Film Everything Everywhere All At Once mencuri perhatian penikmat film karena telah berhasil menyabet 11 nominasi Piala Oscar 2023 dengan berbagai kategorinya. Film yang diperankan oleh Michelle Yeoh, Stephanie Hsu, dan Ke Huy Quan ini menyuguhkan cerita multiverse yang seru dan menegangkan.
Film yang disutradarai oleh Daniel Kwan dan Daniel Scheinert ini mengisahkan tentang Evelyn Quan Wang (Michelle Yeoh) yang merupakan seorang perempuan imigran asal Cina yang tinggal di Amerika bersama dengan keluarganya. Evelyn memiliki suami bernama Wamond Wang (Ke Huy Quan) dan memiliki usaha laundry dengan pajak yang selangit.
Banyak fakta menarik yang bisa dikulik dari film bergenre drama komedi ini. Apa saja fakta-faktanya? Simak ulasannya berikut ini.
ADVERTISEMENTS
1. Tangisan Michelle Yeoh saat membaca naskah
Michelle Yeoh terlihat sangat emosional ketika membaca naskah yang ditulis oleh The Daniels tersebut. Aktris asal Malaysia itu menangis karena tersentuh dengan kisah Everything Everywhere All At Once. Dikutip dari CNN Indonesia, Yeoh mengungkapkan bahwa ia akan membuktikan kesempatan yang telah ia dapat tersebut kepada para penggemarnya.
“Kesempatan untuk menunjukkan ke penggemar saya, keluarga, saya, penonton saya apa yang bisa saya lakukan. Jadi jenaka, riil, sedih. Akhirnya seseorang mengerti bahwa saya bisa melakukan semua ini,” tuturnya.
ADVERTISEMENTS
2. Awalnya mengincar Jackie Chan untuk jadi tokoh utama film
Semula The Daniels menginginkan aktor laga terkenal Jackie Chan yang menjadi pemeran utama di film Everything Everywhere All At Once. Namun, tampaknya The Daniels sangat tertarik dengan Yeoh dan percaya bahwa Yeoh bisa memerankan adegan laga di film ini.
Dikutip dari Screen Rant, Jackie mengirimkan pesan kepada Yeoh dan Yeoh memberikan candaan kepada Jackie Chan.
“Jackie sebenarnya mengirimkan pesan ke saya. Dan dia bilang ‘Wow saya dengar hal luar biasa soal film barumu. Apa kamu tahu mereka mendatangi saya di Cina?’ Dan saya bilang, ‘Iya tahu, itu kerugianmu, Bro!'” kata Michelle Yeoh.
ADVERTISEMENTS
3. Sempat menawarkan peran ke Daniel Radcliffe
Tokoh fiksi Harry Potter yakni Daniel Radcliffe juga sempat ditawarkan untuk menjadi pemeran di film Everything Everywhere All At Once. Namun dikutip dari Empire, Daniel menolak tawaran tersebut karena sedang ada pementasan.
“Suatu kali, mereka mencoba merekrut saya untuk film ini, dan saya sedang melakukan pementasan, jadi saya tak bisa ikutan, yang mana saya masih ada penyesalan soal itu,” ungkap Daniel Radcliffe.
Daniel juga mengatakan bahwa film Everything Everywhere All At Once mungkin adalah satu-satunya film yang akan ia terima tawarannya tanpa pikir panjang.
“Mereka mungkin satu-satunya orang di dunia yang saya akan bilang ‘iya’ untuk sebuah film mereka bahkan tanpa melihat naskahnya,” lanjut Daniel.
ADVERTISEMENTS
4. Proses shooting yang singkat
Mungkin sempat terpikir bahwa film science fiction dengan durasi 140 menit ini membutuhkan waktu lama dalam proses shooting-nya. Ternyata, mereka hanya membutuhkan waktu 40 hari saja. Dengan budget US$25 juta, film ini bisa rampung dengan maksimal. Padahal, banyak properti, efek, dan kerumitan cerita yang harus dibuat.
Menurut Yeoh yang dikutip dari Screen Rant, hal ini bisa terjadi karena kru film sudah sangat siap merampungkan film ini.
“Mereka sangat siap sehingga mereka dapat menemukan waktu untuk mencoba sedikit penyesuaian di sepanjang proses produksi,” ujarnya.
ADVERTISEMENTS
5. Ratingnya menyaingi film Dr. Strange: Multiverse of Madness (2022)
Berdasarkan rating dari situs IMDb, skor rating untuk film Dr. Strange: Multiverse of Madness adalah 7,3/10. sedangkan film Everything Everywhere All At Once ini berhasil meraih rating 8,5/10. Ini sangat masuk akal mengingat kekacauan multiverse di film Everything Everywhere All At Once terlihat lebih matang daripada di film Dr. Strange: Multiverse of Madness.
Selain lebih matang, persiapan film Everything Everywhere All At Once juga lebih maksimal dan ceritanya jauh dari kata klise.
ADVERTISEMENTS
6. Alur cerita yang susah diprediksi
Setiap menonton film, kita pasti menginginkan cerita yang unik dan ending yang sulit ditebak. Begitu pula film Everything Everywhere All At Once ini. Perbedaannya di film ini, setiap alurnya sangat unik dan tidak mudah untuk diprediksi kelanjutannya. Apalagi dengan genre science fiction yang sangat rumit, sudah pasti alurnya sangat sulit untuk ditebak.
Karakter Evelyn yang bisa berubah menjadi apa saja juga sangat menarik perhatian penonton. Didukung dengan sinematografi dan efek yang memukau, membuat penonton betah berlama-lama menyaksikan adegan tiap adegan. Walaupun dibuat dengan proses shooting yang singkat, namun hasilnya nampak sangat memuaskan. Terbukti dengan rating yang cukup tinggi. Dengan segala kelebihannya, kira-kira hal menarik apa lagi yang kamu dapatkan ketika menonton film ini?