Seputar Joker masih menguasai linimasa saat ini. Kondisi ini mungkin akan terus berlanjut sampai beberapa hari ke depan. Maklum, sejak lama memang banyak yang menantikan film Joker setelah kemunculan karakter Joker di film Suicide Squad yang dianggap gagal.
Film Joker sendiri tayang di bioskop Indonesa sejak 2 Oktober lalu. Baru dua hari tayang, sudah banyak diserbu penonton. Banyak yang memuji film dan akting Joaquin Phoenix, namun nggak sedikit pula yang menganggap film ini cukup berbahaya. Kenapa? Cekidot!
ADVERTISEMENTS
Banyak yang memuji film dan akting Jaoquin Phoenix, namun ada juga memberi peringatan buat yang belum menonton Joker
Seberapa bagus Joaquin Phoenix memerankan Joker? Bahkan aktor sekelas robert de niro terlihat kecil ketika satu frame dengan dirinya.
— Raesaka (@Raesaka) October 2, 2019
Melihat review dari media sosial, banyak yang mengatakan kalau film ini bagus banget. Mayoritas bilang akting Jaoquin Phoenix sebagai Joker nggak kalah dari Heath Ledger dalam film The Dark Night. Ternyata penghargaan Golden Lion dan standing ovation selama 8 menit di Venice Film Festival itu bukan kabar burung belaka.
Nonton joker pikiran jadi ikut stress sepanjang film , kerasa gmana hidupnya arthur didalam film https://t.co/eMQEiMRTon
— Lazuardi W. Pratama (@lazuardipratama) October 3, 2019
Meski begitu, film ini nggak bisa ditonton secara sembarangan. Banyak yang bilang ini film sakit, pikiran bisa ikut stres terbawa kisah hidup Arthur Fleck yang tragis.
ADVERTISEMENTS
Dari segi genre dan rating sudah jelas, film Joker ini diperuntukkan bagi kalangan tertentu. Yang punya mental illness nggak disarankan
Film Joker bergenre drama kriminal psikologis yang hanya boleh dinikmati orang yang berusia 17 tahun ke atas. Nggak bisa sembarang orang boleh menonton. Rentetan cerita bagaimana Arthur Fleck ditindas, dikhianati teman, dipecundangi di jalanan, bisa memengaruhi psikologi penontonnya.
Bagi mereka yang pernah punya pengalaman buruk di masa lalu, juga memiliki riwayat gangguan mental juga sangat nggak disarankan, sebab ditakutkan berdampak buruk bagi kejiwaan. Nontonnya mesti dalam keadaan baik, Guys!
ADVERTISEMENTS
Nggak ada Batman dalam film ini. Sangat nggak disarankan mengajak anak kecil saat menonton
Joker bukan film Laga.
Joker bukan film Anak-anak.
Joker bukan film Superhero.Joker film Drama autobiografi,
tentang kenapa Joker jadi Joker.
9/10.— dr. Gia Pratama (@GiaPratamaMD) October 4, 2019
Selain memperingatkan soal persoalan psikologis penonton, warganet juga mengingatkan untuk nggak membawa anak-anak saat menonton. Sebab ini film menceritakan bagaimana Arthur Fleck akhirnya menjadi Joker, bukan film Batman. Film ini dipenuhi adegan kekerasan dengan musik yang meneror. Mengajak anak kecil bisa membahayakan bagi perkembangannya.
Belum genap seminggu, film Joker sudah menuai review positif. Meski begitu, beberapa fakta dan opini di atas jangan diabaikan begitu saja. Jadilah penonton yang bijak.