Pihak film Romantik Problematik bersama dengan komunitas Klub DIY Menonton mengadakan kegiatan Special Screening dan Diskusi Film Romantik Problematik di Institut Francais Indonesia, IFI-LIP Yogyakarta pada Sabtu, 27 Agustus 2022.
Film yang disutradarai oleh BW Purbanegara dan dibintangi oleh Bisma Karisma dan Lania Fira ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Yogyakarta. Pasalnya, tiket acara Special Screening dan Diskusi Film Romantik Problematik tersebut ludes terjual dalam 3 jam dan sukses dihadiri oleh 185++ penonton yang tentunya ingin menjawab rasa penasaran mereka mengenai jalan cerita dari film tersebut.
Dalam acara tersebut juga hadir sebagai narasumber diskusi, yaitu Damar Ardi selaku Produser, BW Purbanegara selaku Sutradara, dan Bonifacius Soemarmo selaku VP Growth & Marketing of Digital Business Visinema.
ADVERTISEMENTS
Romantik Problematik: Mencoba memberi gambaran tentang cinta dari perspektif yang berbeda
Film Romantik Problematik ini bercerita tentang hubungan asmara dewasa awal antara Ricky yang diperankan oleh Bisma Karisma dan Alisha yang diperankan oleh Lania Fira. BW Purbanegara menjelaskan bahwa isu atau wacana mengenai toxic relationship atau hubungan tidak sehat yang berkembang di masyarakat saat ini menjadi salah satu latar belakang mengapa film ini digarap.
Namun, BW Purbanegara tidak ingin semata-mata menghakimi atau melemparkan judgement mengenai bentuk dari hubungan yang tidak sehat itu sendiri. Ia menjelaskan bahwa film ini hanya akan memberikan gambaran mengenai hubungan sepasang kekasih dengan latar belakang yang problematik yang kemudian mempengaruhi kisah cinta mereka.
“(Film ini) membantu penonton untuk memetakan persoalannya. Kemudian, judulnya pun bukan romantik toxic, tetapi romantik problematik. Lebih mengajak penonton (untuk mengetahui) bahwa dalam setiap hubungan ada potensi-potensi problematik,” kata BW Purbanegara saat diwawancara Hipwee secara langsung pada Sabtu (27/08).
Produser film Romantik Problematik, Damar Ardi juga menjelaskan bahwa tema film ini merupakan cerita atau tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan dialami oleh semua orang, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi penontonnya.
Problematika sebuah hubungan akan digambarkan secara gamblang dalam sebuah kisah cinta antara Ricky dan Alisha yang sebenarnya memiliki persoalan masing-masing dalam keluarganya.
ADVERTISEMENTS
Film Romantik Problematik cocok dinikmati secara personal dalam ruang digital
BW Purbanegara menjelaskan mengenai alasan mengapa film Romantik Problematik ini tidak ditayangkan di layar lebar, melainkan melalui platform digital, Bioskop Online. Menurutnya, ada berbagai tipe jenis film yang memiliki tempatnya masing-masing untuk dinikmati.
“(Film) Romantik Problematik ini merupakan jenis film yang bagusnya ditonton di kamar, di ruang personal dan ketika nonton kita bisa bebas mengekspresikan apapun. Untuk itu, platform online itu menjadi tempat yang pas,” kata BW Purbanegara.
Lebih lanjut, BW Purbanegara juga menyebutkan bahwa perkembangan digital yang kemudian memunculkan platform menonton online ini bukanlah sekadar medium saja, melainkan menjadi cara tutur yang lebih personal dari sebuah film itu sendiri.
VP Growth & Marketing of Digital Business Visinema, Bonifacius Soemarmo pun kemudian menjelaskan mengapa akhirnya Bioskop Online bersedia dan cocok untuk menayangkan sebuah karya terbaru dari BW Purbanegara tersebut.
Menurutnya, karya-karya dari seorang BW Purbanegara memang tak perlu diragukan lagi, seperti film Ziarah yang saat itu sukses meraih memperoleh beberapa penghargaan yang diantaranya adalah Penulis Skenario Asli Terbaik di Festival Film Indonesia tahun 2016, Skenario Terbaik versi Majalah Tempo 2016 dan Film Terbaik di Salamindanaw Film Festival 2016 di Filipina.
“Begitu kita lihat draft film Romantik Problematik, kita langsung tahu bahwa ini akan menjadi satu karya Mas BW yang berbeda dari sebelumnya. Selain itu, banyak nilai-nilai yang romantik problematik itu yang bisa didapat,” kata Bonifacius Soemarmo.
ADVERTISEMENTS
Karakter Ricky dan Alisha melekat pada diri Bisma dan Lania Fira
BW Purbanegara menjelaskan mengenai proses pemilihan aktor yang sesuai untuk karakter Ricky dan Alisha dalam film karyanya itu. Ia menjelaskan bahwa karakter Ricky sebagai seorang musisi dan karakter Alisha sebagai perempuan yang memiliki sisi maskulinitas tinggi ditemukan dalam diri Bisma dan Lania Fira.
“Sosok Ricky ini digambarkan sebagai sosok musisi yang masih merintis, di film ini memang ada adegan harus menyanyi, ada proses bagaimana dia menciptakan lagu. Itu butuh diperankan oleh orang yang memang benar-benar mengerti musik dan bisa menyanyi. Dan Bisma memiliki (kemampuan) itu semua,” kata BW Purbanegara
Sementara itu, kemampuan Lania Fira dalam memvisualisasikan bahasa tubuh sosok perempuan dengan sisi maskulinitas yang tinggi dirasa cocok dengan tokoh Alisha yang gemar mengendarai motor ‘cowok’ alias motor sport, serta latar belakangnya sebagai atlet beladiri membuat BW Purbanegara yakin bahwa tokoh Alisha ini lekat dalam diri Lania Fira.
BW Purbanegara berharap film Romantik Problematik ini mampu memberikan gambaran kepada para penontonnya bahwa bagi siapapun yang siap menjalani cinta, sejatinya harus siap menghadapi segala keadaan hitam dan putih atau problematika yang akan muncul di dalamnya.
“Cinta itu kompleks, itu nggak semanis yang kita kira, karena pada dasarnya cinta itu persatuan segala macam rasa. Kadang kita salah mengerti dan terlalu berekspektasi yang manis-manis dan kita nggak siap menghadapi segala problem bersama,” tutup BW Purbanegara.
Acara diskusi di Yogyakarta adalah salah satu yang dilakukan bersama komunitas Klub DIY Menonton. Selain itu, roadshow juga akan dilakukan di beberapa kota, yaitu Semarang dan Malang.
Untuk yang belum menyaksikan filmnya, Romantik Problematik sudah tayang mulai 23 Agustus 2022 lalu di Bioskop Online. Film ini dapat diakses melalui website www.bioskoponline.com dan aplikasi Bioskop Online yang bisa diunduh lewat App Store dan Tiket tersedia di www.bioskoponline.com seharga Rp 20,000,-.