Jogja selain terkenal menjadi Kota Pelajar dan Kota Budaya ternyata memiliki juga banyak memiliki acara bermanfaat, salah satunya adalah Festival Mocosik. Acara ini merupakan festival tahunan yang memang diselenggarakan untuk mempertemukan dua unsur budaya, yaitu skena musik dan juga budaya literasi, khususnya bagi anak-anak muda. Tentunya dengan semangat tujuan untuk meningkatkan tingginya minat baca dan pengetahuan para kaum muda.
Setelah sukses dengan perhelatan akbarnya di Prambanan pada acara Prambanan Jazz beberapa waktu yang lalu, kali ini Rajawali Indonesia yang merupakan salah satu promotor terbesar asal Yogyakarta kembali memberikan kejutan menarik bagi masyarakat Jogja. Dengan mengusung tema membaca sekaligus bermusik, Rajawali Indonesia sukses membuat Festival Mocosik berkesan di hati pengunjungnya yang diadakan di gedung JEC pada tanggal 23-25 Agustus 2019 lalu.
ADVERTISEMENTS
Mocosik hadir dengan konsep yang menarik dan tentunya dekat dengan dunia anak muda
Acara yang diadakan oleh Rajawali Indonesia ini punya konsep yang menarik banget lo, lantaran menjadikan satu antara skena permusikan sekaligus dengan budaya literasi. Seperti yang kita ketahui bahwa 2 hal tersebut, terlebih bagi para anak muda di Indonesia merupakan sesuatu yang tak bisa dipisahkan dan juga dekat dengan dunia mereka. Apalagi, di Jogja sendiri bisa dikatakan bahwa budaya literasi anak mudanya masih tergolong tinggi mengingat banyak Universitas ternama yang berada di kota ini.
Band-band yang diundang dalam acara ini pun nggak main-main, kebanyakan dari mereka memang yang memiliki lagu bertema perjuangan, literasi dan juga band-band yang dekat dengan berbagai kalangan dari anak muda hingga orang tua. Beberapa di antaranya adalah Efek Rumah Kaca, Yura Yunita, Tulus, hingga Ebiet G. Ade sampai Sudjiwo Tedjo. Tema-tema yang diangkat pun juga tak jauh-jauh dengan dunia literasi seperti yang memang menjadi sorotan utama dalam festival ini.
ADVERTISEMENTS
Selain konser musik, ada kejutan lain dalam festival Mocosik yaitu banyaknya diskon buku secara besar-besaran
Seperti namanya, Mocosik yang merupakan kepanjangan dari moco (membaca), dan juga sik (musik), tentunya juga tak bisa dilepaskan dengan buku. Selain perhelatan akbar yang menghadirkan beberapa band papan atas Indonesia lintas zaman tersebut, yang menjadi fokus utama acara ini adalah bagaimana meningkatkan minat baca dan juga budaya literasi pada golongan muda. Maka dari itu, Mocosik Festival menghadirkan kejutan lain juga selain “band-band-an”, salah satu di antaranya adalah diskon buku yang dijual secara besar-besaran dalam acara tersebut.
Nggak main-main lo, puluhan buku yang diperuntukkan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, buku fiksi dan non fiksi sampai tipe-tipe buku lainnya yang dijual dalam acara ini dibanderol dengan harga yang sangat murah. Hanya dengan uang 10 ribu pun kita sudah bisa membawa pulang sebuah buku. Tak hanya buku-buku lokal yang dijual, namun beberapa buku luar negeri juga banyak terlihat. Uniknya lagi, mereka memiliki konsep penjualan tiket yang kreatif, dengan membayar 75 ribu rupiah, pengunjung akan dapat memiliki satu tiket untuk menonton konser dan juga membawa satu buah buku untuk dibawa pulang. Artinya, dengan uang segitu, kita sebagai pengunjung bisa mengikuti acara yang diadakan oleh Mocosik Festival, menonton konser, sekaligus membawa pulang buku. Keren banget nggak tuh!?
ADVERTISEMENTS
Acara diskusi yang dihadirkan setiap harinya juga selalu ramai didatangi pengunjung
Jika kalian beranggapan bahwa zaman sekarang susah untuk menemukan anak muda yang haus akan diskusi dan ilmu pengetahuan, maka acara diskusi harian yang diadakan di Festival ini akan mematahkan anggapan tersebut. Dari mulai hari pertama, acara diskusi yang menghadirkan narasumber-narasumber berkompeten dan juga menarik ini ramai dikunjungi oleh para pengunjung lo. Bahkan, dari pengunjung tersebut didominasi oleh para anak muda.
Meski hanya diadakan beberapa jam setiap harinya, acara diskusi ini selalu ramai oleh antusiasme pengunjung. Tampak dari acara ini terjalin komunikasi 2 arah yang terjadi antara pembicara dan juga pendengar. Topik yang diangkat dalam diskusi ini pun juga memang isu-isu terkini yang tentunya anak muda mengikutinya. Suksesnya acara ini dalam menggabungkan 2 unsur yang berbeda yang tentunya dekat dengan dunia anak muda menjadi sorotan tersendiri. Pihak Rajawali Indonesia sendiri dalam kesempatannya saat membuka acara ini juga berharap jika nantinya acara ini tak hanya diadakan di Jogja, namun di kota-kota lain. Wah, menarik juga ya kalau benar-benar terealisasi, toh nantinya juga akan meningkatkan budaya literasi seluruh masyarakat Indonesia!