Beberapa hari terakhir, publik terutama warganet kembali membicarakan tentang penyanyi Anggun C. Sasmi yang pindah kewarganegaraan. Padahal, Anggun telah resmi menjadi warga Perancis sejak akhir tahun 2000 lalu. Isu ini kembali mencuat setelah sebuah akun Instagram bernama @teamanggun mengunggah cuplikan hasil wawancara Anggun dan majalah Playboy tahun 2001 lalu.
Mungkin hingga saat ini masih banyak yang bertanya-tanya kenapa Anggun memilih pindah menjadi warga Perancis. Banyak yang mengatakan bahwa Anggun lupa dengan negara sendiri yang telah menjadi saksi lahir, tumbuh, dan berkembangnya. Tapi ketika kamu membaca wawancara berikut ini, mungkin sentimenmu terhadap Anggun bisa saja berubah.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Anggun menekankan alasannya pindah kewarganegaraan karena merasa kariernya nggak didukung oleh pemerintah Indonesia
Mungkin cuplikan wawancara ini adalah yang kesekian kalinya Anggun bicarakan. Hal yang pasti dan selalu dipertanyakan tentu alasan kenapa ia memilih pindah kewarganegaraan menjadi Perancis. Ternyata, Anggun memilih untuk pindah karena ia merasa sama sekali nggak dibantu pemerintah Indonesia. Bahkan menurutnya kesuksesannya di dunia internasional juga nggak ada ikut campur tangan orang Indonesia sama sekali. Jadi bagi Anggun, ia sama sekali bukan “kacang lupa kulitnya” yang kerap disematkan untuk dirinya.
ADVERTISEMENTS
Lagipula bagi Anggun, kewarganeraan bukan terpaku pada paspor belaka
Anggun juga menjelaskan bahwa kebanyakan orang Indonesia menganggap ia sudah nggak “Indonesia” lagi. Hanya karena dia pindah kewarganegaraan, tinggal di Perancis, lalu memiliki suami bule. Ia sangat menyayangkan nasionalismenya hanya diukur dari buku sekecil itu (paspor).
ADVERTISEMENTS
Anggun pun menjelaskan salah satu kekecewaannya yang membuat ia memutuskan untuk pindah kewarganegaraan
Ketika ditanya kembali, bantuan seperti apa yang nggak dikasih oleh pemerintah Indonesia, Anggun pun menjelaskan salah satunya. Misalnya saja ketika ia meminta untuk dipermudah dalam mengurus visa ke KBRI dan meminta fasilitas tertentu untuk mempermudah dirinya promosi ke negara-negara lain. Jawaban dari Dubes Indonesia justru mengecewakan. Sang Dubes mengatakan nggak bisa memberi fasilitas atau kemudahan, bahkan membandingkannya dengan anaknya sendiri.
ADVERTISEMENTS
Berbeda dengan Perancis, Indonesia dianggap selalu menuntut dirinya, sedangkan ‘negara’ nggak ngasih apa-apa
Perlakuan yang berbeda justru dirasakan Anggun dari pemerintah Perancis. Alih-alih lepas tangan, mereka malah memberikan Anggun penghargaan karena dianggap sudah mengangkat kultur Perancis di luar negeri. Sedangkan di Indonesia, ia merasa selalu dituntut. Sedangkan nggak ada yang dikasih oleh Indonesia pada dirinya. Padahal, bahkan ia nggak lupa mengangkat nama Indonesia ketika ada wawancara dengan wartawan asing. Namun tetap saja perpindahan kewarganegaraannya dipertanyakan.
ADVERTISEMENTS
Meski puluhan tahun tinggal di luar negeri, Anggun pun nggak pernah lupa dengan bahasanya sendiri
Sepertinya anggapan bahwa ketika pindah kewarganegaraan maka habislah rasa nasionalisme benar-benar nyata. Seperti yang diceritakan Anggun ketika ia ke Indonesia pertama kali untuk promosi album “Snow on The Sahara”. Wartawan yang mewawancarainya saat itu malah berbahasa Inggris, seakan-akan Anggun sudah nggak bisa berbahasa Indonesia lagi. Hal itu membuatnya tersinggung dan sakit hati. Padahal selama ini dia selalu menggunakan bahasa Indonesia ketika berhadapan dengan orang Indonesia. Perlakuan seperti ini saja sudah menunjukkan kalau kita yang mengasingkan Anggun dari tanah kelahirannya sendiri, bukan?
Lagi-lagi, Anggun menekankan bagaimana perlakuan orang Indonesia yang membuatnya miris
Negara asalnya yang harusnya memberikan dukungan penuh juga nyatanya sama sekali nggak seperti itu. Malah Anggun dikritik habis-habisan atas karyanya. Sedangkan orang luar seperti Italia dan Amerika memuji karyanya. Tentu hal ini cukup mengecewakan. Hanya karena keputusannya pindah kewarganegaraan, Anggun seakan diasingkan dan malah nggak didukung oleh negaranya sendiri.
Andai saja pemerintah Indonesia mempermudah atau memberikan bantuan agar Anggun bisa mengembangkan kariernya di dunia internasional, mungkin saja paspor yang dipermasalahkan itu masih berlambang Garuda.
17 tahun berlalu, mungkin baru sekarang alasan Anggun pindah kewarganegaraan terlihat sangat jelas
Isu perpindahan kewarganegaraan Anggun tahun 2000 lalu mungkin nggak seheboh sekarang. Karena akses informasi saat itu nggak sebebas sekarang. Informasi tentang dirinya dulu hanya bisa diakses lewat televisi, radio, atau media cetak. Oleh karena itulah pengetahuan masyarakat tentang kepindahan Anggun ini jadi terbatas. Nah, baru sekarang, ketika informasi yang ada di media cetak diunggah melalui media daring, masyarakat kembali ramai memperbincangkannya. Setidaknya, masyarakat jadi lebih tahu alasan Anggun dibandingkan menerka-nerka dan mengganggap kalau ia seperti “kacang lupa kulitnya”.
Benar kata Anggun, bahwa nasionalisme nggak diukur dari paspor saja. Toh, meski ia pindah kewarganegaraan Anggun menyatakan bahwa darahnya tetap merah dan tulangnya tetap putih. Kita juga nggak bisa menyalahkan Anggun sepenuhnya. Karena jika saja pemerintah saat itu mau membantu Anggun untuk mengembangkan kariernya, mungkin saja Anggun masih memegang paspor Indonesia hingga saat ini.