Zaman sekarang kegiatan makan gak sesimpel dulu. Seiring perkembangan teknologi, ada kebiasaan baru yang mewabah di kalangan masyarakat dunia. Yaitu tambahan kegiatan yang dianggap sunnah hukumnya sebelum menyantap makanan yang di sajikan di depan kita.
Yak, kamu benar kalau tebakanmu adalah “motoin makanan itu terlebih dahulu!” Karena hampir semua gadget masa kini ada kameranya, dan makanan memiliki nilai keindahan tersendiri kebiasaan ini jadi populer banget di jaman sekarang. Namun jika kamu perhatikan, ada hal-hal khusus yang bisa dirasakan oleh kamu-kamu yang rajin melakukan food photography sebelum makan loh. Bener nggak sih? Coba dicek sama-sama.
ADVERTISEMENTS
1. Nggak jarang makanan yang kamu makan sudah dingin atau tidak segar lagi ketika masuk dalam mulut kamu. Karena sebelumnya kelamaan difoto-foto.
Sering kali, apalagi buat kamu-kamu yang perfeksionis, mengambil satu jepretan saja tidak cukup. Rasanya ada yang kurang, baik dari segi angle; komposisi; sudut pengambilan; dsb. Akhirnya kamu butuh waktu yang ga singkat sebelum bisa mulai menyantap makanan kamu. Tapi yang penting hasil jepretanmu bagus kan?
ADVERTISEMENTS
2. Terkadang kamu ngga konsen saat makan, karena diselingi dengan mengedit dan mengupload gambar.
Ketika orang lain yang tidak peduli soal update foto sudah setengah jalan menikmati makanan mereka dengan khidmat, kamu masih akan disibukkan dengan satu tangan pada sendok dan satu tangan pada gadget kamu. Dimaklumi sih; soalnya bisa jadi kamu merasa khawatir kalau diedit dan diunggahnya nunggu nanti-nanti, bisa-bisa kamu udah lupa atau momennya udah basi.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu sering diomelin teman atau keluarga yang udah kelaparan banget. “Jadi makan gak nih?”
Kamu: “Tunggu-tunggu jangan dimakan dulu!”
Adik: “Aduh, pasti mau difoto ya?! Cepetan dong, udah lapar nih!”
Ibu: “Cepetan keburu dingin!”
Ayah: “Udah belom nih?”
Kalau kamu makannya rame-rame pasti pernah deh ngalamin hal serupa. Baik itu sama teman ataupun sama keluarga. Biasanya kamu cuma bisa nyengir-nyengir sambil bilang “sabar yaaaa…”
ADVERTISEMENTS
4. Akhirnya kamu sering jadi yang paling terakhir dalam menghabiskan makanan.
Karena start-nya belakangan, jadi finish-nya belakangan juga deh. Yah yang penting enjoy. Lagian makan ‘kan memang tidak boleh terlalu terburu-buru. Ya nggak?
ADVERTISEMENTS
5. Ada kalanya kamu lupa memfoto santapanmu dan baru ingat ketika sudah makan setengah jalan. Di situ kadang kamu merasa sedih.
Apalagi kalau restoran yang sedang kamu kunjungi tergolong tidak murah. Nyesel banget. Karena nafsu sesaat, jadi lupa mengabadikan keindahan santapan di depanmu.
ADVERTISEMENTS
6. Untuk menunjang hobi kamu, kamu harus rajin nabung agar bisa rajin berkunjung ke tempat-tempat makan yang hidangannya cantik-cantik.
Sebagian besar (meski tidak semuanya) tempat makan dengan hidangan yang terlihat menarik memiliki harga yang tidak semurah warung makanan biasa atau warteg. Jadi harus pintar-pintar mengatur bujet deh.
7. Kalau kamu pergi makan dengan teman-temanmu yang juga suka food photography, kalian bakal antri bergiliran mengambil foto pesanan kalian.
Enaknya sih jadi ngga ada yang ngomelin lagi kalau kamu tidak kunjung makan juga. Malahan kadang kamu yang gantian capek nunggu kapan selesai foto-fotonya.
8. Kamu bakal sering mengarahkan teman makanmu untuk mengganti posisi mereka, agar tidak mengganggu fotomu.
“Eh tangannya dong, tolong diangkat”
“Eh badanmu bisa miring dikit bentar nggak?”
“Tas tolong disingkirin dong. Handphone sama kotak tisunya juga, please!”
Semuanya demi foto yang bersih, rapi dan indah. Selama teman-temanmu hepi-hepi aja sih tidak masalah.
9. Kamu kadang malu ketika hendak mengambil ancang-ancang untuk mengambil foto makanan di tempat umum. Tetapi demi kepuasan batin, kamu telan rasa malu itu.
Salah satu gaya food photography yang paling populer sekarang adalah teknik knolling, yaitu di mana obyek yang sudah kamu tata (dalam hal ini makanan) difoto persis dari atas. Akhirnya tak jarang kamu harus berdiri, nungging-nungging atau bahkan naik ke kursi untuk mengambil gambar yang sesuai sama keinginan kamu. Agak malu sih, tapi gimana lagi dong? Total demi hasil maksimal!
10. Rasanya ketika foto yang kamu ambil dipuji atau di-like sama teman-teman di sosial media sangat menyenangkan.
Kadang ada juga yang tidak secara gamblang memuji hasil jepretanmu, melainkan bertanya “makan di mana nih?” Kata-kata yang bisa jadi menandakan bahwa foto yang kamu ambil telah menarik perhatian mereka. Puas tentu rasanya!
11. Apalagi kalau ada yang tergoda untuk ikut mencicipi makanan yang kamu abadikan.
“Duuuh bikin pengen aja. Ngiler nih!”
Komentar sesederhana ini bisa sangat berarti bagimu. Membuat kamu ketagihan untuk mengambil dan membagi lebih banyak gambar makanan enak lainnya.
12. Ada saja orang-orang yang \mencibir kebiasaanmu mengambil foto makanan. Mulai dari kurang kerjaan sampai tukang pamer. Tapi itu bukan masalah bagimu.
Walau selalu ada orang yang gagal paham kenapa kamu harus memfoto makanan, kamu tak ambil pusing. Kegiatan itu membuatmu senang, dan toh nggak merugikan orang lain sama sekali. Kenapa harus berhenti melakukan apa yang kamu senangi cuma karena kata orang? Kamu sendiri yang bisa menentukan apa yang membahagiakan buatmu.
Hasrat untuk mengabadikan sesuatu yang menurut kita apik dan menarik sangatlah wajar. Selama hobimu tidak mengganggu dan merugikan siapa-siapa, tidak ada salahnya untuk ditunaikan. Apalagi jika dilakukan dengan dedikasi, hobi sederhana pun bisa jadi berharga. Banyak loh, food blogger atau food photographer populer yang mulai dari hobi semata. Selamat makan enak!