Siapa sih yang nggak tahu Kalimantan, pulau terbesar di Indonesia yang identik dengan hutan dan garis khatulistiwanya? Tapi apakah kamu tahu, kalau jadi anak yang lahir dan besar di Kalimantan itu punya kesan tersendiri?
Sebelumnya, Hipwee udah pernah ngebahas rasanya hidup di Jakarta, nasib anak rantau, nasib anak muda Batak, dan autobiografi anak pesantren. Nah, kali ini Hipwee bakal mengajak kamu untuk mengayuh ke Kalimantan dan merasakan sendiri, gimana pergulatan batin yang dirasakan para anak Kalimantan?
ADVERTISEMENTS
1. Saat tahu asalmu dari Kalimantan, banyak orang mengira kamu anak orang kaya
Ketika merantau keluar pulaunya, anak Kalimantan pasti dikira anak orang kaya. Mungkin karena Kalimantan terkenal dengan perusahaan pupuk atau tambang yang menggaji pegawainya dengan besar?
Padahal, belum tentu juga orang tuamu kerja di perusahaan pupuk atau tambang itu. Kalaupun iya, harta yang kamu punya ‘kan milik orang tua!
Kalau dikira orang kaya, ya diamini aja. Yang anak Kalimantan mana suaranya?? (Aamiin….)
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Kayaknya jarang banget ada orang luar yang tahu rasanya hidup di pulau itu. Banyak orang komentar, “Ya ampuun…rumahmu di hutan dong?”
Kalimantan emang isinya hutan sih. Pulau Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia karena luas hutannya, yaitu sekitar 40,8 juta hektar. Jadi, sebenarnya nggak heran banyak orang menganggap penduduk Kalimantan itu tinggal di hutan.
Wait! Emang sih rumah di dekat hutan, tapi bukan hutan yang ada binatang buasnya gitu kok!
Walau rumah harus melewati hutan, kami bangga kok jadi anak hutan!
ADVERTISEMENTS
3. Entah kenapa, banyak yang menebak asalmu dari Samarinda. Padahal, belum tentu rumahmu dekat sana juga.
“Rumahnya dimana Dek?
“Di Ketapang, Om.”
“Itu Samarinda?
“Bukan, Om. Di dekat Pontianak.”
“Oh dekat sama Samarinda?”
“Lumayan Om. Harus transit dulu di Jakarta.” *pengen nangis di pojokan*
Entah kenapa banyak orang mengira Kalimantan itu hanyalah Samarinda, padahal Kalimantan itu luas banget. Masih ada juga yang mengira Balikpapan-Pontianak itu dekat, padahal jauhnya minta ampun dah… Naik pesawat aja harus transit ke Jakarta dulu.
Gaes! Balikpapan-Pontianak yang sama-sama satu pulau aja nggak punya jalur pesawat langsungnya!
ADVERTISEMENTS
4. Berbeda dari teman-temanmu yang akrab dengan kehidupan urban, sebagai anak Kalimantan kamu lebih biasa dengan pemandangan pabrik, tambang, dan truk pengangkut karet atau kelapa sawit.
Misalnya aja nih, pabrik di Kalimantan Timur yang ini:
Atau lahan yang “bolong” dikeruk tambang kayak gini:
Atau jalan jadi-jadian kayak gini:
Atau truk yang malang melintang ini:
WES BIYASA….
5. Yang ironis, status Kalimantan sebagai pemasok energi dan sumber daya alam nggak tercermin dari hidup sehari-hari di sana. Mati listrik jadi momen yang terlalu biasa!
Mati listrik jadi suatu hal yang biasa buat anak Kalimantan. Ada daerah yang bisa berjam-jam mati listrik, ada juga yang bisa sampai seharian tanpa listrik. Dan saat kamu merantau lalu berhadapan dengan kondisi mati listrik tiba-tiba, kamu, si anak Kalimantan, yang paling santai di kegelapan.
“Sudah biasa…”
6. Nggak cuma itu, antri BBM pun jadi pemandangan yang lumrah di daerahmu
Jatah pasokan BBM selalu kurang. Jadi, nggak heran kalo ada antrian panjang di SPBU-SPBU daerah. Panjang antrian pun bisa berkilo-kilometer loh, tapi nggak diliput media aja. Jadi, terkesan Kalimantan itu aman dari BBM langka. Padahal kenyataannya, pasokan BBM di Kalimantan itu langka banget.
Karena penduduknya yang biasa antri panjang, jadi kalau mau marah-marah pun nggak ada gunanya. Toh, semuanya ikutan antri dan rapi lagi. HEHEHE
Kalo orang Kalimantan ditanya: “BBM-nya kemana?”
Jawaban kamu pasti: “Ke Jawa Ya nggak tahu kemana, tanya aja pemerintahnya.”
7. Sebagai anak rantau asal Kalimantan, momen mudik bagimu adalah perjuangan besar
Pertama, harga tiket yang tinggi membuatmu mikir-mikir untuk pulang.
Saking mahalnya tiketmu, nggak jarang baru 6 bulan-1 tahun sekali kamu bisa pulang.
Nggak jarang, kamu juga harus transit dulu di Jakarta
Semarang-Jakarta-Pontianak, Jogja-Jakarta-Palangkaraya, Makassar-Balikpapan-Tarakan.
Belum lagi, kamu harus menempuh beberapa jam untuk sampai di rumah dari bandara
Kecuali kalau rumahmu di kota besar, kamu harus menempuh jarak tambahan dari bandara ke kota tempat tinggalmu yang sebenarnya. Kalau kamu tinggal di Bontang, misalnya, butuh 6 jam via darat dari Balikpapan buat sampai di rumahmu. Ada sih jalur pesawat yang lebih cepat, tapi harganya +/- 700ribu! Hahaha. Lama-enggaknya perjalanan juga tergantung kondisi jalan. Kalau jalan bagus, ya bisa lancar sampai di rumah. Kalau jalan jelek? Assalamualaikum aja~~~
Kamu pun bakal diminta tolong orang rumah mencari barang yang nggak ada di Kalimantan. Dari makanan kecil sampai…sayur-mayur.
Dari brokoli, makanan kecil, keperluan rumah tangga, dan yang lain-lain, kamu selalu saja menerima barang titipan. Alhasil, bagasimu melebihi kapasitas yang seharusnya. HAHA. HAHA. HAHA!
8. Fasilitas hiburan di tempatmu pun kalah dibanding banyak daerah lain di Indonesia. Mau hura-hura? Harus pergi dulu ke kota yang besar!
Bagi yang rumahnya bukan di ibukota, agaknya mau hura-hura harus penuh perjuangan. Misal nih: Rumahmu di Ketapang (Kalimantan Barat). Kalau mau liburan dan belanja, kamu harus menempuh beberapa jam via darat menuju Pontianak. Kalau rumahmu di Bontang, minimal harus ke Samarinda atau Balikpapan dulu. Main ke kota yang besar pun minimal satu hari penuh. Puas-puasin deh belanja, baru pulang.
Kalau mau ngemall dan minum Starbucks, ke kota besar aja.
9. Tapi sebenarnya, Kalimantan punya objek wisata yang beragam sebagai ganti dari mal-mal besar…
Kamu bisa pergi ke Tugu Khatulistiwa dan berdiri tepat di belahan bumi yang dilewati garis ekuator 0 derajat:
Dua tahun sekali, ada yang namanya titik kulminasi matahari. Matahari tepat berada di garis khatulistiwa dan menghilangkan semua bayangan benda-benda di muka bumi. Termasuk bayanganmu dan Tugu Khatulistiwa sendiri!
Mau ke pantai? Di Kalimantan pun ada!
Pasir putihnya yang cantik dan ombaknya yang tenang menjadikan pantai ini nggak kalah dari pantai-pantai lainnya yang jauh lebih terkenal di Indonesia. Jangan cuma ngira Kalimantan itu isinya hutan doang!
Wisata sejarah? Kamu tahu mana yang harus dituju!
Kalimantan punya banyak kesultanan. Salah satunya ya Kesultanan Kadriah di Pontianak. Kesultanan ini sudah berdiri sejak tahun 1771, lho! Tak hanya itu, ia juga menjadi saksi mata perjuangan perebutan kekuasaan dan intrik-intrik politik antara penjajah Belanda, pemerintah pusat RI di Jakarta, dan pemerintah daerah. Hayo…berapa nilai sejarahmu dulu? Tahu nggak soal Kesultanan Kadriah ini?
Di Kalimantan, pasar tradisional pun bisa jadi objek wisata:
Ingat nenek yang mengacungkan jempol di iklan RCTI Oke tahun 90-an dulu? Nah, itu diambil di Sungai Barito! Nggak seperti yang terlihat di iklannya, suasana pasar apung yang aslinya sangatlah ramai dan menggeliat.
Mau merasakan sensasi hidup di alam? Kamu bisa bercengkrama dengan monyet-monyet ekor panjang di Pulau Kembang…
Atau memanjat pohon sampai puas:
Mau jenguk saudara tua di uang kertas 500 perak? Boleh!
Menjenguk saudara yang sesama manusia pun bisa…
Jangan bilang kamu pemberani sebelum kesini!
Paling nggak, kamu yang ngaku punya nyali harus arung jeram…
Nggak berani? Yaudah. Masih ada Pulau Derawan yang indah ini~~
NO MALLS? NO PROBLEM!
10. Tiap daerah di Kalimantan itu juga punya ciri khas sendiri. Yang kita punya nggak “cuma” hutan dan tambang!
Lumba-lumba? Bukan! Ini ikan pesut!
Soto biasa? Eits, jangan salah. Ini Soto Banjar, dengan rempah-rempah dan jintannya yang segar:
Kalimantan juga punya budaya akulturasi Tionghoa yang kaya!
Kalimantan Barat memiliki jumlah penduduk Tionghoa yang signifikan, karena dulunya banyak pendatang dari Tiongkok berdagang dan akhirnya menetap di sini. Kamu masih bisa melihat Budaya Tionghoa bercampur dengan Dayak di daerah ini.
Satu lagi, cewek-cewek Kalimantan nggak kalah lho dengan cewek-cewek lainnya di Indonesia…^,^
Nah, ada lagi yang bilang kalau cewek-cewek Kalimantan itu cantik. Maklum, campuran Dayak, Banjar, dan Tionghoa. Contohnya? Lihat aja Olla Ramlan, yang asli Kalimantan Selatan. Hehehe…
Intinya, jangan dikira yang ada di Kalimantan itu “cuma” hutan ya! 🙂
11. Makanan asli Kalimantan pun kaya. Selain soto, makanan lautnya nggak ada yang ngalahin~
Kalau masalah ikan segar dan makanan lautnya, Kalimantan itu tiada duanya
Karena Kalimantan dikelilingi lautan, tidak susah untuk mencari makanan laut yang segar. Nggak jarang, anak Kalimantan kalau pulang ke rumah disediakan ikan laut segar.
Buat kamu yang tinggal di Bontang, ikan bawis pasti jadi ikan favoritmu. Ikan bawis ini cuma ada di perairan laut Bontang. Saking banyaknya, tiap hari kamu bisa makan ikan bawis terus-terusan loh…
12. Infrastruktur yang “aduhai” di Kalimantan ada faedahnya juga sih. Kamu jadi tahan banting harus berjam-jam naik mobil.
Berkat kondisi jalan yang ‘aduhai’, kamu bakal bisa tahan dengan perjalanan darat seperti apapun di daerah-daerah lainnya di Indonesia. Saat harus menempuh jalur yang berbelok-belok dan bergelombang, kamu nggak akan mudah kena mabuk darat. Nah, ini dia yang namanya kemampuan karena keterpaksaan!
13. Sebagai anak Kalimantan, kamu pun bersyukur karena tak akan ada gempa di rumahmu
100% fakta! Karena posisi pulau Kalimantan yang tidak dilewati lempeng-lempeng bumi, pulau ini menjadi aman dari gempa. Kalimantan juga bebas dari gunung berapi, sehingga paling tidak kamu nggak perlu khawatir dengan letusan-letusan atau abu terbang.
14. Anak muda Kalimantan itu juga berbeda lho dari anak-anak muda lain di Indonesia!
Pertama, soal logat mereka…
“Ais, bodoknya kamu. Jangan gitu na.”
“Sudahkah? Iyakah?”
‘”Pas SMA sudah di Jawa pang, kada di Banjar lagi, jadi hilang logatnya.”
“Boteknya!” (artinya: bohong banget)
Sebenarnya sih ada berbagai macam logat di Kalimantan. Di Kalimantan Barat, banyak penduduknya yang berlogat Melayu campur Tionghoa Hakka. Lain lagi di Kalimantan Timur, yang terpengaruh logat Bugis karena banyaknya pendatang dari Sulawesi di sana. Tapi apapun logatmu, tetap aja partikel ‘-kah’ dan ‘-na’ muncul di ujung kalimatmu.
Uniknya, ketika merantau si anak Kalimantan bisa cepat beradaptasi dengan logat setempat. Nggak heran, banyak orang yang nggak bakal percaya kalau kamu berasal dari Kalimantan.
Logat itu tentu masih bakal keluar ketika kamu bertemu dengan sesama orang Kalimantan di tanah rantau. HEHEHE….
Kedua, anak-anak muda Kalimantan ini banyak yang berasal dari suku pendatang.
Penduduk Kalimantan bisa datang darimana saja. Bahkan, sepanjang tahun 1970-1980 banyak orang luar yang hijrah ke pulau ini lewat program transmigrasi.
Semua suku ada di pulau ini. Berkeluarga dan akhirnya menjadikan Kalimantan sebagai kampung halaman mereka. Bugis, Batak, Manado, Ambon, Jawa, kalau sudah lahir di Kalimantan dan besar di pulau ini, mereka tetap menganggap diri mereka sebagai anak Kalimantan.
Siapapun kamu, dan darimanapun asal darahmu, ketika orang bertanya asalmu darimana, kamu akan dengan mantap menjawab…
“KALIMANTAN!”
15. Tidak ada yang lebih setia dan bangga pada daerah asal mereka selain anak Kalimantan. Walau merantau, kamu akan tetap berniat pulang dan membangun daerahmu di Kalimantan sana.
Banyak sekali penduduk Kalimantan merantau ke pulau lain dan bersekolah di Jawa. Setelah lulus, mereka rela pulang ke kampung halaman untuk membangun daerahnya. Dengan berbekal ilmu yang sudah didapat di tempat rantau, mereka pasti punya niat mengembangkan kota asal menjadi kota yang lebih besar.
Sebagai anak Kalimantan, kamu tidak akan peduli dengan hiburan yang seadanya, jalan Kalimantan yang belum mulus, dan listrik yang minim. Bagimu, yang terpenting adalah membangun tempatmu dibesarkan menjadi lebih baik.
Ketika orang bertanya, kamu bangga jadi anak Kalimantan? Kamu akan tersenyum dan menjawab, “Ya iyalah, aku bangga.” 🙂