Di Indonesia, ganja atau marijuana tergolong ke dalam narkotika golongan I dan dicap ilegal oleh pemerintah. Pemilik, pengedar, dan pemakai ganja pun tidak bisa terlepas dari jerat hukum jika kedapatan memilikinya. Namun ternyata di beberapa tempat berikut ganja dianggap legal dan bisa dikonsumsi layaknya alkohol dan rokok.
Ternyata tidak sekedar memberikan embel-embel legal, namun di beberapa tempat ganja diatur sedemikian rupa agar peredarannya tidak disalahgunakan oleh kelompok tertentu. Selain itu pula banyak juga motif yang mendasari pemerintah setempat untuk melegalkan ganja. Simak uraian Hipwee berikut agar kamu paham mengapa hingga saat ini legalitas ganja tergolong pro kontra di negara kita.
ADVERTISEMENTS
Negara pertama yang melegalkan ganja di seluruh negara bagian adalah Uruguay. Ganja bebas diperjualbelikan di apotek-apotek
Di Uruguay, ganja bisa dikonsumsi oleh anak muda dan diperjualbelikan bebas di apotek-apotek di sepanjang jalan. Uruguay bahkan merupakan negara pertama yang secara resmi melegalkan ganja sebagai konsumsi rekreasional seperti layaknya alkohol dan rokok di Indonesia. Meski begitu, kebijakan pemerintah ini masih mengundang pro dan kontra. Diantaranya yang kontra beralasan bahwa ganja mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh dan bersifat adiktif atau menimbulkan ketagihan. Sedangkan kelompok yang pro beranggapan bahwa ganja juga dapat membantu di beberapa permasalahan medis.
ADVERTISEMENTS
Di beberapa negara bagian di Amerika Serikat juga melegalkan ganja dengan beberapa alasan kultural
Lima negara bagian di Amerika serikat yaitu Colorado, Washington State, Nevada, Alaska, dan Special District of Columbia melegalkan ganja sebagai konsumsi rekreasional. Sedangkan ada juga 23 negara bagian lainnya di Amerika yang melegalkan ganja untuk alasan medis. Negara bagian yang melegalkan ganja berasalan bahwa angka kriminalitas menurun setelah pelegalan ganja. Mengingat ganja sering didapatkan melalui cara kekerasan. Selain kriminalitas menurun pelegalan ganja ini bisa jadi solusi dari racial justice dimana banyak penegak hukum yang dinilai rasis dalam menjebak pelanggaran hukum yang berkaitan dengan ganja. Kebanyakan penegak hukum hanya menangkap orang berkulit hitam dan memberikan banyak kelonggaran orang berkulit putih dalam masalah kriminal yang berkaitan dengan ganja.
Sentimen rasis berkurang dengan adanya pelegalan ganja. Selain itu, pemerintah juga mendapat banyak keuntungan dari pajak penjualan ganja. Di sisi lain, tugas pemerintah tentunya harus menekan masyarakat untuk terus-terusan mengonsumsi ganja mengingat banyak bahaya kesehatan yang akan didapatkan dari tanaman ini.
ADVERTISEMENTS
Banyak juga negara lain yang melegalkan ganja, tentunya diatur perundang-undangan dan bersyarat
Beberapa negara seperti Belanda, Jerman, Argentina, dan lain-lain tidak menganggap ganja sebagai barang ilegal. Namun, demikian ada banyak persyaratan ketat yang mengatur konsumsi dan peredarannya. Sebagai contoh, Belanda memberlakukan ganja legal namun hanya boleh dikonsumsi di beberapa Coffee Shop karena tergolong narkotika ringan. Namun diluar itu, ganja sama sekali tidak boleh dikonsumsi. Beda halnya dengan di Jerman, pembatasan ganja hanya seputar pada kepemilikannya yang harus dibawah 10 gram. Lebih dari itu maka akan terjerat kasus hukum.
ADVERTISEMENTS
Di Indonesia, beberapa kalangan menuntut adanya pelegalan ganja dengan alasan medis
LGN merupakan Lingkar Ganja Nusantara, suatu komunitas yang fokus terhadap kampanye pelegalan ganja. LGN berpendapat bahwa ganja lebih banyak bisa dimanfaatkan untuk kepentingan medis dan sifat memabukkannya justru tidak lebih bahaya dari alkohol yang merangsang tingkat keaktifan manusia. LGN juga tergolong pihak yang kooperatif terhadap pemerintah dengan sering mengadakan hearing mengenai manfaat dan bahaya ganja. Ganja lebih berdampak pada penggunanya yang lebih bersifat malas dan hilang semangat. Namun karena bahaya ganja yang terhitung lebih luas, pemerintah belum bisa melegalkan ganja.
Terlepas dari itu semua, sebagai warga negara yang baik, kamu sebaiknya bijak dalam menanggapi isu mengenai ganja. Menggunakannya dalam ranah medis memang terkadang sangat dibutuhkan karena hal tersebut juga menyangkut nyawa seseorang. Di luar itu semua hingga saat ini penggunaan ganja masih terbilang berbahaya bagi kesehatan dan adiktif.