Sebelumnya, Hipwee pernah bikin artikel tentang hal-hal yang bikin kamu dari dulu bertanya kenapa tapi tetap malas cari tahu jawabannya. Padahal, Si Sakti Google hampir pasti bisa menjawab rasa penasaranmu itu lho!
Nah, karena masih banyak hal lain yang di dunia yang mungkin bikin kamu penasaran, Hipwee bikin artikel bagian kedua nih. Yuk, simak!
ADVERTISEMENTS
1. Mayoritas Warga Negara Bekas Jajahan Inggris Bisa Bahasa Inggris. Kenapa Kita Nggak Bisa Bahasa Belanda?
Di Afrika Selatan yang jadi jajahan Inggris menetapkan bahasa Inggris sebagai ‘bahasa resmi’. Bahkan, mereka juga mengakui keberadaan bahasa Afrikaans (keturunan Belanda di Afrika).
Sementara, Vanuatu yang pernah dijajah secara bersama-sama oleh Inggris dan Perancis juga melakukan hal yang sama. Vanuatu menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Perancis sebagai bahasa resmi dan bahasa pendidikan.
Belanda memang punya politik bahasa (language policy), yaitu taktik untuk membatasi pengguna bahasa Belanda, selain orang Belanda asli. Saat itu, bahasa Belanda dianggap sebagai penanda kasta sekaligus strategi pemisah. Hanya kaum bangsawan Indonesia yang bisa belajar bahasa Belanda dan bukan untuk rakyat jelata.
Penyebaran bahasa yang diminimalisir itu kemudian menyebabkan bahasa Belanda segera punah ketika Indonesia merdeka. Selain itu, rasa nasionalisme dan sentimen terhadap penjajah jadi faktor pendukung kenapa sebagian besar kita nggak bisa bahasa Belanda.
ADVERTISEMENTS
2. Siapakah Sebenarnya Sayuti Melik?
Kita mengingat namanya sebagai pengetik naskah proklamasi. Tapi, Sayuti Melik menjalani hidupnya dengan peran-peran luar biasa yang lain. Sayuti termasuk kelompok Menteng 31 yang menculik Soekarno dan Hatta dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan Peristiwa Rengasdengklok. Ia yang mengusulkan teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta. Sebagai juru ketik, Sayuti mengganti frasa ‘Wakil-wakil bangsa Indonesia’ menjadi ‘Atas nama bangsa Indonesia’.
Sayuti Melik lebih banyak menghabiskan masa hidupnya di penjara lantaran kegiatannya sebagai aktivis. Ia berani menentang gagasan Nasakom dari Bung Karno dan wacana pengangkatan presiden pertama Indonesia itu sebagai presiden seumur hidup. Tulisannya berjudul Belajar Memahami Soekarnoisme dimuat puluhan koran dan majalah sekaligus mengantarkannya kembali ke penjara di tahun 1965.
Di era Orde Baru, Sayuti diangkat menjadi anggota MPR-DPR (1971-1977) mewakili Golongan Karya. Pada 19 Mei 1973 ia mendapat Bintang Mahaputra Adipradana II dari Soeharto. Ia juga menerima piagam bidang jurnalistik dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di tahun 1977 dan penghargaan Satya Penegak Pers dari PWI Pusat pada 23 Desember 1982.
ADVERTISEMENTS
3. Kenapa ‘Lorem Ipsum Dolor‘?
‘Lorem Ipsum Dolor‘ yang sering kamu temui ketika menggunakan template pada aplikasi berbasis desain ini diciptakan tahun 1500. Tulisan ini terkenal ketika Letraset sheets diluncurkan tahun 1960. Kemudian, Aldus Pagemaker juga mengeluarkan Aldus PageMaker versi ‘Lorem Ipsum Dolor’.
‘Lorem Ipsum Dolor‘ adalah kalimat dari sebuah karya Latin yang dibuat pada tahun 45 BC, sekitar 2000 tahun lalu. Tepatnya dari bagian 1.10.32 dan 1.10.33 sebuah buku berjudul de Finibus Bonorum et Malorum (The Extremes of Good and Evil) karya pujangga Romawi Cicero.
Tulisan ini mungkin terlihat acak dan seperti nggak bisa dibaca. Fungsinya untuk mengalihkan perhatian pembaca dari tulisan di contoh layout buku atau website. Dengan begitu orang akan lebih teliti melihat layout dibanding membaca tulisan yang ada pada layout. Tentu saja, tanpa harus kehilangan esensi dari layout yang dilihatnya.
ADVERTISEMENTS
4. Apa Sih APILL?
Walaupun tulisan ini ada di jalanan, ternyata nggak semua tau kepanjangan dari singkatan APILL. Menurut UU no.22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, APILL adalah Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas. Maksudnya, lampu-lampu yang berfungsi untuk mengatur lalu lintas atau bisa juga disebut dengan traffic light.
Pada traffic light, hampir semua kota di dunia menggunakan 3 warna yang artinya diakui secara universal. Merah artinya berhenti, kuning berarti hati-hati, dan hijau itu jalan. Kenapa nggak ada yang pakai warna lain ya? Mungkin ungu atau merah jambu? Tunggu Hipwee tulis di bagian ke-3 ya, hehe.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
5. Kalau Ada Perdana Menteri Kenapa Masih Punya Presiden?
Di negara yang menganut sistem semi-presidensiil, presiden bertugas menunjuk perdana menteri untuk membentuk kabinet. Yup, keduanya berbagi tugas dan hak dalam pemerintahan. Perdana menteri bertanggung jawab secara konstitusional pada parlemen. Tapi, parlemen juga nggak bisa memecat perdana menteri atau minta pertanggungjawaban dari presiden.
Sementara itu, sistem negara parlementer menganut bahwa presiden hanyalah simbol persatuan, nggak punya hak politik dan nggak berhak ikut campur urusan pemerintahan. Kegiatannya seputar urusan hubungan internasional, misal menerima kedatangan presiden dari negara lain atau ikutan konferensi tingkat dunia.
6. Apa Bedanya ‘Benar’, ‘Valid’ dan ‘Faktual’?
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata ‘benar’ berarti sesuai sebagaimana adanya (seharusnya), betul, tidak salah; tidak berat sebelah, adil; lurus, dapat dipercaya (cocok dengan keadaan yang sesungguhnya), tidak bohong; sah; sangat, sekali, sungguh.
Kalau kata ‘valid’ berarti tepat menurut logika atau cara yang semestinya. Sementara kata ‘faktual’ artinya berdasarkan kenyataan atau mengandung kebenaran. Nah, kalau masih bingung, coba perhatikan penggunaannya dalam kalimat di bawah ini:
– Penjahat itu berkata benar. Bukti-bukti menjelaskan kalau dia nggak bersalah.
– Ujian Nasional dikatakan valid jika soal-soalnya sudah sesuai dengan materi yang diajarkan guru di kelas.
– Berita di TV Merah nggak faktual karena hanya berdasar opini pihak yang kecewa setelah terbukti gagal di pemilu.
7. Apa Bedanya Musik Opera dan Seriosa?
Opera adalah bentuk seni pementasan, dimana musik menjadi elemen utamanya. Singkatnya, opera adalah drama yang dinyanyikan. Tapi di dalam sebuah opera juga digunakan berbagai elemen lain, seperti cerita, panggung, kostum, hingga orkestra.
Nah, kalau istilah ‘seriosa’ itu nggak ada di luar negeri. Di Indonesia, pemahamannya sudah salah kaprah. Pengertian seriosa jadi sangat sempit, yaitu lagu atau cara menyanyi yang serius (klasik).
Istilah ‘musik seriosa’ yang terdengar bernuansa Italia sebenarnya berasal dari pemilahan musik di Amerika dan Eropa ketika awal perkembangan industri musik setelah Perang Dunia II. Kemudian, istilah ‘seriosa’ diimpor ke Indonesia untuk pertama kalinya untuk menamai salah satu kategori dalam kontes menyanyi di tahun 1952.
8. Apa Bedanya Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mahkamah Internasional (ICJ)?
International Criminal Court (ICC) adalah pengadilan independen permanen yang fungsinya mengusut setiap orang yang melakukan kejahatan serius. Maksud dari kejahatan paling serius adalah yang menjadi perhatian dunia. Beberapa contohnya seperti kejahatan perang, kemanusiaan, dan pembunuhan massal.
Berbeda dengan ICC, International Court Of Justice (ICJ) nggak punya yuridiksi pidana buat mengadili individu. ICJ adalah pengadilan sipil yang kaitannya dengan sengketa antar negara. ICJ adalah pengadilan milik organisasi PBB, sedangkan ICC berdiri secara independen.
9. Kenapa Wajah Cewek di Lukisan Picasso Selalu Kepotong-Potong
Kalau sebelumnya wajah model wanita dalam lukisan itu mudah dikenali, Picasso justru membuat perubahan drastis di masanya. Wajah-wajah wanita dalam lukisan Picasso terpotong-potong dan sulit dikenali, salah satunya dalam karya Demoiselles d’Avignon. Tapi, nggak berarti Picasso melukis dengan sembarangan lho. Ia telah mempelajari patung-patung primitif Afrika yang biasanya punya bentuk yang nggak proporsional.
Picasso memang sering menggunakan wanita sebagai objek lukisannya. Ia pun terkenal sebagai seorang don juan alias playboy. Punya banyak pacar dan beberapa kali menikah, wajah-wajah yang terpotong dalam karya-karya Picasso kabarnya adalah wajah kekasih-kekasih gelapnya.
10. Apa itu ‘Operasi Koteka’?
Koteka adalah pakaian yang digunakan penduduk asli Papua untuk menutupi kemaluan laki-laki. Koteka terbuat dari kulit labu air yang punya nama latin Lagenaria Siceraria. Seiring perkembangan zaman, koteka makin nggak populer. Bahkan, penggunaan koteka juga dilarang di tempat-tempat umum, termasuk sekolah.
Sejak 1950-an, para misionaris mengampanyekan penggunaan celana pendek. Lalu, sejak 1960-an pemerintah RI memulai kampanye anti-koteka. Tepatnya pada 1971 dimulailah ‘operasi koteka’ oleh pemerintah dengan cara membagi-bagikan pakaian pada penduduk.
Lantaran belum mengenal sabun, banyak warga Papua justru terserang penyakit kulit karena celana mereka yang nggak pernah dicuci.
Operasi koteka bertujuan untuk menciptakan keseragaman. Pemerintah Orde Baru ketika itu melihat keanekaragaman budaya sebagai ancaman bagi ketahanan Nasional.
Nah, semoga artikel ini bisa nambah pengetahuanmu, ya…Kalau masih ada hal-hal yang bikin kamu penasaran, share aja di kolom komentar, guys! Kalau kamu masih malas buat Google, kita bikin artikel bagian ketiga deh… Hehehe.