Dinilai Lecehkan Jenazah, Logan Paul Dikritik Habis Warganet. Makanya Hati-Hati Kalau Bikin Vlog!

Boleh dibilang saat ini YouTube sudah menjadi bagian dari kebudayaan dunia. Bisa dilihat dari kecenderungan orang (terutama generasi millenial) sehari-hari yang kerap menjadikan aktivitas menonton YouTube sebegai salah satu rujukan mencari informasi aktual maupun hiburan. Selain itu, eksistensi YouTube juga telah terbukti menjadi lumbung penghasilan baru, sebagaimana yang telah dijalani oleh para Youtubers.

Bicara soal Youtubers, saat ini warganet di berbagai dunia sedang hangat-hangatnya membicarakan Youtubers asal Amerika Serikat, Logan Paul. Ia adalah Youtubers yang belakangan ‘tenar’ akibat tindakannya yang ‘sensasional’. Setelah sebelumnya mendapat kecaman dari warganet, kali ini giliran pihak YouTube sendiri yang menegurnya atas konten videonya yang meresahkan. Memangnya bagaimana sih konten vlognya? Kok bisa sampai dikecam? Simak ulasan berikut.

Logan Paul mengunggah video di hutan ‘orang mati’ di Jepang. Perkataannya di video terkesan melecehkan hingga kena semprot banyak orang

Dinilai Lecehkan Jenazah, Logan Paul Dikritik Habis Warganet. Makanya Hati-Hati Kalau Bikin Vlog!

menampilkan mayat via www.dailymail.co.uk

Logan Paul, youtubers dengan 15 juta subscribers itu mengunggah vlognya pada Minggu (31/12) lalu yang menampilkan dirinya dan teman-temannya melintasi Hutan Aokigahara untuk melihat “arwah gentayangan” sebagaimana diucapkan Logan dalam video. Dalam videonya yang berdurasi sekitar 17 menit itu, Logan dan rekannya masuk ke hutan, nggak lama berselang mereka menemukan sesosok mayat tergantung dengan tali di pohon. Alih-alih berduka, Logan terlihat menertawakan korban gantung diri dengan perkataan yang kurang pantas.

“Bro, apakah kita baru saja menemukan mayat di hutan bunuh diri ini? Yo, apakah kamu hidup, apakah kamu mencoba mengerjai kami?”

Alih-alih memotong adegan tersebut, Paul memasukkannya dalam vlog dan menyensor muka mayat tersebut. Paul pun berkata ke arah kamera.

“Bunuh diri bukanlah lelucon. Depresi dan sakit mental bukanlah lelucon. Kami datang ke sini mulanya dengan tujuan untuk memperlihatkan seramnya hutan ini. Tapi sekarang benar-benar nyata,”

Atas perilakunya tersebut keesokan harinya, Senin (1/1), Logan menjadi tren di Twitter. Tindakan Logan dalam video tersebut dianggap telah melecehkan orang yang bunuh diri. Warganet menuding Logan bersikap nggak pantas, kurang ajar, dan menjijikan. Akibatnya berbagai reaksi negatif warganet tersebut akhirnya pihak YouTube menghapus video tersebut dari channel Logan.

Mendapati reaksi negatif dari warganet, Logan akhirnya meminta maaf ke publik. Jangan diulangi lagi, ya!

Nggak berselang lama setelah videonya viral, Youtuber berusia 22 tahun itu meminta maaf kepada khalayak yang disampaikan lewat Twitter dan unggahan video baru. Dalam video permintaan maafnya Logan menjelaskan, semula dirinya hanya pengen “membuat efek positif di internet, bukan badai negatif” ihwal bunuh diri dan pencegahan bunuh diri. Logan juga mengatakan bahwa ia nggak mendapat uang dari konten yang dibuatnya itu.

Seperti yang kita ketahui, Jepang merupakan salah satu negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Dan Hutan Aokigahara yang menjadi lokasi syuting video tersebut merupakan salah satu kawasan yang terkenal di Jepang sebagai lokasi bunuh diri. Pemerintah Jepang sendiri sengaja nggak mempublikasikan jumlah korban bunuh diri di hutan tersebut agar tempat itu nggak menjadi semakin populer. Bahkan, pemerintah Jepang sengaja menempatkan sejumlah penanda di hutan itu berisi peringatan agar pengunjung mencari bantuan medis ketimbang mengakhiri hidup.

Sampai sini kebayang dong kenapa banyak warganet yang kecewa bahkan marah?

Menanggapi sejumlah kecaman yang dialamatkan pada Logan Paul, akhirnya YouTube akan memberikan sanksi kepadanya

Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah yang barangkali dialami Logan. Pasalnya, seminggu setelah video tersebut jadi perbincangan, akhirnya YouTube mengeluarkan pernyataan resmi melalui Twitter.  Mereka mengaku merasakan kekecewaan yang sama dengan warganet, dan akan segera menyiapkan ‘sanksi’ untuk memberi konsekuensi pada Logan.

“Kalian layak mengetahui apa yang terjadi. Sama seperti yang lainnya, kami kecewa dengan video yang dibagikan minggu lalu. Tindakan bunuh diri bukanlah lelucon dan tak sepantasnya dijadikan alat mendulang views,”

Pihak YouTube juga mempertahankan keputusan mereka untuk menghapus video tersebut. Mereka juga berharap insiden tersebut menjadi pelajaran untuk para pembuat konten lain.

Apa yang telah dialami Logan mesti dijadikan pelajaran bagi para Youtuber di mana pun berada. Jangan cuma sekadar mencari sensasi dalam membuat konten

Dinilai Lecehkan Jenazah, Logan Paul Dikritik Habis Warganet. Makanya Hati-Hati Kalau Bikin Vlog!

utamakan esensi, bukan sensasi via tekno.liputan6.com

Logan telah membuat dua permintaan maaf dan mengaku bahwa dalam waktu dekat ini ia vakum dalam membuat video lagi. Sebagaimana status yang ditulisnya melalui akun Twitter-nya.

“Butuh waktu untuk refleksi diri. Tak ada vlog untuk saat ini. Sampai bertemu lagi,”

Melihat kejadian ini, harusnya siapapun bisa menjadikannya pelajaran berharga. Pasalnya selama ini kita ketahui, tingkah laku para Youtubers seringkali kelewat batas. Barangkali nggak menjadi masalah jika nggak menyinggung atau melecehkan pihak lain, namun yang kerap terjadi justru sebaliknya. Banyak Youtuber yang membuat video dengan mempertontonkan kekerasan, berkata kasar, sampai saling hina satu sama lain antarsesama Youtubers.

Yang wajib diingat oleh Youtubers sejatinya video mereka bisa diakses dan dilihat oleh semua orang tanpa terkecuali. Sungguh sudah kewajiban mereka untuk menjaga perilaku dan perkataan mereka agar tindak memberi contoh yang nggak baik, mengganggu, menyinggung, bahkan melecehkan pihak lain. Singkatnya, terserah deh kalau mau mendulang popularitas lewat YouTube, tapi mbok ya dengan cara yang baik. Pakai esensi, jangan cuma bikin sensasi!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.