang sampah karena kehabisan makna.
8. Selain itu, lidahmu terbiasa dengan aneka ragam catering nikahan. Hafalkan dan catat baik-baik agar suguhan di nikahanmu memiliki banyak pilihan.
Nah selain undangan, lidahmu juga sangat handal dalam mengidentifikasi kualitas catering dalam maupun luar negeri. Tak bisa dipungkiri, kemampuan ini didapatkan oleh pengalaman tingkat tinggi untuk selalu hadir di segala acara pernikahan. Nah, setiap pulang kondangan jangan lupa dicatat apa yang kurang dari suguhan di gedung siang tadi. Apa yang kurang asin, atau apa yang kurang banyak; atau bisa juga apa yang kurang mahal. Catatan itu dibuka kembali saat merencanakan pesta pernikahan, yang kami tahu itu pasti masih lama sekali.
9. Bisa juga kamu perhatikan gaun pengantin dan pendampingnya. Kalau ada yang bagus jangan ragu untuk tanya.
Gaun pengantin juga penting. Itu akan menjadi hari spesialmu yang begitu spesial. Jangan sampai mengenakan pakaian yang asal-asalan. Nah, dengan berpengalaman menghadiri pesta pernikahan, maka matamu memiliki selera yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pastinya, segala macam gaun penting yang mampir ke pandanganmu akan menjadi ide yang menarik bagi pestamu sendiri. Sambil salaman sama mempelai, coba deh perhatikan jahitan pakaiannya. Kalau bagus, tanyakan tempat menjahitnya, dan pastikan dapat potongan harga.
10. Gedung juga begitu. Ingat-ingat tempat resepsi terbaik menurutmu. Nah, jadikan itu sebagai bahan rujukan pernikahanmu.
Lokasi dan tempat resepsi juga penting. Percayalah, meskipun pasangan kondangan dikira pasangan yang super irit, sebenarnya mereka memiliki pengetahuan yang mumpuni soal tempat pesta pernikahan yang menarik. Jangan salah, matanya terbiasa mengkritisi acara kawinan sebab kebanyakan datang kondangan. Nah, gunakan peluang ini untuk memunculkan ide kreatif soal resepsi pernikahan yang cutting-edge dan tentunya anti-mainstream. Anak muda sekarang suka yang anti-maintream, kan?
11. Pasangan kondangan juga punya pengetahuan lebih soal dekorasi dan tata letak resepsi. Pernikahan mereka akan lebih baik dari pernikahan yang pernah didatangi.
Selain keputusan lokasi yang pas, dekorasi dan tata letaknya pun dapat diatur sedemikian rupa berdasarkan pelajaran yang dipetik dari pernikahan yang sudah-sudah. Ingat, pasangan kondangan masih akan sangat lama untuk menjalin pernikahan. Jadi, pasti pasangan ini memiliki waktu untuk merekayasa ide-ide cemerlang hasil dari perjalanan dari kondangan-kondangan yang tentunya menuai banyak hinaan.
12. Terakhir, kamu telah melihat beberapa pasangan yang menikah. Nah, boleh tuh jadikan si mempelai sebagai rujukan untuk pernikahanmu ke depan. Siapa tahu gagal sama yang sekarang. Ops!
Jadi begini. Gedung, Catering, Dekorasi, dan Gaun sudah semua. Sekarang giliran pelajaran terakhir yang dapat dipetik. Perhatikan mempelainya, cari tahu kepribadiannya dan kecocokannya dengan pasangan. Nah, kalau sudah tahu jadikan itu bahan rujukan untuk pernikahanmu nanti. Tiada yang tahu apakah kamu akan berakhir sebagai suami-istri atau berhenti di pasangan kondangan. Nah, pengalamanmu ke sana-kemari sangat membantu untuk memperkaya contoh partnert yang ideal.
Mohon, bagi para pasangan kondangan untuk tidak menyerah berperan sebagai pasangan yang akan selalu hadir dalam setiap pesta pernikahan. Sebab, kehadiranmu adalah secercah harapan bagi bangsa ini karena menunda menambahnya populasi. Tak perlu minder, kami yakin pernikahanmu akan istimewa hanya mungkin terlalu lama.