Persaingan di dunia hiburan Tanah Air nyatanya nggak segampang yang kita kira. Agar bisa terus menjadi favorit dan idola masyarakat, dibutuhkan usaha yang keras, sangat keras! Salah satunya dengan rela bikin gimmick atau gosip panas sehingga nama mereka akan populer dalam sekejap, walau konsekuensinya juga bakal tenggelam dalam kurun waktu yang cepat pula. Dan ini belum menjamin bisa bertahan dari para pendatang baru. Setiap tahun, daun-daun muda muncul dan jadi pilihan baru bagi masyarakat. Selain karena masih fresh, bakat mereka juga patut diakui. Apalagi dengan ajang pencarian bakat saat ini. Tentu semakin gampang untuk mengorbitkan diri.
Salah satu penyanyi lama yang masih berkiprah hingga saat ini namun namanya hilang timbul di dunia hiburan adalah Denada. Penyanyi satu ini memang acap kali berganti aliran musik, mungkin berusaha memenuhi selera masyarakat. Nah, yang terakhir ini ia memilih genre hiphop atau RnB.
ADVERTISEMENTS
Sejak merilis video klip terbarunya beberapa waktu lalu, Denada kembali menjadi sorotan publik
Masih ingat beberapa bulan lalu saat Denada merilis lagu barunya yang berjudul De Nada? Video klip tersebut langsung mendapat atensi yang besar dari masyarakat. Pasalnya, Denada tampil dengan gaya baru yang lebih seksi dan sensual. Namun, dibandingkan dengan kualitas lagunya, masyarakat justru memperbincangkan penampilan dan koreografi Denada. Ibu satu anak itu dianggap udah nggak pantas untuk merilis lagu dengan konten yang terlalu sensual, plus kemasan video seheboh itu, apalagi adanya adegan twerking di dalamnya.
Seiring waktu berlalu, video itu pun perlahan dilupakan orang. Dan akhirnya Denada kembali lagi merilis video musik baru bertajuk “Mutha Futha” pada beberapa hari lalu. Nama Denada kembali bergaung karena videonya dianggap lagi-lagi mengumbar sensualitas dan vulgar. Dalam foto-foto promosi yang ia unggah di akun Instagramnya, Denada justru lebih banyak mendapat kecaman dari warganet.
ADVERTISEMENTS
Gayanya yang bisa dibilang (mencoba) menyerupai rapper kelas internasional seperti Nicki Minaj dianggap nggak cocok bagi budaya di masyarakat Indonesia
Foto ini saja contohnya. Pose ngangkang dengan dada yang hanya ditutupi rambut panjangnya pasti mengingatkan kita pada rapper kelas internasional yang masih populer saat ini. Siapa lagi kalau bukan Nicki Minaj. Nggak sedikit warganet yang menganggap bahwa Denada sengaja meniru Nicki Minaj, nggak cuma dari penampilannya, tapi juga cuplikan video klipnya, seperti twerking dan adegan “berani” yang lain. Rasanya belum pernah ada penyanyi kondang yang sefrontal Denada ini dalam penampilan publiknya. Denada seakan mencoba memberi “gebrakan” baru di dunia hiburan Tanah Air dengan genre dan musik ala Nicki Minaj ini.
ADVERTISEMENTS
Bisa dibilang Denada memang punya masalah dengan konsistensi, mengingat ia juga pernah terjun di genre dangdut dan pop. Hmm.. atau mungkin dia memang berusaha selalu merespons tren musik yang tengah menemukan momentum, apapun itu
Banyak sekali yang menyayangkan perubahan Denada ini, meski tetap ada beberapa yang salut dan memberinya gelar “Hot Mama”. Denada bukanlah pendatang baru di dunia hiburan Tanah Air. Wanita berusia 39 tahun ini bahkan sudah terjun ke dunia tarik suara sejak awal tahun 1990-an. Saat itu, ia menjadi salah satu rapper wanita yang populer. Vakum sejenak karena melanjutkan pendidikan di Australia, putri sulung Emilia Contessa ini kembali lagi dan mencoba peruntungan dengan mengusung genre dangdut. Ia pun sempat populer dengan lagunya berjudul “Jogetin Aja” atau “Mak E”.
Namun itu pun sepertinya bukan genre yang tepat bagi Denada. Ia pun mulai mencoba genre pop beberapa tahun terakhir. Beberapa lagu yang dinyanyikannya bersama Ihsan Tarore seperti “Jangan Ada Dusta di Antara Kita” dan “Cinta Terbaik” sempat populer, namun tenggelam seiring berakhirnya hubungan mereka berdua. Dan kini, Denada kembali mencoba genre hiphop dengan tampilan yang jauh berbeda dari sebelumnya.
Di usia yang tak lagi muda, memang jadi tantangan tersendiri untuk selebriti manapun bisa tetap eksis di dunia hiburan. Mungkin, Denada mencoba sebisa mungkin mengadaptasi kultur industri pop barat agar bisa bersaing dengan artis lain yang mencoba merebut atensi anak muda. Nah, masalahnya kemudian bukan bahwa pilihan mengadaptasi budaya barat pasti berakhir negatif dan tidak diterima di masyarakat kita, melainkan pintar-pintarnya mencari karakter yang pas dan keren. Buktinya, banyak juga kok penyanyi-penyanyi asing di usia matang yang sukses dan masih “laku” dengan citra pembawaan yang glamor, tapi tetap elegan. Tak harus vulgar berlebihan.
ADVERTISEMENTS
Sebut saja Anggun C. Sasmi yang bahkan sudah menginjak usia 40-an. Nggak cuma di luar negeri, di Indonesia sendiri ia tetap dielu-elukan
Salah satu contoh penyanyi yang nggak lagi muda namun tetap eksis adalah Anggun C. Sasmi. Bahkan wanita satu ini nggak cuma populer di tanah air tapi udah tingkat internasional. Lagu yang baru dirilisnya beberapa waktu lalu juga mencoba untuk menyesuaikan dengan zaman. Penampilannya pun juga glamor dan bisa dibilang cukup seksi untuk usianya yang sudah memasuki 40-an. Tapi Anggun berhasil membuat penampilannya selaras dengan lagu yang dibawakan dengan kesan yang sesuai namanya, anggun .
ADVERTISEMENTS
P!nk juga udah nggak muda lagi namun tetap energik. Tapi entah kenapa kesan yang dia timbulkan justru “mahal”
Jika ingin membandingkan dengan penyanyi lain yang juga energik di usia yang udah matang tentu P!nk adalah salah satunya. Ibu beranak dua ini hingga kini masih produktif mengeluarkan lagu-lagu baru. Musiknya pun disesuaikan dengan kesukaan anak muda sekarang. Gerakan atau tariannya yang tegas, dengan penampilannya yang cukup boyish ini, berhasil memikat dan membuatnya menjadi salah satu idola anak muda sekarang. Meski di masa awalnya sempat turut dalam gelombang penyanyi-penyanyi dance pop yang menawarkan aksi panggung cenderung vulgar juga, kini penampilannya beranjak lebih dewasa dan elegan.
ADVERTISEMENTS
Dan satu lagi penyanyi yang bahkan sebentar lagi memasuki usia setengah abad. Mariah Carey, yang masih eksis hingga kini
Penyanyi yang satu ini justru akan memasuki usia 50 tahun. Tapi Maria Carey berhasil mempertahankan eksistensinya selama puluhan tahun. Ia tetap menelurkan album dan sering tampil secara live dengan penampilannya yang memukau dan memang mengandalkan olah suara dibanding gimmick-gimmick visual.
Mudah-mudahan Denada bisa belajar dari beberapa contoh penyanyi di atas ya. Kalau memang bisa dikotak-kotakan, budaya barat maupun budaya timur punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tinggal pintar-pintarnya saja memilih, mana yang bisa diolah menjadi keren di mata publik, dan mana yang akhirnya malah bikin risih. Sayang, kalau cuma mengandalkan sensasi. Efeknya pasti cuma sementara.