Mungkin kamu pernah mengalami kejadian ini. Kamu lagi asik-asiknya ngomongin band favoritmu yang baru dan teman kamu nyeletuk: “Yah…gue sih udah tahu dari lama, dari pas zaman gitarisnya masih si X dan masih self-distribution gitu pemasarannya. Dulu gue suka banget sama lagunya yang judulnya Y.”
Kamu pun berbinar-binar dan makin semangat. “Sekarang masih suka?”
Dengan nyebelinnya teman kamu jawab: “Gak ah, musiknya udah gak asik lagi. Udah mainstream juga, keseringan diputer dimana-mana.”
Nah, orang yang seperti itu seringkali dijuluki ‘hipster’. Definisi hipster sendiri itu sebenarnya banyak. Urban Dictionary, misalnya, mendefinisikannya sebagai “subkultur yang anggotanya berumur 20-an dan 30-an; mengedepankan kebebasan berpikir, kecerdasan, politik progresif, seni indie, kreativitas, dan humor sinis.”
Ada beberapa cara yang bisa kamu tempuh untuk jadi hipster. Kalaupun kamu merasa hipster itu sok dan nyebelin, cara-cara ini bisa kamu gunain supaya nggak kalah telak saat harus tukeran informasi sama teman kamu yang hipster.
ADVERTISEMENTS
1. Jadi yang Pertama Tahu Diantara Teman-Teman Kamu dalam hal Musik, Film, dan Seni Kontemporer Lainnya.
Jangan cuma terpaku pada musisi yang sering diputar di radio atau tayang di tivi. Luangkan waktumu untuk eksplorasi soal musisi indie yang belum terikat dengan label besar dari berbagai macam negara dan aliran musik. Kamu bisa mencari mereka di situs macam Soundcloud, Last.fm, bandcamp, atau 8tracks. Kamu juga bisa nge-klik acak video musik yang direkomendasikan Youtube, yang biasanya muncul di sebelah kanan laman web.
Untuk film, kamu bisa datang ke festival film atau mencari-cari soal film lama yang jadi inspirasi bagi film zaman sekarang. Contohnya film Jean-Luc Goddard, Stanley Kubrick, dan Sydney Pollack. Luangkan waktumu juga untuk mengunjungi pameran yang diadakan oleh seniman lokal.
Kalau masih bingung buat ngetik keyword nama musisi atau film artsy yang biasanya disukai sama hipster, kalian bisa dengerin dan lihat link dibawah
[soundcloud url=”https://api.soundcloud.com/tracks/137098034″ params=”auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false&visual=true” width=”100%” height=”450″ iframe=”true” /]
ADVERTISEMENTS
2. Belanja Cuma di concept store. Jauhi retail store arus utama seperti Matahari atau Centro.
Utamakan untuk belanja di concept store seperti The Goods Dept Jakarta untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup. Kalau kamu mau beli buku, cari ke Ak.Sa.Ra.
ADVERTISEMENTS
3. Membaca Majalah-Majalah Berikut Ini:
Kalau majalah-majalah tersebut dirasa terlalu mahal untuk dibeli, kalian bisa mengunjungi website resminya saja atau follow akun Twitternya.
ADVERTISEMENTS
4. Memperluas wawasan kamu soal filsafat dan literatur klasik
Kamu bisa baca buku karangan Albert Camus, George Orwell, atau sastrawan dari kalangan beat generation seperti Jack Kerouac dan Allen Ginsberg. Dari sastrawan Indonesia juga boleh: seperti N.H Dini, Leila S. Chudori, atau Remy Sylado.
Oh iya, jangan terlalu serius ya bacaannya. Jangan baca buku-buku Wittgenstein, Hegel, atau David Hume. Nanti kamu bakal stres duluan dan malah gagal jadi hipster.
ADVERTISEMENTS
5. Menyukai Barang-Barang Vintage seperti Piringan Hitam dan Kamera Analog.
Mungkin kamu sudah terbiasa buat mendengarkan musik lewat iPod dan mengambil foto dengan kamera digital atau kamera di handphone. Nah, sekarang nggak ada salahnya buat mendengar lagu favoritmu lagi dari koleksi kaset lamamu atau mengeluarkan kamera analogmu dari gudang rumah. Kamu juga bisa tanya ke kakek dan nenekmu, siapa tahu mereka masih menyimpan koleksi piringan hitam dan kamera lama.
Kalau niat, kamu bisa berburu di pasar barang antik: di Jalan Surabaya di Jakarta, Pasar Triwindu di Solo, atau Toko La Vogue di Semarang. Jangan cuma buat dikoleksi! Kamu juga harus ngegunain barang-barang ini. Sekarang sudah banyak yang menjual turntable untuk piringan hitam dan beberapa jasa cuci roll film juga banyak yang masih buka.
Kalau biasanya kamu mendownload lagu dari iTunes atau membeli album fisik, sesekali kamu harus beli dalam format piringan hitam. Beberapa musisi sekarang juga merilis album dengan format tersebut.
ADVERTISEMENTS
6. Penampilan kamu harus punya ciri khas
Sebenarnya, para hipster punya ciri khas tersendiri dalam berpenampilan. Para cowoknya biasanya berambut berambut cepak (apalagi cowok hipster Indonesia), memakai kemeja flanel, kacamata besar, dan celana skinny. Beberapa juga menumbuhkan jenggot dan pakai topi. Para ceweknya biasanya memakai baju terusan vintage motif bunga-bunga, kacamata besar, dan topi fedora.
Tapi jangan pernah mengikuti trend yang enggak kamu banget (walaupun yang mengeluarkan trend itu kaum hipster sendiri). Inti menjadi hipster adalah jadi unik dan nggak takut menunjukkan kepribadian kamu.
7. Kalau punya Uang Lebih, Beli Produk-Produk keluaran Apple. (Saya sendiri juga ga ngerti kenapa)
Padahal di Indonesia banyak orang memakai produk Apple, dan hipster ‘kan harusnya anti-mainstream. Tapi kalau kamu punya modal lebih ya silahkan saja beli.
8. Jangan Merasa Bahwa Kamu Adalah Seorang Hipster.
…karena sesungguhnya hipster sejati adalah dia yang tidak peduli dengan label yang diberikan orang lain ke dirinya.
Dengan menjadi hipster, kamu juga berkomitmen menjadi individu yang unik. Risikonya adalah kamu pasti bakal kena kritikan bahkan ejekan dari teman-teman kamu. Tenang aja — selama kamu nggak melanggar norma-norma sosial yang berlaku, kamu nggak perlu takut atau minder dengan keunikan yang kamu miliki. Semoga dengan tips-tips diatas kamu gak cuma bakal jadi hipster, tapi juga bisa jadi orang yang avant-garde alias beberapa langkah di depan daripada orang-orang lain.