Jika dilihat dari kacamata awam, menjadi fotografer kelihatannya seru. Kerja di studio, motret orang terkenal dan bayaran mahal. Betul semua sih, dengan catatan: kamu udah selevel sama Annie Leibovitz atau Terry Richardson!
Waktunya kamu lihat bahwa para juru foto ini banyak juga kok yang mulai karirnya dari bawah, gak kerja di studio melainkan medan perang dan bayarannya gak tinggi amat sampai-sampai ngasih fee ke model pun patungan. Sebelum bilang jadi fotografer itu enak terus, simak dulu suka duka jadi fotografer yang dipaparkan oleh juru foto yang belum mapan berikut ini yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Awalnya kamu bingung, sebenarnya fotografi mau dijadikan hobi atau sumber rezeki.
Setelah menimba cukup ilmu, bingung ini sebenarnya hobi atau bisa dialih fungsi sebagai sumber penghasilan?
ADVERTISEMENTS
2. Tapi kalau hobi ini bisa bawa duit, Apa salahnya?
ADVERTISEMENTS
3. Fotografi memberikan kamu kebebasan layaknya pengusaha!
Karena pada dasarnya kamu adalah self-employment, kamu yang jadi bos, kamu juga yang menjadi kacung untuk diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
4. Fotografi juga bikin kamu bebas berekspresi kayak pelukis
Jika pelukis menggambar dengan cat, maka fotografer menggambarkan ekspresinya dengan cahaya.
ADVERTISEMENTS
5. Tapi sering kali kreativitas kamu dibatasi oleh budget klien.
ADVERTISEMENTS
6. Klien emang unik; Minta ini-itu tapi sebenarnya dia gak tahu maunya apa :/
“Nanti saya mau fotonya bernuasa alam, ya. Banyakin warna hijau, kalau perlu kita taburin dedaunan…”
Brief-nya luar biasa detail, diucapkan dengan kobar semangat berapi-api. Tapi ketika ditanya pesan apa yang akan ditampilkan oleh foto, mereka malah diam seribu kata. Mereka bukan gak tahu apa-apa, mereka cuma gak tahu cara menyampaikan idenya.
Di sinilah skill membahagiakan pelanggan berperan. Fotografer harus menelurkan ide yang berusaha mendekati maksud kliennya. Gak jarang kamu sendiri yang malah menentukan ulang konsep pemotretan tersebut. Setelah panjang lebar kamu menjelaskan, kadang yang terdengar hanya:
“Nah, gitu lho mas maksud saya. Kok gak ngerti-ngerti.”
7. Selain harus paham pencahayaan, fotografer juga harus paham cara membahagiakan modelnya.
Kadang orang minta difoto hanya untuk memastikan bahwa dirinya cantik atau ganteng. Ya, udah bahagiakan mereka dengan mengerjakan foto mereka secantik dan seganteng mungkin.
8. Gak melulu jago teknik, fotografer juga harus jago bersabar.
Karena momen gak bisa dibuat-buat, kamu cuma bisa menantikannya. Kalau gak sabar bisa lewat dalam sekejap. Fotografer komersil juga sabar-sabar aja kalau menghadapi orang-orang yang nyebelin, tetap senyum dan profesional. Emang benar kata teman-teman di kampus dulu:
“Mending dimarahin dosen daripada dicerca klien.”
9. Model telat datang ke lokasi pemotretan, Sabar Aja…
Padahal dia sendiri yang bikin janji mau difoto pagi-pagi.
10. Klien telat bayar, sabar aja…
Sambil mengelus perut dan mengencangkan ikat pinggang.
11. Yang pasti matahari gak pernah telat terbit, Bro!
Cuma matahari yang selalu menepati janji buat pemotretan outdoor, itupun kalau gak hujan.
11. Gak jarang seorang fotografer akan merasa kurang dihargai…
“Apaan sih, mas/mbak? Mahal amat… Cuma jepretin kamera doang…”
Menawar tarif mungkin lumrah aja bagi beberapa fotografer. Tapi ingat, yang kamu bayar itu bukan selembar foto berukuran 4R! Tolong hargai waktu, effort, kreativitas serta kerelaan fotografer buat jongkok berdiri jungkir balik buat mengambil gambar. Dikira kamera ini beli pake daun, apa?
12. Fotografer juga suka Cemas kalo kamera & gear-nya dipegang sembarangan
Fotografer cinta sama peralatannya, kalau perlu dia tidur sambil mendekap lensa. Kalau udah pecah, mau gimana hayo?
13. Fotografer sering diidentikkan dengan pekerjaan yang mahal.
Walaupun gak selalu mahal, tapi generally pernyataan ini benar. Kamu lihat aja harga kamera dan lensa yang bisa mencapai ratusan juta rupiah itu.
14. Pertanyaan standar: “Berarti Fotografer Kaya-Kaya, Dong?!”
Belum tentu! Bisa aja dia jadi fotografer setelah menjadi kaya raya. Banyak juga kok fotografer yang merintis kesuksesannya mulai dari bawah. Bahkan buat menyewa studio aja mesti patungan sama teman-temannya.
15. Fotografer sering dianggap pekerjaan yang glamor karena gaulnya sama model.
Mungkin anggapan ini muncul karena orang hanya melihat fotografer dari Fashion TV doang. Nonton War Photographer (2001) dan The Bang Bang Club (2010) dulu sana.
16. Gak jarang, karena anggapan itu pacar fotografer jadi was-was…
Kasus saat kamu memang patut dicurigai:
Pacar: “Sayang, kamu hari ini jadi pemotretan buat Wakowal?”
Kamu: “Iya Sayang, nanti mulai jam 10.”
Pacar: “Pasti fotoin model cantik-cantik pake bra doang ya? Hih! Sebel deh aku, kamu gak perhatian! Gak ngertiin perasaan aku!”
Kamu: (dalam hati) kalau fotonya pake baju ya gimana promosinya? Kadang pacarku ini unik, ya…
Kasus saat harusnya kamu gak dicurigai, tapi tetep aja dicurigai:
Kamu: “Sayang, besok aku foto pre-wed di kebun binatang. Kita gak jadi nonton dulu ya.”
Pacar: “Hmmm? YHA.”
Kamu: “Kok cemberut sih?”
Pacar: “Pasti nanti ceweknya cantik deh, kamu lihat-lihat dia….
Kamu: (mengelus dada) Ya kali mau main mata sama calon istri orang. Lagian masa sih kamu harus merem biar pacarmu gak khawatir.
Kalau perlu dia ngawasin kamu lagi kerja, duh!
17. Padahal banyak (banget) fotografer yang hidup jauh dari dunia hingar bingar.
Fotografer yang meliput perang, misalnya. Kamu kira mereka motret apa di tengah desingan peluru itu? Motret DJ?
18. Harus diakui dengan jadi fotografer kamu jadi punya banyak relasi.
Relasi yang sesuai bidangnya, fotografer fashion pasti kenal dengan banyak percancang busana dan model, fotografer panggung kenal dengan seniman dan performer, paling tidak fotografer punya hubungan yang erat dengan rekan seprofesinya.
19. Profesi ini juga memungkinkanmu jalan-Jalan ke banyak tempat.
Traveling mungkin udah jadi bagian dari pekerjaan sebagai fotografer. Kamu terpacu untuk melihat keindahan dari sebuah objek yang bahkan mengharuskan kamu melakukan perjalanan.
20. Teman-teman juga senang berteman sama kamu, kalau jalan-jalan selalu ada yang fotoin 🙂
Suka dibawa jalan sama teman-teman, karena mereka tahu bisa dapat gambar yang bagus dari kamu. Gratis pula, hehehehe.
21. Fotografer juga bahagia kalau diajak jalan. Selama Bayarannya Cocok tujuannya menarik!
Terutama kalau berwisata ke tempat yang eksotik. Kalau bisa, bakal mau deh diajak terus sepanjang tahun.
22. Pekerjaan ini membuatmu merasa bersyukur, kamu bisa mengabadikan momen spesial yang mungkin gak bakal terulang.
“Sukanya jadi fotografer, bisa mengabadikan momen yang gak akan pernah terulang”
Hafizh Okta, Fotografer
Memang sih, momen bisa direkayasa, tapi akankah sama nilainya?
23. Senang Rasanya Kalau Kamu Bisa Menjadi Bagian Dari Momen Penting
Menjadi “nyawa” dari foto yang diambil adalah sebuah kenikmatan yang tak tergantikan.
24. Jadi, Walaupun Jarang Masuk Di Dalam Frame…
Selain karena gak ada yang motretin, juga karena fotografer suka canggung di depan kamera.
25. …Dan Kadang Iri Melihat Objek Yang Difoto
Fotoin orang wisuda sementara kamu sendiri nasib studinya masih mengambang itu…. sakitnya….. Di sini *tunjuk dada sendiri* 🙁
26. Pengalaman paling menyiksa adalah ketika motret prewedding-nya mantan 🙁
Baru prewedding, belum lagi acara nikahannya besok! Ya udah, sembunyikan wajah di balik kamera aja…
27. Meski begitu, Kamu Akan Tetap Bahagia Kalau Karyanya Bisa Menginspirasi Orang.
Akan sangat sempurna jika karya fotografer bisa menginspirasi, menggugah emosi siapa saja yang melihat fotonya. Saat bisa menciptakan karya seperti ini, kamu mencapai puncak kebahagiaan sebagai pencipta karya.
28. Semua profesi pasti ada hitam-putihnya. Berharap bisa dapat pekerjaan yang menawarkan kebahagiaan terus menerus itu hampir mustahil!
Bagimu, perjuangan memang ada di dark room dan di studio. Menghadapi tenggat waktu dan klien, berjibaku dengan cuaca panas dan editan di depan komputer.
Tapi orang lain dengan profesi berbeda juga pasti punya perjuangan yang serupa kok. Pekerjaan yang tanpa masalah itu hampir gak ada di dunia ini.
29. Apapun yang Terjadi, Profesi dan Hobi yang Satu Ini Memang Layak Kamu Syukuri Deh!
Bisa dibayar karena melakukan hobi, kenal banyak orang, sering diajak jalan-jalan pula. Kalau boleh milih, kamu akan terus mau jadi fotografer deh seumur hidup. Gak mau ganti profesi!
Itulah suka-duka dan jeritan hati para fotografer. Kamu yang juga berprofesi sebagai juru foto di luar sana, apakah juga merasakan hal yang serupa? Kalau iya, sini kita tos dulu!