Nama Denada akhir-akhir ini memang sering menjadi perbincangan publik. Hal ini tentu saja karena beberapa single terbarunya yang cukup menarik atensi publik. Kenapa nggak, dalam video klipnya tersebut, Denada tampil dengan sangat sensual dan bisa dibilang seperti penyanyi rapper luar negeri. Mulai dari pakaian yang terbuka, hingga twerking yang mungkin baru kali ada di video klip tanah air.
Melalui akun Instagram-nya, ibu beranak satu ini juga nggak segan-segan mengunggah foto-foto seksinya itu. Dan tentu saja respons dari masyarakat beragam. Mulai dari decak kagum karena keberaniannya, hingga kritikan dan sumpah serapah karena penampilannya tersebut sama sekali nggak pantas, apalagi jika disangkutpautkan dengan norma dan budaya.
Denada yang selama ini cuek dengan komentar-komentar negatif, tiba-tiba saja marah dan emosi pada seorang warganet. Hal ini nggak lain karena komentarnya yang menyeret-nyeret anak perempuan Denada.
ADVERTISEMENTS
Kemarin, Denada mengunggah cuplikan komentar seorang warganet yang membuatnya murka lantaran membawa-bawa anaknya
Betina a***** gak punya moral. followers situ banyak anak2 yg masih labih. Dasar janda laknat semoga karma secepat nya datang buat anak perempuan kamu ya di perkosa tu rame2 amin amin yr’a
Begitulah pedasnya komentar warganet tersebut. Tentu saja Denada sebagai seorang ibu murka melihat anaknya didoakan seperti ini. Denada juga menegaskan bahwa ia sama sekali nggak peduli dengan komentar yang ditujukan padanya. Tapi ketika komentar tersebut sudah mengarah pada anaknya, maka ia akan melawan itu.
@leza_******* , kamu udah yakin dengan apa yg jadi statement kamu buat saya dan anak saya?
Kamu mau menguji saya? Ok. Saya akan selesaikan ini. Dengan cara saya.
You just pushed the wrong button. Kamu baru aja usik naluri saya sebagai seorang IBU.
Sekarang, mau kamu yg hubungi saya? Atau saya yang cari kamu. SAMPAI DAPET.
Saya ber-sosmed selalu realistis. Buat saya, saya sama sekali ga perduli akan komen2 ga penting yang ditujukan buat saya. I dont give a fvck. Not even the slightest.
Tapi komen kamu itu PENTING SEKALI. Saya kayak lagi berhadapan sama orang bersenjata tajam yang akan berbuat jahat terhadap saya dan anak saya. Pilihan saya cuma 1: SAYA LAWAN. Saya akan jaga anak saya, walaupun nyawa taruhannya buat saya.
ADVERTISEMENTS
Di saat warganet lain “memperpanas” situasi dengan mendesak Denada untuk menangkap pelaku, sang warganet tadi malah kembali merespons ancaman dari Denada
Jika tujuan warganet tersebut mengingatkan Denada tentang cara berpakaiannya, tentu saja diperbolehkan. Tapi tentu saja melalui cara penyampaian yang baik. Mungkin saja, jika komentar tersebut hanya sampai pada “semoga karma secepatnya datang”, maka tentu ini juga nggak akan dipermasalahkan oleh Denada. Tapi sayangnya, komentar tersebut dirasa sangat jahat, karena menyumpahi anak Denada yang nggak tahu apa-apa tentang urusan ibunya.
Sontak saja ribuan komentar memenuhi postingan Denada tersebut. Sebagian besar seakan ikut tersulut amarahnya dan “mengompori” Denada untuk menangkap dan memproses pelaku secara hukum. Tapi sang warganet nggak berhenti di situ saja. Jika biasanya warganet seperti ini langsung menghilang, sang pelaku malah kembali membalas postingan Denada di kolom komentar. Ia mengingatkan agar Denada sadar bahwa dia adalah figur publik dan berada di antara adat istiadat, agama, dan budaya yang masih kental.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Memilih untuk populer dengan cara ini, tentu Denada paham risiko yang akan diterimanya. Dia sama sekali nggak peduli dengan itu asalkan komentar tersebut hanya ditujukan buatnya
Pelebaran masalah seperti ini memang nggak sekali dua kali terjadi. Beberapa waktu lalu, anak dari Rachel Vennya juga ikut kena imbas lantaran kebencian seseorang padanya. Tentu bukanlah hal yang bijak ketika kita membawa-bawa orang lain jika kita benci terhadap seseorang, apalagi anak-anak.
Denada, dengan tampilan yang seperti itu tentu sadar akan risiko yang ia terima. Memilih jalan ini untuk populer tentu bukanlah sebuah hal yang mudah. Karena sebelumnya, nggak pernah ada penyanyi yang seberani ini. Tapi Denada paham itu. Mungkin sudah puluhan ribu cacian, kritikan, komentar negatif, kekecewaan, hingga sumpah serapah yang ia terima dari warganet maupun publik. Tapi ia sama sekali nggak mempermasalahkan itu. Toh, sudah risikonya. Tapi akan lain ceritanya ketika anaknya dibawa-bawa, apalagi disumpahi seperti itu. Sudah pasti nalurinya sebagai seorang ibu akan muncul.
Mengingatkan Denada juga nggak ada salahnya. Toh, saling mengingatkan dalam kebaikan itu dianjurkan. Media sosial yang super bebas ini memang bisa diakses oleh siapapun, termasuk anak-anak. Jadi besar kemungkinan, akun Denada juga diikuti oleh anak-anak di bawah umur.
Ketakutan pelaku tadi adalah sebuah kewajaran dan benar adanya. Tapi bukan begitu cara mengingatkan Denada. Tentu ada cara yang lebih baik. Kalaupun pengen dengan cara yang pedas, ya, ditujukannya pada Denada saja, nggak usah bawa-bawa anak atau orang lain.