Jika kamu atau keluargamu memelihara atau sempat merawat seekor anjing, ada beberapa hal dalam hidupmu yang hanya sesama pemelihara anjing yang tahu. Memang kelucuan dan kenakalan anjingmu itu bisa dilihat semua orang di jalan, namun jatuh-bangun memelihara hewan yang terkenal setia ini cuma bisa dibayangkan olehmu yang pernah merawat dan membesarkan mereka!
Nah, apa saja sih yang selama ini kamu rasakan sebagai tuan dari anjingmu? Artikel Hipwee satu ini bakal mengulasnya buat kamu!
ADVERTISEMENTS
1. Rasanya, baru kemarin kamu pertama kali melihatnya dan jatuh cinta
Pertama kali menggendong anak anjing mungil yang memikat hatimu itu, kamu bertingkah layaknya sedang mendekap bayi. Wajahnya tak bersalah, menggemaskan dan dibalut rasa pasrah. Sesekali ia menganggukkan kepala, mengendus, dan menggonggong karena penasaran padamu, tuannya yang baru.
Kamu takjub pada dirimu sendiri. Begitu mudah kamu dibuat lumer oleh hewan mungil itu. Rasanya seharian ingin kamu habiskan dengannya. Meski belum pernah mengenalnya sebelumnya, kamu sudah ingin membuatnya bahagia dan melindungi dirinya dari marabahaya. Apa itu kalau bukan jatuh cinta?
ADVERTISEMENTS
2. Tapi biarpun kamu jatuh cinta, hari-hari pertama bersamanya kadang membuatmu hampir gila
Namanya juga masih baru. Saat dibawa pertama kali ke rumahmu, yang ia lakukan mungkin adalah mengendus dan mengeksplor ke segala penjuru rumah. Dia gak peduli meskipun kamu kerepotan mengejarnya atau menyusul langkahnya. Tak jarang pula, dia langsung menandai daerah teritorialnya dengan tiba-tiba pipis atau pup! Aaaaggghhh…
Mama: “Kak, itu Leon pipis di dapur! Kakak pel dulu, gih!”
Kamu : “Duh. Oke Ma.”
5 menit kemudian
Papa : “Kak, itu Leon pup di ruang tamu. Dibersihin, cepet!”
Kamu : “Iyaaa…”
10 menit kemudian
Adek : “Kak, itu kayaknya Leon pipis di kasurmu deh! Iiih… Bauuuu… Hahahaha!”
Kamu : *banting alat pel*
Tapi ada juga tipe anjing yang penakut, sehingga sewaktu pertama kali masuk ke rumah dengan ragu dan malu. Tak jarang pula ia menangis mencari induknya.
Kamu sampai berpikir apakah harus membeli induknya sekalian agar dia berhenti menangis. Belum kamu sadari, kamulah yang bertransformasi menjadi induknya kini. Kamu yang wajib terjaga untuk menenangkannya di malam hari. Kamu pula yang wajib mengurut dada dan menyingsingkan lengan baju untuk bersih-bersih, karena anjing mungilmu itu belum bisa memahami perintah dan masih sering pup serta pipis sembarangan 😉
ADVERTISEMENTS
3. Kamu tumbuh bersamanya. Kamu pun mulai punya beberapa kebiasaan baru setelah banyak menghabiskan waktu dengan dia.
“Besok sore lowong gak? Anterin gue beli baju yuk.”
“Waduh, besok sore gue jogging, ga bisa.”
“Lah, sejak kapan lo suka jogging?”
“Sejak punya Marshall lah…”
Memiliki anjing tanpa sadar membuatmu mempunyai banyak hobi baru. Dari sekadar berjalan-jalan sore agar kamu bisa melihatnya melompat dan bergerak gembira, hingga menggodanya dengan melempar berbagai berbagai barang yang spontan akan ia kejar.
Di sela-sela tugas sekolah dan rasa frustrasi yang kamu bawa dari luar rumah, kamu akan menyempatkan diri duduk di lantai dan memeluknya dengan santai. Bukan tak mungkin kamu juga merekam video iseng tentang anjingmu. Kartu memorimu penuh dengan foto anjingmu dalam berbagai posisi, dari yang membuatmu meringis gemas sampai yang terpingkal-pingkal tertawa bagai halilintar. Kamu juga bisa menghabiskan berjam-jam di internet cuma untuk mencari inspirasi untuk mendandaninya dengan topi, baju bayi, dan kacamata.
Bahagia itu sederhana, dan sederhana itu bahagia. Sesederhana mengamati tingkah lucu anjingmu yang bisa membuatmu tertawa.
ADVERTISEMENTS
4. Hanya sedikit yang bisa melampaui rasa bangga jika kamu berhasil melatihnya
Waktu teman kamu lagi main ke rumah…
Kamu : “Gogo sini, sit!”
Anjingmu mendekat, kemudian duduk.
Temanmu : “Wuiiih… pinter banget sih si Gogo!”
Kamu: “Iya dong, siapa dulu yang ngajarin?” *benerin kerah, senyum jumawa*
ADVERTISEMENTS
5. Lama-lama, anjingmu pun “keluar aslinya” dan bisa bandel juga!
“Astagaaaa… Ini tanaman mawar Mama kok berantakan begini? Leooooooon!!”
“Pa, kaos kakiku dimana ya? Kok ilang sebelah ya?”
“Lho, ini Papa habis ngepel kok lantainya kotor lagi kena tanah?”
“Pak, Bu, permisi… Ini anjingnya kemarin pup sembarangan di pekarangan saya.”
Layaknya berpacaran, sebenarnya kesetiaanmu bakal benar-benar diuji ketika anjing kesayanganmu itu kumat kenakalannya. Seberapa jauh sih kamu bersedia buat tabah hati? Apakah komitmenmu masih sama seperti saat melihatnya pertama kali?
ADVERTISEMENTS
6. Waktu memandikan dia pun bisa dibumbui oleh drama…
Mama : “Dek, Gogo dimandiin dulu! Udah bau itu!”
Kamu : “Yah, Ma… Aku baru aja mandi nih… Besok aja deh. Kalau mandiin dia sekarang ‘kan aku mesti mandi lagi…”
Memandikan anjing itu kayak jihad, Bro! Gimana nggak, kamu mesti usaha ekstra karena anjingmu bisa menolak mandi dan lari terbirit-birit. Gak jarang pula dia bakal bersembunyi di kolong meja atau kasur. Saat kamu berhasil menyeretnya ke tempat mandi dan mengguyurnya dengan air, dia akan menggoyangkan seluruh badannya dengan heboh dan bikin kamu BASAH KUYUP. Dia pun bisa aja akan berdiri dan menyandarkan tubuhnya yang basah ke tubuhmu. Mau gak mau, pasti kamu harus ikut mandi juga habis itu!
7. Nggak cuma memandikan dia yang berbalut drama. Membelikan makanan untuknya pun bisa paaanjang urusannya! 😉
Kamu sama pacar lagi di pet shop
“Yang, aku pengen beliin dogfood buat Cleo nih. Yang mana ya?”
“Yang ini aja, yang bungkusnya kuning.”
“Ah, itu kualitasnya kurang bagus, Sayang. Ntar kalo Cleo sakit gimana?”
“Yaelah, kalo bikin anjing sakit gak bakal dijual juga kali. Ya udah itu aja yang merah.”
“Aduh itu yang merah bagus sih… Tapi mahaaal. Bentar deh aku pikir-pikir dulu.”
— 30 menit kemudian —
“Duh Sayang kamu jadinya pilih yang mana? Jangan lama-lama dong mikirnya!”
“Mmm… Ya udah deh yang kuning aja… Ehehehe.”
“Zzzzzz!” *garuk-garuk kepala pake sekop*
Punya anjing memang cukup merepotkan, tapi alam bawah sadarmu berkeinginan memenuhi segala kebutuhannya. Terkadang kamu pun sengaja menyisihkan uang saku atau uang gajimu demi membelikan keperluannya. Saat berbelanja juga pusing, karena kamu harus senantiasa biasa menyesuaikan kebutuhannya dengan budget yang kamu punya. Ribetnya ngalahin urusan milih-milih susu formula buat bayi lah!
8. Di balik kenakalan dan segala kerepotan dalam merawatnya, marah pada anjingmu adalah hal yang mustahil
Gimana bisa marah kalau wajahnya melas gituuu?
Ah, anjingmu memang punya seribu wajah yang semuanya lucu. Belum lagi ketika manjanya kumat sehingga dia menguntitmu kemanapun kamu pergi. Dia minta dibelai, disisir, atau diajak bermain. Bahkan terkadang dia akan mengekor di belakangmu. Kamu ke dapur dia ngikut, kamu ke kamar tidur dia juga masuk, bahkan waktu ke kamar mandi dia bakal setia nungguin di depan pintu. Ibaratnya pergi ke ujung dunia pun dia akan dengan senang hati mengikutimu.
9. Kewajiban utamamu adalah melindunginya, memastikan bahwa ia tahu kamu ada untuknya
Sore-sore di depan rumah, kamu lagi nyiram tanaman
Anak-anak yang lagi lewat depan rumah: “Eh ada anjing! Diisengin yuk!”
Kamu : “APA? MAU APA?” *ngarahin selang air ke anak-anak
Anak-anak : “Kabuuurrr… Kaburr woooyyy… Emaknya galak!”
Semakin lama kamu menghabiskan waktu bersama anjingmu, kamu akan merasa semakin mencintainya. Bahkan terkadang kamu mulai sedikit protektif terhadapnya. Kamulah yang akan pasang badan ketika tetangga sebelah menganggap anjingmu ancaman, atau anak kecil sekeliling rumah ingin menggodanya dan melemparinya dengan batu.
Kamu pun akan merasa geli campur iba ketika anjingmu lari terbirit-birit mendengar petir. Ketika seluruh tubuhnya tiba-tiba gemetar hebat ketika ada guntur menyambar, tak ada yang lebih kamu inginkan selain memeluknya. Kamu adalah induknya. Kewajiban utamamu adalah melindunginya, memastikan bahwa kamu selalu ada untuknya.
10. Kamu selalu ingin bersamanya, karena kamu tahu… ia pun ingin bersamamu pula
Anjingmu bisa menjelma menjadi tempat nyaman untuk bersandar ketika kamu membutuhkan pelukan. Bahkan, mereka juga akan menyediakan telinga sebagai tempatmu berkeluh kesah. Saat kamu sedih atau menangis, mereka akan datang menghampiri dan menyandarkan kepalanya di pangkuanmu. Sekadar tanda bahwa dia peduli, dan selalu ada untuk mengemban bersama beban beratmu.
11. Jika kamu harus ke luar kota dan meninggalkannya, kamu ingin memastikan bahwa dia terjaga
Ada saatnya kamu harus pergi dari rumah untuk kuliah atau bekerja di luar kota. Jika banyak orang ragu meninggalkan tempat tinggal mereka atas alasan pacar atau pasangan, rasa berat akan menggelayuti hatimu justru karena anjingmu itu.
Ada saja yang akan mereka lakukan untuk mencegah keberangkatanmu. Mereka mulai gusar ketika kamu mengepak tas dan mengenakan jaket, menggonggong keras-keras untuk mencuri perhatianmu, bahkan menangis karena melihatmu membawa koper dan meninggalkan rumah.
Mana bisa kamu meninggalkan dia begitu saja?
Ketika kamu teleponan sama Mama…
“Halo Kak, udah makan?”
“Udah Ma. Kalo Molly udah ‘kan Ma? Udah dikasih dogfood sama vitamin?”
“Lah, kok langsung nanyain Molly? Mama sama Papa malah gak ditanyain kabarnya.”
“Ehehe…”
12. Karena itu, kamu mungkin akan menyalahkan diri sendiri ketika dia kabur dari rumah
“Kak, Ciko lepas lho.”
“Hah? Kok bisa?”
“Iya, tadi pas Mama buka gerbang dia langsung lari ke luar. Tapi paling juga dia cuma keliling komplek doang kok. Udah, Kakak makan dulu sana!”
*bukannya masuk dan makan siang, kamu malah pergi ke luar dan sibuk nyari Ciko*
Rasa was-was, gemas, menyalahkan diri sendiri, dan marah bercampur menjadi satu ketika anjingmu pergi meninggalkan rumah.
Gimana kalau dia nggak ngerti arah jalan pulang?
Gimana kalau dia ketemu hewan liar yang tidak ramah?
Gimana kalau dia bertemu orang yang membencinya, atau yang paling buruk… gimana kalau ada yang membunuhnya buat dimakan?
Tak pernah serajin itu kamu berdoa, cuma agar dia cepat ditemukan.
13. Rasa khawatir yang sama pun menyergap ketika dia mendadak lesu dan tak nafsu makan…
Dari sosok yang paling ceria dan nakal di rumah, anjingmu berubah jadi murung dan lesu. Tak ada yang bisa membangkitkan semangatnya; kamu bahkan harus patah hati karena dia menolak halus ajakanmu bermain. Daripada bercanda denganmu, dia lebih memilih tidur,
Nafsu makannya hilang. Wadah minumnya saja tak tersentuh, apalagi makanannya.
Anjingmu telah menua. Sisa harinya di dunia ini tak sebanyak yang kamu kira. Ini adalah hari yang kamu tahu akan terjadi; dan hari yang selama ini paling tidak ingin kamu pikirkan. Tapi kamu tak bisa lagi terus ketakutan. Sejak pertama kali memutuskan menjadikannya bagian keluargamu, kamu memang dituntut sadar bahwa hidupnya tak akan sepanjang harapan hidupmu.
14. Setelah dihembuskannya napas terakhir, hatimu berlubang menyadari ia tak akan lagi hadir
Dia ‘kan cuma anjing, Kak.
Sudah, nggak apa-apa… daripada dia sakit terus, ‘kan?
Sekarang ‘kan dia sudah tenang.
Kamu benar-benar tidak suka kalimat “dia cuma anjing” yang dilontarkan banyak orang setelah sahabat setiamu meninggal. Seolah kamu tak pantas bersedih atas kematiannya karena dia bukan manusia! Sementara jika ada yang kamu pelajari dengan merawatnya selama ini, itu adalah fakta bahwa hewan sepertinya juga memiliki jiwa.
Perilaku sederhananya lah yang selama ini menghiburmu. Ia membuatmu bahagia dengan menjadi sahabat tulusmu. Kamu tak peduli bahwa dia bukan manusia; pun tak keberatan bahwa kalian tak berbicara bahasa yang sama. Pada dia, kamu bisa bercerita apa saja. Di balik segala kenakalannya pun kamu tetap ingin dia bahagia. Bukannya ini yang namanya cinta? Kenapa orang lain tak mengerti dan sibuk menasihati bahwa “dia hanya anjing” saja?
Kamu tidak pernah tahu sebelumnya bahwa kamu bisa sekhusyuk ini berdoa.
15. Biar bagaimanapun, kamu telah belajar banyak dengan merawat mereka. Tak ada setitikpun penyesalan disana.
Meski hari-harimu tanpanya tak akan pernah sama, kamu tak menyesal pernah mencurahkan hidupmu untuknya. Bahkan hingga hari ini, kamu masih ingat kok saat pertama kali melihatnya dan jatuh cinta. Ia mengajarkanmu makna kesetiaan, ketulusan, dan pentingnya pengorbanan. Tak peduli siapa ia, ialah yang mengajarkanmu cara menjadi manusia.
Nah, sudahkah kamu memeluk dan mencium anjing peliharaanmu hari ini? 🙂