Kebersihan menjadi sebuah topik yang nggak akan ada habisnya. Mulai dari hal yang sangat kecil, kebersihan diri sendiri saja misalnya, hingga ke hal yang lebih kompleks lagi: keberlangsungan hidup bumi. Semua memiliki permasalahan yang sama: kebersihan dan sampah. Entah berapa campaign yang dilakukan untuk mengingatkan tentang permasalahan sampah ini. Entah aturan apa lagi yang membuat orang-orang jera. Namun tetap saja hal ini kita temui sehari-hari.
Salah satu efek sederhananya adalah cerita berikut ini. Apakah kamu tahu hanya karena satu sampah yang kamu tinggalkan di bioskop membuat jadwal pemutaran film jadi terlambat? Ya, cerita yang dibagikan oleh akun Instagram @warrandrama.sosmed sangat dekat dengan kita sehari-hari. Tapi hanya sedikit yang menyadari dan pengen mencari tahu apa biang keladi dan penyebab ini semua. (baca: sampah)
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Cerita ini dimulai dengan pertanyaan tentang sosok penjaga kebersihan di setiap bioskop
ADVERTISEMENTS
Sebagian orang tentu pernah membawa makanan dan minuman sebelum masuk ke ruang teater
ADVERTISEMENTS
Sebagai informasi, para penjaga kebersihan ini diberikan waktu 15 menit saja untuk membersihkan ruang teater yang berisi lebih dari 120 kursi
ADVERTISEMENTS
Terlambatnya sebuah film diputar, bukan karena masalah teknis saja. Tapi justru karena dari penonton sendiri
ADVERTISEMENTS
Semua dibersihkan dalam waktu singkat dengan tenaga terbatas. Apa masih belum sadar keterlambatan seperti ini gara-gara siapa?
Ini seharusnya bukan lagi hal yang harus disadarkan dengan cara seperti ini. Tapi mau gimana lagi, orang-orang cuma pengen menikmati kesenangan tanpa memikirkan tanggung jawab di baliknya
Kalau ada yang mikir, “Itu kan sudah kerjaan mereka. Kalau nggak ada yang kotor mereka nganggur dong!”, maka sungguh, kamu adalah orang yang paling memalukan di muka bumi ini
Sederhananya nih, kalau nggak mau mungut atau buang sampah masing-masing, ya, nggak usah bawa apa-apa ke dalam ruang teater, ya! 🙂
Saya jamin, masih ada di antara kita yang masih belum sadar, meski sudah ada contoh kasus seperti di atas. Kenapa? Karena sebagian kita nggak pernah merasakan kejadian seperti ini. Sebagian kita bahkan nggak pernah memiliki pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih seperti ini. Di rumah saja menggunakan jasa ART, ya nggak? Tapi bukan berarti nggak pernah merasakan pengalaman yang sama maka kita justru abai dengan ujung pangkal permasalahan seperti ini.
Bertanggung jawab dengan apa yang kita perbuat adalah konteks yang sangat jelas tanpa perlu dijelaskan secara detail. Ketika bawa makanan ke ruang teater, maka sisa atau bungkus makanan tersebut jadi tanggung jawab kita sampai ia berada di tempatnya (tong sampah), bukan tanggung jawab penjaga kebersihan semata. Nggak cuma di tempat ini saja, tapi juga di tempat lain. Apakah itu di jalan, di mal, di transportasi umum, atau di tempat lainnya.
Semoga dengan adanya penjelasan seperti ini kita disadarkan dengan tanggung jawab masing-masing, ya. Buang sampah itu nggak susah kok, yang lebih susah itu rasa tanggung jawabnya. Kalau saja buang sampah itu haram, mungkin orang-orang bakal lebih sadar lagi dengan kebersihan. Tapi kan nggak semua kebaikan harus ada iming-iming dulu, masa baru sadar buang sampah kalau hadiahnya surga? Padahal sudah ada peringatan juga, “kebersihan itu sebagian dari iman” saja, orang-orang masih abai dengan hal itu. Atau perlu cara apa lagi untuk menyadarkan kita?