Sejak film ‘Petualangan Sherina’ yang legendaris, genre film drama musikal tampaknya belum kembali menemukan momentumnya di jagat perfilman Indonesia. Tapi itu semua mungkin bakal berubah dengan dirilisnya film musikal anak-anak ‘Doremi & You‘.
Ya, film baru yang digarap selama kurang lebih 3 bulan masa produksi di Jakarta dan melangsungkan syuting di Jogja selama 18 hari di bulan Maret lalu, sudah mulai diputar di bioskop-bioskop seluruh Indonesia sejak tanggal 20 Juni lalu, bertepatan dengan musim libur sekolah.
Mengangkat spirit dari film drama musikal untuk anak-anak yang selama ini sempat redup, kehadiran Doremi & You mampu menghadirkan kembali warna baru bagi industri film Indonesia. Terlebih bagi anak-anak dan keluarga, film ini merupakan hasil karya anak bangsa yang mudah dipahami, sederhana, namun mengena.
ADVERTISEMENTS
Penuh dengan nilai-nilai positif, film ini ajarkan anak-anak untuk saling menghargai dan juga bertanggung jawab
Film ini menceritakan tentang 4 orang sahabat yaitu Putri, Anisa, Imung, dan Markus yang tengah berusaha untuk mengganti uang pembuatan jaket ekstrakulikuler paduan suara yang nggak sengaja mereka hilangkan. Mereka berjuang mati-matian untuk menebus kesalahannya tersebut dengan mengikuti kompetisi menyanyi Doremi & You.
Pengambilan latar belakang di kota Jogja sendiri adalah sebab kota ini dinilai cocok untuk merepresentasikan kehidupan masa kini, khususnya bagi anak-anak. Banyak terjadi dinamika yang sungguh berbeda di Yogyakarta.
Selain itu, pengemasan dengan tema kehidupan anak-anak, remaja dan juga drama musikal yang enteng, Doremi & You dinilai dapat mengajarkan anak-anak zaman sekarang tentang nilai-nilai kehidupan positif yang sebenarnya dapat ditemukan dalam aktivitas sehari-hari.
Meski memiliki alur yang mudah ditebak, Doremi & You memiliki warna tersendiri
Sedikit kekurangan film ini adalah alurnya yang klise dan cenderung mudah ditebak, diawali dengan keceriaan, kemudian di fase akhir film juga diakhiri dengan happy ending. Meskipun begitu, film yang digadang-gadang menjadi penerus film anak-anak legendaris era 90-an, “Sherina“, ini memiliki daya tarik dan warna tersendiri. Konflik yang dihadirkan di sepanjang film diisi dengan percakapan yang digambarkan dengan nyanyian dan tarian.
Tak ayal bahwa film ini juga cocok bagi kalian yang ingin bernostalgia dengan tontonan masa kecil “Sherina”, tentunya dengan wajah dan warna yang baru. Jarang lo ada film anak-anak yang bertemakan drama musikal.
Karakter setiap pemain memperkaya konflik dan juga drama pada film
Peran masing-masing karakter di film ini digambarkan begitu kuat dengan kisahnya masing-masing. Meskipun begitu, penggambarannya dikemas secara enteng dan mudah dipahami bagi anak-anak dan remaja seusianya. Selain itu, pesan untuk saling menghargai perbedaan juga begitu ditonjolkan di sini, mengingat 4 tokoh utama tersebut memiliki latar belakang yang sangat berbeda-beda.
Perihal konflik romansa remaja yang dialami oleh Naura dan Devano sebenarnya nggak ditunjukkan secara gamblang dan langsung, atau dengan kata lain cerita utama yang mau diangkat memang bukan hal ini. Konflik tersebut lebih ditunjukkan secara tersirat, dan penonton digiring untuk mengambil kesimpulan sendiri. Bumbu-bumbu drama romansa remaja ini juga merupakan salah satu terobosan yang ditampilkan agar konflik yang ditunjukkan nggak terlalu membosankan.
Dengan klasifikasi film “Semua Umur”, jangan berharap akan mendapatkan konflik-konflik dan jalan cerita yang begitu serius. Namun, secara keseluruhan, nggak ada ruginya kok nonton film ini. Apalagi jika ditonton bersama keluarga untuk mengisi musim liburan. Jangan lupa juga beri komentarnya kalau udah nonton ya! Yuk dukung terus industri film Indonesia!