Sebuah lagu menyebutkan bahwa dunia ini adalah a men’s world. Ya jika kita ngomongin ini 100 tahun lalu sih ada benernya, tapi kalau sekarang. Tidak ada yang peduli dengan cowok. Bukanya merajuk, tapi bukan hanya cewek yang butuh kredit, cowok juga. Ini masih dekat dengan hari kartini yang menjadi simbol gerakan feminisme di Indonesia, namun apa iya dua gender ini harus selalu saling mendominasi dan didominasi. Apa iya tidak bisa membagi tugas yang adil dan seimbang.
Saat ini, cewek begitu diagung-agungkan, terlalu diagung-agungkan. Ini tentu saja pendapat yang sangat subjektif dan tidak bisa mewakili semua kalangan, tetapi faktanya memang saat ini cowok sudah tidak dipedulikan.
Banyakan mana? Lagu untuk ayah apa lagu untuk ibu?
Salah satu parameter sederhana untuk melihat bahwa saat ini cowoks udah tidak digubris oleh masyarakat adalah dari lagu. Coba lihat lagu untuk ibu. Ada ribuan lagu untuk ibu di luar sana. Lalu, ada berapa lagu buat ayah? Dari sini saja sudah jelas terlihat bahwa peran ayah sangat tidak dihargai oleh masyarakat.
Apa anak-anak tahu kalau ayahnya rela naik motor butut buat ketemu temen SMA-nya hanya karena ingin anaknya kuliah. Nggak kan? Apa mereka tahu seberapa besar gengsi cowokdan ayah sudah membuang gengsi tersebut demi anak-anaknya? Memang tidak semua ayah seperti itu, tapi jika dibalik, apakah semua ibu sebaik tokoh-tokoh dalam dongeng? Tentu saja tidak
Jika ada cewek ilang, semua orang nyari. Kalau ada cowok ilang, eh cowoknya dituduh minggat lah, buron lah
Udah pernah liat cewek ilang kan? Begitu banyak orang nyari cewek yang ilang. Seringnya sih dikira diculik ama cowok. Tapi apakah masyarakat akan memiliki reaksi yang sama saat ada cowok ilang? Tentu saja tidak. Masyarakat sudah tidak peduli dengan cowok.
Cowok ilang paling dikira minggat dengan cewek lain. Adapun yang memikirkan untuk mencari cowok yang ilang tersebut paling hanya keluarganya, ibu bapaknya tepatnya.
Jika ada seorang laki-laki gelandangan yang sedang menggendong kucing orang akan lebih peduli dengan kucingnya. Kalau laki-lakinya, paling orang hanya akan bisik-bisik “Masih kuat kerja kok jadi gelandangan”.
Cewek bilang hal sepele di media sosial like-nya sampe ratusan. Cowok ngomong serius yah digubris aja enggak. Kita mah apa…..
Parameter lain yang bisa digunkan untuk melihat seberapa cowok gak dipeduliian adalah media sosial. Coba lihat akun Instagram. Kecuali artis, tidak mungkin ada cowok yang followernya ampe ribuan. Beda kalau cewek.
Ada banyak cewek cakep yang followernya bahkan ratusan ribu. Coba lihat di facebook, ada cewek bilang “aku lapar”, ada ribuan orang yang nge-like dan bahkan nawarin makan.
Tapi coba cowok bikin status “Capek idup, bunuh diri aja”. Paling cuma ada 2 likes dan satu komen yang berbunyi “Motor titipin gw aja bro kalau jadi bunuh diri”.
Entah sejak kapan orang-orang dibuat begitu yakin bahwa cowok adalah mahluk yang tidak butuh perhatian. Memangnya ada ya manusia yang bisa hidup tanpa pujian dan kasih dari manusia lainya? Kadang orang sering lupa bahwa cowok juga manusia yang bisa benar dan cewek juga manusia yang bisa salah. Tidak salah peduli dengan cewek, perhatian, ngayomi, melindungi.
Tapi, apa iya kalau melakukan itu artinya bahwa cowok harus dibuang dari ruang-ruang empati masyarakat kita. Cowok tidak minta dilindungi, tidak minta dihidupi. Cowok hanya minta kadang-kadang dipedulikan.