Jurusan Hubungan Internasional atau HI merupakan salah satu jurusan yang cukup bergengsi di Indonesia. Setiap tahunnya, dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru jumlah peminat jurusan ini membludak. Persaingan sengit pun terjadi diantara para calon mahasiswa yang ingin diterima.
Tapi bukan berarti hidup akan terus baik-baik saja selepas bisa diterima di jurusan yang terbilang “mentereng” ini. Tetap ada suka duka yang akan dirasakan. Suka duka yang akan Hipwee beri tahukan disini, cuma anak HI yang bisa ngerti!
ADVERTISEMENTS
1. Beberapa orang memilih masuk HI karena punya ketertarikan terhadap isu internasional sejak SMA
Biasanya anak HI yang niat masuk HI itu karena sudah punya pengalaman “bersinggungan” dengan dunia internasional sejak SMA. Entah ikut exchange atau jadi anak debat Bahasa Inggris.
ADVERTISEMENTS
2. Beberapa sisanya, masuk HI cuma karena biar keren aja sih
(lihat pilihan jurusan) (pilih yang ada kata “internasional”-nya aja deh, biar keren)
ADVERTISEMENTS
3. Atau lebih parah, karena gak tau mau jadi apa
Hilang arah tapi ingin go international gitu, deh…..
ADVERTISEMENTS
4. Yang jelas, kamu happy sih waktu pertama kali dinyatakan diterima
HI meeeen! Keren meeeeennnn!
ADVERTISEMENTS
5. Pertama kali masuk, kebanyakan anak HI akan punya cita-cita jadi diplomat
Paling seneng kalau udah ada simulasi sidang. Wuidih, berasa punya masa depan cerah deh kalau udah pakai setelan formal.
ADVERTISEMENTS
6. Di semester 1, dosen bertanya: “Siapa disini yang mau jadi diplomat?”
*Hampir seluruh anak di kelas mengacungkan jari*
7. Harapan tertinggi di awal kuliah adalah kelak bisa diterima di Kemlu dan menjadi abdi negara di luar negeri
Pesan sponsor: tunggu beberapa semester lagi……
8. Gak sedikit anak HI yang kaget setelah tahu kalau pelajaran yang akan diterima adalah soal…..POLITIK
Loh jadi belajar politik? Kirain belajar soal kebudayaan luar negeri yang asyik gitu deh 🙁
9. Belajar soal State, Nation-State, Realisme, Liberalisme, Level of Analysis sampai kenapa perang terjadi dan hukum yang berlaku waktu perang
10. Kamu memang nggak ngitung beton atau harus bikin laporan keuangan yang balance, tapi harus belajar Politik Pemerintahan Amerika, Timur Tengah, Asia, sampai Amerika Latin
Prioritas masalah hidup anak HI:
- Amerika Serikat mau ganti presiden
- Timur Tengah konflik
- Ekonomi Cina melesat pesat
- Kartel narkoba di Amerika Latin berulah
- Deadline paper yang mendekat
- Dosen killer
- Uang bulanan mepet
DEDIKASI, MAN! DEDIKASI!
11. Juga Belajar Politik Luar Negeri Dan Sistem Sosial Politik Indonesia
Dalam hatimu: “Kok belajar tentang Indonesia juga sih? Kan aku anak HI!”
Di awal kuliah, kamu mungkin belum sadar kenapa mempelajari dinamika politik dalam negeri dan luar negeri Indonesia itu penting. Tidak jarang kamu akan merasa mempelajari sesuatu yang tidak berguna.
Tapi, politik luar negeri adalah cerminan dari politik dalam negeri sebuah negara. Demi bisa jadi pembuat kebijakan luar negeri yang handal, mau gak mau kamu memang harus belajar tentang politik Indonesia.
12. Kamu terpana saat dosen yang mengajarmu adalah praktisi di dunia politik internasional. Entah pernah jadi menteri atau banyak menulis buku soal dinamika Hubungan Internasional
Dosenku jadi tokoh politik penting di Indonesia, Bro! Dosen HI itu! Asal tau aja!
13. Dosen bilang, “Anak HI harus up to date sama berita internasional…”
14. Akhirnya, kamu pun langganan koran nasional. Demi bisa terus mengikuti dinamika politik internasional
Follow akun UN, Foreign Affairs, BBC dan Al-Jazeera juga biar total!
15. Rajin baca koran dan aktif mengikuti berita politik internasional (sayangnya) hanya bertahan di semester awal
Habis itu ya…biasa aja. HEHE.
16. Ini nih buku yang pasti akrab sama anak HI…WORLD POLITICS!
Pertama kali lihat: “Waaah tebel banget! Gila! Harus bisa kelar nih!”
Kemudian kamu sudah masuk semester 6…dan masih belum kelar juga baca kitab suci satu ini.
Gak papa kok guys, tenang! Kamu tidak sendirian. Mari kita, anak HI yang gak tamat baca World Politics, berpegangan tangan keliling dunia.
17. Kamu akan kaget melihat kuliah yang berjalan dua arah dan dipenuhi diskusi
Kuliah di HI itu harus aktif. Mahasiswa harus berpartisipasi dalam diskusi kelas, agar isu yang dibicarakan bisa berkembang.
18. Tercengang melihat teman yang cas-cis-cus menyampaikan argumen
19. Sementara kamu, plonga-plongo kayak remah rempeyek. Gak berani ngomong dan mengemukakan pendapat
20. Berbagai reading bricks dan referensi berbahasa Inggris juga membuatmu pusing
Padahal ‘kan harusnya udah tahu ya, anak HI pasti bacaannya ya Bahasa Inggris. Ya menurut ngana aja, mau Bahasa Jawa apa?
21. Di awal kuliah, kalau mau ada diskusi kelas baca bukunya udah 1 minggu sebelumnya. Takut gak paham sama Bahasa Inggris tingkat advanced.
22. Tapi alah bisa karena biasa, lama kelamaan kamu pun jadi familiar dengan bacaan berbahasa asing
Banyak baca bacaan berbahasa Inggris juga membuatmu lancar ngobrol dalam bahasa asing. Nggak kayak remah-remah Malkist Abon lagi, deh!
23. Kalau melihat kakak angkatan yang udah punya pengalaman exchange keluar negeri itu rasanya…..WOW
Kamu pun mulai berharap bisa seperti mereka.
24. Orang lain boleh abok (mabok-red) karena ini
Kalau orang lain bisa mabuk karena beer, tuak, arak bali, atau apapun yang mengandung alkohol
25. Kalau anak HI cukup abok karena…….
Paper! Yup, tugas utama di HI kebanyakan berbentuk paper yang mengharuskan kamu banyak membaca dan melakukan riset. Belum lagi kalau menjelang UTS dan UAS, paper menumpuk. Dalam sehari bisa ada deadline 2-3 paper sekaligus.
HUHU
26. Kamu yang mau mati ngebut mengerjakan paper itu juga masih sering mendengar selentingan dari anak-anak Jurusan Eksakta: “Kok ribet amat sih kayaknya? HI kan kuliahnya gampang…”
Gampang hah gampang? Gampangan mana: menghitung beton yang diperlukan untuk sebuah bangunan atau memperkirakan masa depan sebuah negara? Mana yang lebih gampang, jawab!
27. Stigma 1: “Pasti Bahasa Inggrisnya Bagus Ya?”
Tante: “Kamu jadinya masuk jurusan apa?”
Kamu: “HI, Tante.”
Tante: “Waah pasti Bahasa Inggrimu bagus, ya…”
Kamu: (dalam hati) “Waaah padahal baca bahan kuliah saja aku nestapa…..”
28. Stigma 2: “Waah sering ke luar negeri ya?”
Temen Baru Kenalan: “Kuliah jurusan apa?”
Kamu: “HI.”
Temen Baru Kenalan: “Waah, sering keluar negeri ya? Udah kemana aja?”
Kamu: (pengen jongkok di pojokan sambil garuk tembok) (paling jauh pergi juga cuma ke Wamena, KKN) :””)
29. Beberapa semester berjalan, dosen kembali mengajukan pertanyaan: “Siapa yang mau jadi diplomat?”
Yang angkat tangan tinggal separuh kelas. separuhnya lagi hilang entah kemana (mungkin bolos, atau titip absen)
Kalau ditanya mau jadi apa, jawabnya:
“Istri diplomat.”
“Suami diplomat.”
“Pegawai bank.”
“Kerja di NGO.”
“Wartawan.”
“Masih nggak tahu Pak, hehe.”
30. Memasuki semester akhir kuliah, kamu mulai galau setiap melihat iklan lowongan pekerjaan
….kok gak ada buat jurusan HI ya? Terus besok aku kerja apa?
31. Skripsi HI Juga ternyata……SUSAH
Walau “cuma” literature research, tanpa turun ke lapangan dan praktikum, kamu harus tetap melakukan riset mendalam. Banyak membaca referensi dan mencari data yang reliable jadi tantangan tersendiri.
Belum lagi kalau kamu menulis sesuatu yang kasusnya masih berjalan. Ada perkembangan kasus sedikit udah deg-degan. Bisa-bisa arah skripsimu berubah 180 derajat.
32. Inilah perumpamaan perasaanmu setelah keluar dari ruang sidang
….selemah bubur sumsum. Lembek, lemes, klemer-klemer, mau nangis karena dibantai dosen.
33. Setelah dinyatakan lulus, kamu pun mulai getol mencari pekerjaan
34. Bersaing di medan persaingan berat karena lowongan pekerjaan yang bisa kamu coba biasanya dilabeli dengan: UNTUK SEMUA JURUSAN
Ilmu HI yang sangat luas membuatmu bisa masuk ke berbagai pilihan pekerjaan. Tapi karena luas ini juga, banyak orang dari jurusan lain yang bisa bersaing di pekerjaan yang sama. Kadang kamu iri saat melihat teman-teman Jurusan Teknik yang pilihan pekerjaannya jelas.
Ya tapi sadar diri sih, kalau masuk Teknik juga DoTA (DO Tahun Awal)
35. Walau lulusan HI cari pekerjaannya lebih ngoyo dibandingkan anak jurusan eksakta, kamu tetap bersyukur masuk HI
36. Dari proses pendidikan di HI, wawasanmu jadi terbuka
Sekarang kamu tahu bagaimana dinamika Syria, penyebab konflik di Afrika, apa yang menyebabkan kemenangan Obama, sampai kenapa Freeport pernah “menjajah” pertambangan di tanah Papua begitu lama.
37. Kebebasan berpikir dan dorongan untuk mengungkapkan pendapat semasa kuliah membuatmu jadi orang yang terbuka dan terbiasa berpikir kritis
Kamu tidak lagi memandang masalah dari sudut pandang hitam-putih. Selalu ada argumen yang bisa mendukung tiap tindakan. Proses pembelajaran di HI membuatmu jadi orang yang tidak mudah menghakimi.
38. Ilmunya pun aplikatif buat kehidupan sehari-hari
Di HI kamu tidak hanya belajar politik, kamu pun belajar tentang negosiasi dan resolusi konflik. Juga tentang Hak Asasi Manusia dan Perdamaian.
Ilmu yang kamu pelajari di bangku kuliah sebenarnya sangat bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
39. Lapangan pekerjaan buat anak HI juga luas, kok!
Lapangan pekerjaan anak HI itu sebenarnya sangat luas. Lulusan HI bisa kerja di Bank, di NGO, jadi wartawan, penulis, sampai pengamat politik.
Kalau mau jadi artis atau seleb-tweet juga bisa….
40. Belajar di Jurusan HI juga membuka pintumu untuk menjejakkan kaki ke luar negeri
Kesempatan exchange atau ikut konferensi internasional memang terbuka lebar bagi anak HI. Baik lewat program beasiswa, double degree maupun konferensi dan MUN.
Karena kamu anak HI, kamu jadi lebih punya akses ke berbagai beasiswa. Kamu pernah menjejakkan kaki ke Korea Selatan, main sepuasnya di Lotte World, merasakan riuhnya kuil Dazaifu di akhir pekan, hingga berjemur di Pantai Florida sepanjang musim panas.
Pintu ke berbagai kesempatan di dunia terbuka karena pendidikanmu yang satu ini.
41. Kini kamu punya keluarga dan sahabat di belahan dunia lain
42. ….yang secara ajaib tetap terhubung walau jarang bertemu fisik.
Menemukan kartu pos selamat tahun baru dari mereka saja sudah membuat hatimu hangat. Perbedaan bahasa dan budaya tak pernah menghalangi manusia untuk saling berbagi kasih sayang.
43. Hubungan Internasional bagimu bukan hanya sekedar ilmu, tapi juga proses panjang yang menemanimu menemukan jati diri
Kalau gak masuk HI kamu gak akan pernah menemukan passion-mu di dunia tulis menulis, tugas-tugas di HI yang penuh tuntutan analisis-lah yang membentukmu jadi penulis yang lebih baik.
Kalau gak masuk HI, kamu gak akan pernah tahu nilai-nilai apa yang paling kamu yakini dalam hidup. Tinggal di Indonesia terus tanpa pernah melihat negara ini dari luar tidak akan memberimu perspektif yang lebih luas.
44. Apapun risiko yang harus dan sedang dihadapi, kamu bersyukur telah ditempatkan Tuhan di Jurusan HI. Tidak ada yang layak kamu keluhkan lagi
Banyaknya pintu kesempatan yang telah jurusan ini berikan membuatmu jadi orang yang lebih baik. Kuliah di Jurusan HI mendidikmu jadi warga negara global yang berpikiran terbuka. Memberikanmu kehangatan dari orang-orang baik yang kamu temui di seluruh dunia.
Lalu, apa yang layak kamu keluhkan sekarang?
Anak-anak HI, sini kita salaman dulu. Jurusan kita memang tidak sempurna, tapi kita telah banyak dididik di dalamnya. Selamanya bakal tetap cinta deh, sama HI!