Beberapa tahun terakhir, dunia perfilman Tanah Air memang semakin dipenuhi oleh karya anak bangsa. Film yang tayang di bioskop nggak cuma lagi berisi film-film luar, tapi juga film-film Indonesia sendiri. Mulai dari film dengan genre drama, horor, dan lain sebagainya. Bahkan beberapa sutradara dan produser, sudah mendapatkan tempat di hati penonton dan karya mereka selalu dinantikan.
Seperti beberapa waktu lalu, tepatnya pada 8 November, dua film nasional dirilis di hari yang sama. Yaitu A Man Called Ahok dan Hanum & Rangga. Film pertama dibintangi oleh Daniel Mananta, sedangkan film kedua dibintangi oleh Acha Septriasa dan Rio Dewanto. Lebih dari sepekan tayang, sudah bermunculan banyak sekali pro kontra film ini. Karya anak bangsa yang mestinya menjadi hiburan, justru dijadikan alat untuk keberpihakan politik dan saling menyerang. Melihat “pertikaian” penonton, terutama di media sosial, para pemain di kedua film pun mencoba menengahi hal ini.
ADVERTISEMENTS
VJ Daniel mengunggah bentuk dukunganya terhadap film Hanum & Rangga dengan menonton film yang tayangnya berbarengan dengan A Man Called Ahok
Daniel Mananta atau lebih akrab dengan sebutan VJ Daniel kemarin mengunggah fotonya bersama Arifin Putra. Keduanya terlihat berada di bioskop dengan latar poster film A Man Called Ahok dan Hanum & Rangga. Bukan untuk mempromosikan film masing-masing, keduanya justru menunjukkan dukungan untuk kedua film.
VJ Daniel dalam caption–nya menunjukkan apresiasinya terhadap para pemain film Hanum & Rangga seperti Acha Septriasa, Rio Dewanto, Arifin Putra, dan lainnya. Bukan cuma itu, VJ Daniel juga menyerukan semangat untuk terus mendukung dan membuat karya agar film Indonesia semakin bisa dinikmati, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.
ADVERTISEMENTS
Arifin Putra pun juga turut mengunggah dukungannya terhadap film A Man Called Ahok, termasuk pemain dan krunya
Dukungan positif juga ditunjukkan oleh salah satu pemain Hanum & Rangga, yaitu Arifin Putra. Dia pun mengunggah foto bersama VJ Daniel setelah menyaksikan kedua film tersebut. Arifin, dalam unggahannya menyatakan bahwa sebagai sesama seniman dan pekerja film, mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk menghibut penonton. Dia juga menyematkan apresiasi terhadap VJ Daniel dan segenap pemain beserta kru film A Man Called Ahok yang telah menciptakan karya yang bagus.
ADVERTISEMENTS
Sebelum kedua pemain film ini mengunggah dukungan masing-masing, warganet memang disibukkan dengan “pertikaian” yang menunjukkan keberpihakan politik
Seperti yang diketahui, kedua film ini dianggap masyarakat sebagai perwakilan dari panasnya perpolitikan Tanah Air akhir-akhir ini. Pendukung Ahok dan Jokowi menyerukan untuk menonton film A Man Called Ahok dan mengalahkan jumlah penonton serta rating film Hanum & Rangga. Sebaliknya, pendukung yang kontra dengan Ahok dan Jokowi juga mengajak untuk menonton film ini beramai-ramai dan bisa mengalahkan film sebelah.
Bukan cuma itu, warganet juga saling “mendukung” film masing-masing dengan menyerang pemain film sebelah. Misalnya saja di kolom-kolom komentar IG Arifin Putra dipenuhi dukungan dan apresiasi namun untuk film A Man Called Ahok, bukan untuk Hanum & Rangga. Pun sebaliknya. Bahkan pendukung masing-masing kubu juga sering berseteru di kolom komentar pemain film.
Padahal, sejatinya film adalah karya anak bangsa yang murni untuk menghibur, bukan ditunggangi oleh kepentingan politik. Entah siapa yang memulai hal ini, sehingga pendukung film terbelah jadi pro A Man Called Ahok dan pro Hanum & Rangga. Sedangkan untuk film sebelah, mereka justru mencaci atau merendahkan hasil karya film tersebut. Apa yang dilakukan VJ Daniel dan Arifin Putra ini terbukti sedikit mengurangi fanatisme politik masyarakat. Dukungan satu sama lain pemain dua film ini harusnya membuat para penonton yang saling bertikai malu. Pemainnya saja saling mendukung, kok penontonnya malah saling serang dan merendahkan?