Istilah WFH (Work From Home) atau yang berarti bekerja dari rumah sudah setahun belakangan ini terus terngiang-ngiang di telinga banyak orang. Hampir sebagian besar perusahaan entah itu kecil atau besar yang ada di dunia, termasuk di Indonesia, memilih untuk mengambil kebijakan yang satu ini guna menekan laju grafik persebaran pandemi yang tengah melanda.
Dulu sih banyak yang mikir bahwa bekerja dari rumah merupakan kegiatan dan kebiasaan baru yang menyenangkan. Tapi semakin ke sini rupanya anggapan tersebut terbukti salah kaprah. Apalagi kalau kita lagi pengin cuti di tengah pandemi saat melakukan WFH alias kerja dari rumah. Bukannya dapat kemudahan dari atasan, sering kali malah dipersulit karena alasan-alasan absurd tertentu yang nggak terbayangkan sebelumnya. Bahkan, banyak pula atasan di berbagai perusahaan yang akhirnya nggak menganggap penting hak cuti lantaran pegawainya sudah bekerja dari rumah. Ini pada nggak paham apa, ya, kalau cuti itu adalah hak buat beristirahat sejenak dari pekerjaan? :’)
ADVERTISEMENTS
Banyak yang menganggap bahwa WFH itu nggak jauh berbeda sama cuti, padahal juga kita di rumah, kan, kerja! 🙁
Hal yang paling resek terjadi selama pandemi dan proses WFH adalah permasalahan yang satu ini. Banyak anggapan bahwa yang namanya bekerja dari rumah itu nggak berbeda jauh dengan cuti. Alhasil orang-orang kolot tersebut menganggap bahwa selama ini kita setengah cuti dan setengah kerja. Makanya setiap kali kita mau mengajukan cuti dipersulit karena alasan tersebut. Padahal juga kita, kan, di rumah kerja, bukan terus bersantai ria layaknya cuti. Hadeeeeh!
ADVERTISEMENTS
Kalau tipe-tipe atasan atau bos yang kolot pasti menganggap cuti saat WFH itu nggak ada gunanya. Katanya sih nggak bakal ke mana-mana juga. Padahal yang namanya cuti, kan, nggak selalu mau bepergian 🙁
Persoalan selanjutnya yang nggak kalah ngeselin setiap kali kita mau mengajukan hak cuti adalah anggapan atasan yang berpikiran bahwa cuti itu selalu diisi dengan main-main. Nah, di saat pandemi kayak gini nih, mereka mikir bahwa cuti juga cuma percuma karena kita nggak bisa ke mana-mana. Bentar deh, memangnya kalau cuti itu harus selalu yang main-main gitu, ya? Ada lo, cuti yang cuma sekadar pengin rehat dari kesibukan sehari-hari dan sekedar bersantai di rumah.
ADVERTISEMENTS
Sebagian atasan menganggap bahwa WFH itu bikin kerja jadi enteng dan fleksibel, tapi sering kali malah sebaliknya. Pantes aja terkadang susah bener minta cuti saat WFH
Seperti yang udah dituliskan di atas tadi, ada sebagian atasan di berbagai perusahaan yang menganggap bekerja dari rumah membuat beban pekerjaan terasa lebih ringan dan fleksibel. Padahal mah aslinya malah lebih banyak gangguannya, mulai dari anak rewel, disuruh bantu-bantu sama orang rumah, hingga terdistraksi aktivitas-aktivitas lainnya yang bikin pekerjaan jadi tertunda. Ya, pantas aja sih kalau kita susah buat mengajukan cuti, orang anggapannya aja masih pada begini. 🙁
ADVERTISEMENTS
Padahal setelah dipikir-pikir beban WFH sama WFO itu jauh lebih enak WFO. Kerja dari rumah selama ini berasa nggak ada jam kerjanya, jam berapa pun tetep aja disuruh-suruh
Jika kamu cermati, pasti banyak orang yang sepakat bahwa ritme kerja di rumah dengan di kantor sebenarnya lebih teratur dan lebih sehat jika di kantor layaknya hari-hari biasanya. Kalau di kantor, jam kerja udah habis, ya, biasanya bisa langsung pulang tanpa diganggu segala hal yang menjadi urusan kantor lagi. Beda dengan dengan bekerja dari rumah, jangankan ngomongin jam kerja yang sehat, kita aja berasa kayak swalayan 24 jam yang harus siap siaga jika disuruh ngerjain apa aja. Padahal yang namanya cuti itu penting banget lo.
Ini seharusnya bisa menjadi catatan penting bagi banyak perusahaan biar nggak ada lagi pandangan bahwa bekerja dari rumah itu nggak jauh berbeda dengan cuti. Pada saat-saat pandemi kayak gini, orang mau mengajukan cuti itu, ya, karena pengin rehat sejenak dari pekerjaan dan kepenatan, bukan yang selalu karena mau main-main kok.