Sebagai generasi muda kekinian, kebanyakan dari kita tentu setuju kalau menonton televisi itu emang nggak ada manfaatnya. Ya, gimana mau bermanfaat kalau yang disajikan stasiun TV sehari-harinya cuma sinetron-sinetron macam ini. Belum lagi siaran beritanya yang cenderung nggak netral alias kelihatan banget kalau tiap stasiun TV punya kepentingan sendiri-sendiri.
Selain sinetron dan siaran berita yang justru bikin emosi, kita juga bakal menemukan satu program yang asli absurd banget namanya FTV (Film Televisi). Hayo, siapa nih yang hobi nonton FTV? Paling nggak sekali, dua kali, atau berkali-kali pasti pernah lah, ya?
Nah, kenapa FTV bisa dibilang absurd? Apa sih yang salah dari film-film televisi kita? Dan kenapa kita lebih baik berhenti menontonnya? Langsung simak aja, yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Asal punya wajah cantik atau ganteng, maka keberuntungan bakal berpihak sama kita.
Judul-judul andalan FTV Indonesia adalah…
“Tukang Mie Ayam Seganteng Brad Pitt”
“Tukang Sampah Cantik Itu Pacarku”
“Jodohku Sopir Cantik”
“Rebutan Pembantu Cantik”
Jadi, poin pentingnya adalah ketika kita punya wajah cantik atau ganteng, maka kita bakal beruntung. Jualan mie ayam bisa laris karena penjualnya ganteng. Jualan bubur keliling juga nggak kalah laris karena penjualnya cakep banget kayak artis.
Ya elah…kalau yang beruntung itu cuma mereka yang cantik atau ganteng, gimana donk nasib kita yang nggak cantik-cantik amat atau nggak ganteng-ganteng amat? Hehehe… Akhirnya, kita jadi makin percaya kalau kegantengan atau kecantikan adalah faktor penting dalam hidup.
“Nggak apa-apa deh nggak cerdas, yang penting cantik…”
“Nggak apa-apa deh nggak punya skill, yang penting ganteng…”
ADVERTISEMENTS
2. Cuma di FTV yang sekolah atau kuliahnya itu kelihatan nyantai. Cuma nongkrong di kantin terus pulang dan pindah ke mall.
FTV paling sering mengangkat kehidupan anak muda, biasanya yang masih sekolah atau kuliah. Tapi lucunya, sekolah atau kampus yang ada di FTV memang beda banget sama yang ada di kehidupan nyata. Sekolah mana sih yang nggak melarang siswa perempuannya pakai seragam atasan ketat plus rok super mini? Kampus mana juga yang memperbolehkan mahasiswinya pakai kemben atau tanktop?
Lucunya lagi, anak-anak sekolah atau mahasiswa di FTV nggak pernah kelihatan lagi belajar. Scene yang diambil pasti pas lagi nongkrong di kantin atau mall. Konflik ceritanya sih kalau nggak saling bully, ya rebutan cowok atau cewek terpopuler. Iya, FTV memang “cuma” hiburan kok. Tapi, gimana kalau anak sekolah di Indonesia modelnya jadi kayak FTV gini?
ADVERTISEMENTS
3. Perkara cinta segitiga, perjodohan, atau cinta yang nggak direstui orang tua. Pokoknya, kehidupan di FTV isinya cuma urusan cinta-cintaan.
Ide cerita yang muncul di FTV biasanya udah bisa ketebak. Pastilah nggak jauh-jauh dari urusan cinta. Entah itu konflik cinta biasa, cinta yang nggak direstui orang tua, soal perjodohan, atau cinta segitiga, segiempat, dan seterusnya.
Selain itu, banyak hal yang seringkali nggak masuk akal. Misalnya si cewek nggak sengaja nabrak si cowok dan kemudian mereka bisa sekonyong-konyong saling jatuh cinta. Serunya, si cewek ternyata berasal dari keluarga miskin, sedangkan si cowok adalah putra tunggal dari keluarga kaya raya. Nah tuh, udah ketebak ‘kan konfliknya bakal kayak gimana?
Biar ceritanya lebih seru dan lebih panjang dan makin nggak karuan, ditambah juga dengan adegan ketabrak mobil yang kelihatannya sepele tapi bisa bikin amnesia alias hilang ingatan. “Aku siapa? Aku ada dimana?” – biasanya jadi dialog yang khas banget diucapkan. Pokoknya cuma di FTV, dimana orang nggak ribut urusan pekerjaan atau cari uang buat makan. Yang penting cinta-cintaan!
ADVERTISEMENTS
4. Jadi kaya kayaknya gampang banget, ya? Nggak sengaja nabrak pengusaha muda yang ganteng, saling jatuh cinta, terus nikah…
Nah, kaitannya sama poin pertama dalam artikel ini bahwa kecantikan dan kegantengan adalah faktor penting dalam hidup, tokoh-tokoh di FTV juga biasanya gampang banget jadi kaya. Jadi begini nih ceritanya…
“Sebut saja Mawar, adalah cewek yang lahir di keluarga miskin. Mawar harus cari uang dengan cara jadi sopir angkot. Untungnya, si Mawar ini cantik banget. Nah ketika nggak sengaja angkot Mawar menabrak mobil, ternyata mobil yang ditabrak itu milik cowok ganteng yang sekaligus pengusaha muda kaya raya. Sempat ribut dan saling benci, mereka berdua malah saling jatuh cinta. Akhirnya, mereka pun pacaran dan memutuskan untuk menikah. Dan Mawar sekarang nggak perlu narik angkot karena sudah jadi orang kaya. Sekian.”
Sementara di kehidupan nyata, orang butuh waktu bertahun-tahun buat bisa meningkatkan level hidupnya. Nggak bisa kaya dalam semalam, kecuali kita menang undian berhadiah atau mungkin dapat warisan. Kalau jadi kaya bisa dengan semudah itu, bisa-bisa semua cewek pengen jadi sopir angkot! Hehehe…
ADVERTISEMENTS
5. Emang cuma di FTV yang akhir ceritanya pasti SELALU happy ending. Seandainya semua yang kita alami di dunia nyata juga berakhir bahagia. Puih!
Nggak perlu iba atau cemas dengan si tokoh malang yang ada di FTV, karena bagaimana pun mereka tetap bakal bahagia di akhir cerita. Konflik cinta yang nggak direstui orang tua tetap bakal berakhir dengan bahagia, termasuk yang tadi amnesia juga bakal sembuh menjelang akhir cerita.
Iya, FTV ‘kan cuma hiburan, wajar donk kalau akhir ceritanya memang selalu dibuat bahagia. Pastilah biar penonton juga ikutan bahagia. Sekali lagi, orang nonton TV itu tujuannya mencari hiburan yang bisa bikin mereka senang dan sejenak melupakan masalah atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Eits, tapi jangan keseringan nonton FTV lho! Karena semakin sering nonton FTV, maka kita akan semakin sering bermimpi. Bagaimana pun, kehidupan di dunia nyata itu nggak selalu seindah yang ada di televisi ‘kan?
Sesekali nonton FTV sih boleh-boleh saja. Tapi, jangan sampai keseringan hingga apa yang kita lihat bisa mempengaruhi pola pikir kita. Tapi lebih baik lagi, kalau kita berhenti nonton aja deh! Hehehe…
Kalau menurut pendapat pemain ftv Tyas Mirasih gimana ya?