Tanggal 31 Oktober besok, di luar negeri khususnya Eropa dan Amerika, ada sebuah perayaan yang dinamakan Halloween. Perayaan ini biasanya diikuti oleh anak-anak ataupun dewasa yang menggunakan kostum yang meniru hantu atau karakter tertentu. Sebenarnya, Halloween ini perayaan yang sudah ada sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun silam. Bangsa Celtic, yang pertama kali mencetuskan perayaan ini meyakini bahwa tanggal 31 Oktober merupakan hari di mana terbukanya pembatas antara orang mati dan orang hidup. Oleh karena itulah, mereka sengaja menggunakan kostum-kostum menyeramkan agar roh-roh jahat yang “keluar” mengira mereka adalah temannya. Tapi sepertinya, makin ke sini Halloween menjadi perayaan untuk seru-seruan, terutama bagi anak-anak yang mengunjungi tetangga untuk mengumpulkan permen dan cokelat.
Di Indonesia sendiri, perayaan Halloween memang nggak ada. Tapi sebagian orang menjadikan Halloween sebagai hari untuk seru-seruan menggunakan kostum sesuai dengan karakter tertentu. Meski niatnya cuma hiburan, tapi ada yang menyeriusi kejadian ini dan menekankan bahwa Halloween bukan budaya kita. Lucunya, warganet terutama rakyat Twitter, malah membahas ini dengan menunjukkan budaya kita yang sesungguhnya. Lucu sekaligus nyindir sih sebenernya. Simak, yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Mencintai orang yang nggak bisa dimilikin itu entah kenapa jadi “kebiasaan” orang banyak 🙁
ADVERTISEMENTS
2. Budaya anak kosan~ 😀
ADVERTISEMENTS
3. Saking banyaknya yang begini, sudah kayak budaya saja, ya~
ADVERTISEMENTS
4. Pedih sih, tapi nggak bisa dimungkiri 🙁
ADVERTISEMENTS
5. Gara-gara sinetron azab yang lagi populer nih
ADVERTISEMENTS
6. Budaya yang harusnya nggak boleh dilestarikan nih 🙁
7. Gemes nggak sih?
8. Siapa nih yang punya kebiasaan begini?
9. Halah, ini mah curhat colongan kali! *meski banyak juga yang ngerasain ini
10. Jam karet yang susah dihilangkan. Janjian jam berapa, datengnya jam berapa~
11. Kok yang ini bener sih? Makan satu kurang, tapi kalau dua kebanyakan 🙁
12. Basa-basi sih, tapi nggak gini-gini amat juga kali~
13. Paling sebel sama yang beginian. Ditegur, malah marah balik
Sebagian “budaya-budaya” di atas memang sering terjadi di kehidupan sehari-hari kita, bahkan sudah seperti kebiasaan yang nggak terpisahkan. Anggap saja tentang makan mi instan pakai nasi, atau tentang ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Meski bukan “budaya” dalam artian sesungguhnya, tapi kicauan tersebut menunjukkan kebiasaan-kebiasaan kita sebagai masyarakat Indonesia. Btw, budaya yang mana nih yang hingga sekarang masih kamu “lestarikan”? 🙂