Menjadi presiden atau pemimpin negara bukanlah pekerjaan yang tergolong aman. Bagaimana tidak? Sebagai orang nomor satu negara ini, tentunya segala yang dilakukan atau diputuskan seorang presiden tidak hanya akan menimbulkan perspektif pro saja, melainkan juga kontra dari berbagai kalangan. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa sang pemimpin negara beserta keluarga harus mendapat jaminan keamanan di manapun berada.
Di Indonesia sendiri, presiden dan wakil presiden kita mendapat “fasilitas” berupa penjagaan ketat setiap kali bepergian. Satuan khusus yang bertugas mengawal mereka disebut Pasukan Pengamanan Presiden atau disingkat Paspampres. Mereka berisikan orang-orang terpilih dari berbagai pasukan hebat seperti Kopassus, Kostrad, Marinir, dan Kopaska, yang telah mendapat pelatihan khusus untuk menghalau berbagai ancaman fisik maupun non-fisik yang bisa mendatangi presiden kapan saja.
Baru-baru ini jagat maya Facebook diramaikan oleh curhatan seorang pria dengan akun Facebook bernama Eka Prasetya Hadi yang bercerita mengenai pengalaman pahitnya ketika bertemu presiden Jokowi. Bukannya mendapat perlakuan sopan, ia justru diperlakukan kasar oleh salah satu anggota Paspampres.
ADVERTISEMENTS
Meski unggahannya kini telah dihapus, namun beritanya sudah tersebar ke layar gadget warganet
Popularitas Jokowi memang tidak perlu diragukan lagi. Pasalnya pria yang baru berulang tahun kemarin ini dikenal sebagai presiden yang sederhana karena aktivitasnya yang sering blusukan ke kampung atau pasar-pasar tradisional. Tak ayal jika banyak warga yang berebut berfoto atau bersalaman setiap kali mendapat kunjungan dari Jokowi.
Eka, pria yang menceritakan pengalamannya bertemu presiden itu mengeluh mendapat perlakuan kasar dari Paspampres yang saat itu sedang bertugas mendampingi presiden. Padahal dirinya mengaku hanya ingin melihat Jokowi lewat di depannya. Tapi salah satu Paspampres justru memukul perutnya sembari berkata “Rasah salaman!” (tidak usah bersalaman). Kecewa atas apa yang dialaminya, Eka mengunggah curhatannya ke akun Facebook pribadinya:
Aku cuma liat Bpk Presiden Jokowi lewat tapi Paspampres yg saya lingkari ini memukul perut saya sambil bentak “Rasah Salaman” (tidak usah bersalaman). Wong saya cuma liat saja.. Biarpun saya org kecil tapi saya laporkan penganiayaan baru (di)pecat kamu, mentang-mentang jadi Paspampres sudah kyk gitu,” tulis Eka dalam unggahannya, dikutip dari Brilio.
ADVERTISEMENTS
Bisa jadi apa yang dilakukan Paspampres tersebut memang menjadi salah satu protokol yang dianut
Bukan tidak mungkin bahwa apa yang dilakukan Paspampres tersebut memang sudah menjadi standar prosedur operasional yang harus dilakukan ketika mendampingi presiden blusukan. Tentu saja penjagaan harus lebih ditingkatkan lantaran sang presiden sedang berinteraksi langsung dengan rakyat. Untuk berinteraksi saja, Paspampres harus memastikan bahwa yang dilakukan tidak lebih dari bersalaman. Hal itu untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya hal-hal tidak diinginkan kepada presiden.
ADVERTISEMENTS
Padahal jika dibandingkan dengan era SBY, Paspampres di masa Jokowi ini dinilai jauh lebih fleksibel lho
Paspampres di masa pemerintahan Jokowi dinilai lebih fleksibel jika dibandingkan dengan presiden sebelumnya, SBY. Seperti dilansir dari Tribun News, Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono menukaskan bahwa hal ini terjadi lantaran perlakuan Paspampres banyak dipengaruhi oleh karakter presiden Jokowi yang dikenal ramah dan dekat dengan rakyat. Dirinya mengaku setiap anggota Paspampres secara tidak langsung juga dituntut untuk tidak arogan dan selalu sopan kepada rakyat. Sedikit berbeda dengan pengamanan SBY saat masih menjabat sebagai presiden lalu. Paspampres di eranya justru cenderung lebih ketat.