Hidup di kota metropolitan megapolitan ala Jakarta punya suka dan dukanya sendiri. Banyak perjuangan yang harus kamu hadapi: dari macet, banjir, sampai kesemrawutan level dewa.
Setelah pernah membahas rasanya hidup jadi wong Jowo, arek Jowo Timur, dan anak Batak di perantauan, kali ini Hipwee mau mengangkat gimana rasanya hidup sebagai penduduk Jakarta. Meskipun ibukota Indonesia ini sering jadi sorotan di berbagai media nasional, jangan langsung yakin kamu tahu seluk-beluk kehidupan Jakarta sebelum membaca artikel ini. Nggak usah pakai lama. Yuk, simak aja.
ADVERTISEMENTS
1. Biasanya sih, kamu yang ngaku orang Jakarta SEBENARNYA bukan orang Jakarta…
Jakarta itu kotanya pendatang, pusat arus urbanisasi di Indonesia. Biasanya sih ada 2 skenario perihal siapa sebenarnya kamu, wahai “orang Jakarta”:
- Kamu berasal dari keluarga Jawa, Sunda, Minang, Batak, Tionghoa, atau suku-suku lainnya di Indonesia.
- Kamu sebenarnya orang Depok, Tangerang, atau Bekasi. Di Jakarta, kamu cuma numpang kerja.
Intinya kamu bukan orang Betawi asli kayak Si Doel, deh.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Biar begitu, kehidupan Jakarta sudah mengalir dalam darahmu
Kamu mbrojol disini, sekolah disini, kerja disini. Pulang kampung bertemu keluarga besar ya cuma pas Lebaran/Natal. Bagimu, Jakarta sudah jadi rumah pertama.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Kehidupan Sekolahmu Benar-Benar Berbeda Dibandingkan Siswa Indonesia yang Lainnya
“Kamu dulu SD dimana, sih?”
“SD 04 Pagi.”
“Woh, nama daerahnya memang ‘Pagi’?”
“Bukan. Itu artinya aku masuk pagi. Ada SD 04 Petang, masuknya sore-sore.”
“…..”
#yabegitulah
“Lu dulu SMA mana?”
“70, Bro.”
“Waaah…” *tiba-tiba lempar gelas*
“Eh! Apaan nih Bro?”
“Sori, gue dulu SMA 6.”
#hehe
Nggak cuma itu. Kamu juga terbiasa bangun pagi buta buat persiapan pergi sekolah. Maklum, masuk jam 6.30 teng. Kalaupun sekolah kamu agak longgar dikit, kamu mesti menghindari kemacetan di jalan raya.
4. Tantangan Hidupmu? Nggak Kira-Kira~~~
A. Kamu harus berjibaku dengan macet setiap hari
Jalan besar, jalan pintas, jalan tol, semuanya macet. Nggak ada lagi celah buat menghindari macet, selain cabut dari rumah subuh-subuh dan pulang tengah malam. Kalau nggak gitu, kamu bakal tua di jalan.
Macet juga sering banget bikin kamu males kemana-mana. Akhirnya, harimu cuma bakal dihabiskan di rute yang itu-itu aja. Rasanya perlu usaha besar banget buat menjelajah kota. Alhasil, meskipun kamu sudah bertahun-tahun tinggal di Jakarta, tetap ada sudut-sudutnya yang asing bagimu.
B. Musim hujan tiba, siap-siap aja rumahmu tergenangi
Genangan air dan banjir di mana-mana menjadi penghambat lalu lintas di Jakarta. Kalau banjir, macet pun jadi berkali-kali lipat parahnya.
Belum lagi kalau ada orang yang ngambil keuntungan dari malapetaka kayak gini. Pencurian barang berharga di rumah yang kena banjir, pemilik perahu karet yang ngambil untung ketinggian — Bang, Mpok, kite pan jagoannya sabar…
C. Banyak di jalan? Harus sabar-sabarin hati lihat bus ugal-ugalan
AMBISI: Nyalip Mayasari Bakti supaya sampe di kantor 15 menit lebih awal
REALITA: Diklaksonin, diteriakin kenet, hampir dilibas pake badan bus
AMBISI: Jemput pacar di Grand Indonesia, buru-buru karena harus beli bunga dulu
REALITA: Kejebak angkot-angkot yang ngetem. Ngejemput aja telat, apalagi beli bunga?
D. Kriminalitas dimana-mana! Wajib waspada.
Kasus perkosaan wanita pegawai TransJakarta? Check.
Kasus meninggalnya mahasiswa gara-gara ditusuk pencopet HP? Check.
Kasus tewasnya mahasiswi karena takut sama abang angkot dan akhirnya loncat dari angkot? Check.
Harus waspada kalau mau bertahan di kota besar seperti Jakarta. Sudah banyak kasus tragis yang berujung pada hilangnya nyawa.
E. Pokoknya, kamu harus hati-hati dalam melakukan banyak hal
Kasus kejahatan banyak terjadi di malam hari. Kamu pun berusaha sebisa mungkin buat nggak pulang malam-malam. Kalaupun harus begitu, kamu memilih cari tebengan pulang atau naik kendaraan umum tertentu yang bisa kamu percaya.
Sering gak punya teman buat ditebengin –> Ikut Komunitas Nebengers
Terpaksa naik taksi –> Cari taksi yang reputasinya oke, duduk di belakang, langsung kirim nomer lambung taksi ke ortu atau pacar pas mobil jalan
^.^v
5. Sebagai Warga Jakarta, Rumahmu Biasanya Kosong Sabtu-Minggu. Seharian Kamu Bakal Pergi ke Mall.
Hiburan di rumah hampir nggak ada. Masa’ kamu harus nonton sinetron di TV seharian? Dilalah, sepanjang weekend kamu bakal keluar buat day trip ke Bandung, Puncak, atau paling sering sih ke mall.
6. Memang, Mall Punya Tempat Khusus di Hati Masyarakat Jakarta
Di kota lain di Indonesia, mall itu tempat makan, belanja, dan nonton:
Di Jakarta, mall itu:
Tempat makan
Tempat belanja
Tempat nonton
Fitness centre
Culture centre
Tempat meeting
Tempat tinggal (naik dikit ada apartemen)
Kantor
Tempat ngadem
Bahkan mall juga jadi trek lari…
Jakarta has reached a new high (or low, depends on how you see it): fun run in an air-conditioned mall. pic.twitter.com/rnrdVWAcTY
— Paramita Mohamad (@sillysampi) September 27, 2014
7. Mau Tahu Apa yang Aneh Di Jakarta? Cuma Di Kota Ini Yang Namanya ‘Village’ Itu Bukan Berarti Desa
Ini ‘village’ darimana-nya ya? Hehe.
8. Yang Namanya ‘City’ Juga Bukan Kota
Kalibata City itu apartemen, Bung-Nona!
9. Yang Namanya ‘Plaza’? Bukan plaza~~~
Plaza berasal dari bahasa Spanyol dan berarti “lapangan terbuka untuk publik”. Tapi di Jakarta, ‘plaza’ biasanya menandakan perkantoran atau mall.
10. Yang Namanya ‘Mansion’ Pun Belum Tentu Mansion…
Nggak apa-apa kok, semua orang boleh optimis.
11. Tapi, Jakarta Nggak Cuma Punya Mall dan Pencakar Langit…
Jakarta juga punya Monas. Bagi orang di luar Jakarta, Monas mungkin cuma tugu biasa yang sering mereka lihat di buku SD atau tivi. Bagi kamu, Monas adalah tempat sempurna buat jogging Minggu pagi, atau main-main iseng sore hari.
Yah, asal hati-hati aja sih. Salah-salah kamu ketemu penjual asongan yang suka nipu, ngebanderol teh botol seharga Rp. 150.000/botolnya. Hahaha.
12. Kita Juga Punya Tanah Abang Kok, Untuk Belanja
Penduduk Jakarta nggak bisa hidup tanpa Tanah Abang! Beli bahan seragam, kerudung dan kebaya partai besar, daster, baju koko, semua ada dan murah-murah! Pasar ini sudah ada sejak tahun 1735, lho.
13. Rumah-Rumah Budaya, Ruang Baca, dan Taman Kota Juga Ada
Mitos banget kalo ada orang bilang Jakarta itu isinya cuma mall doang. Di Jakarta itu ada macam-macam, Rumah budaya kita punya banyak: Erasmushuis, Goethe Institut, Salihara. Taman kota juga ada beberapa. Taman Suropati, Tangkuban Perahu, Tebet, sampai Taman Martha Tiahahu. Jangan lihat mallnya aja, ya!
14. Di Jakarta, Mau Hidup Kayak Apapun…TERSERAH!
Jakarta itu gudangnya seribu satu gaya hidup. Mau kamu dugem di Dragonfly:
Atau jadi anggota FPI:
Terserah kamu. Mau minum disini:
Atau disini:
Boleh semua!
Soal makan pun bebas. Mau kesini:
Atau kesini:
Tergantung kamu. Mau beli ini:
Atau belanja disini:
Hak asasi kamu.
Kebebasan juga tercermin pada kendaraan yang kamu kendarai
Mau naik ini:
Atau ini:
Bebas! Tergantung……
Tergantung duitmu. Hehe.
15. Tuntutan Utama Tinggal Di Kota Ini Cuma Satu: Apapun yang Terjadi, Kamu GAK BOLEH Ngeluh
Yang bisa ditebak ketika kamu tinggal di Jakarta cuma dua: banjir dan macet. Udah, gak ada lagi. Kamu bakal dikejutkan tiap hari disini. Dan apapun yang terjadi, kamu gak boleh ngeluh atau patah hati.
Kata Orang: “Enak Jadi Orang Jakarta. Lapangan Kerjanya Banyak.” Welll……
16. Lapangan Pekerjaan Memang Banyak, Tapi Gak Sebanyak Para Pencari Kerja
Kalau untuk urusan lapangan kerja, Jakarta memang gudangnya; terbukti dari banyaknya pendatang yang mengadu nasib di ibukota negara ini. Jakarta juga merupakan pusat industri dan pemerintahan, sehingga banyak perusahaan serta departemen yang berdiri di Jakarta. Belum lagi dengan usaha-usaha menengah kreatif yang mulai menjamur. Pokoknya, kesempatanmu untuk bekerja sangat luas.
Tapi semua itu harus dibarengi dengan kemampuan individu yang mumpuni. Persaingan kerja di Jakarta itu ketat! Yang daftar ribuan, yang keterima gak bakal lebih dari 100 orang. Kalau mau dapet kerja bagus di Jakarta, jangan sampai kamu hanya ‘kosongan’ aja.
17. Kehidupan Sosialnya Juga Keras. Di Tempat Umum, Jangan Harap Orang Bakal Melemparkan Senyum atau Basa-Basi
Kehidupan di Jakarta itu terasa banget berlalu dengan cepat. Orang nggak akan sempat basa-basi. Di kota lain, mungkin orang yang duduk di sampingmu di bus bakal ngobrol ramah-tamah. Di Jakarta, setiap orang akan sibuk dengan HP. Mungkin juga mereka malah pura-pura tidur.
Di Jakarta, kamu harus bertanggung jawab atas nasibmu sendiri. Tersesat di jalanan dan celingukan? Jangan harap orang lain bakal menghampiri kamu dan menawarkan bantuan. Kamu harus inisiatif bertanya sendiri pada orang-orang di jalan. Biasanya sih kamu bakal malas tanya. Untungnya ada Google Map.
18. Selalu Ada Terlalu Banyak Orang di Suatu Tempat Secara Bersamaan
Dengan sepuluh juta penduduknya, Jakarta bagaikan ibu hamil yang hamil anak kembar delapan. Penuh banget. Udah biasa yang namanya kemana-mana dan nyikut orang nggak sengaja. Nyium keringat dan bau badan orang? Udah biasa juga~~~
19. Selalu Ada Polusi Tingkat Tinggi dan Terik Matahari
Kalau lagi gila, suhu udara bisa mencapai 40 derajat Celsius. Panas banget! Rasanya kulit kebakar klotek-klotek kalau udah harus keluar. Tenggorokanmu udah kayak krupuk melempem. Huft.
20. Jakarta Pun Selalu Menantang Penduduknya yang Pacaran
Jadi pejuang cinta di Jakarta itu enggak gampang, Sist. Kalau pacarmu tinggal di Menteng sementara rumahmu di Bekasi, wassalam aja. Kencan pertama dan kedua mungkin kamu masih rela jemput dia di rumah. Kencan ketiga dan seterusnya? Ketemuan di lokasi kencan aja, lah!
21. Kadang, Kerasnya Hidup di Jakarta Membuat Kamu Ingin Pindah Ke Kota Lain
22. Kamu Pun Shock Saat Sadar Betapa Damainya Hidup di Luar Jakarta
Untuk kuliah atau urusan dinas, mungkin kamu berkesempatan merantau ke luar Jakarta. Kamu pun kaget menyadari bahwa hidup di kota selain Jakarta itu DAMAI. BANGET.
Gak ada lagi harus berangkat ke kantor jam 5 pagi.
Gak ada lagi berdiri ngantri busway lama-lama.
Gak ada lagi hampir tewas di tangan sopir bus gila.
Bangun telat, harga makanan murah banget, orang-orang ramah…aaaaaaaah…SURGA.
23. Di Sisi Lain, Kamu Sering Dicap Sombong Hanya Karena Berasal dari Jakarta
Benturan budaya antara kamu dan teman-temanmu yang berasal dari luar Jakarta nggak terelakkan lagi. Kadang, perkaranya bisa sesederhana ngomong “gue-elo”!
Teman: “Kamu masuk kelas ndak e?”
Kamu: “Nggak, nih. Badan gue nggak enak.”
Teman: “Wuih, keren ya kalau ngomong pakai ‘gue’? Oke deh nanti gue absenin aja.”
Mending kalo dibilang keren! Yang sedih adalah kalau kamu dibilang sombong dan “berlagak”.
Teman 1: “Wah, anak Jakarta sih ya? Ke mall mulu mainnya…”
Teman 2: “Itu lho, si Rachel, yang dari Jakarta, yang kalau ngomong nyablak abis.”
🙂
🙁
😐
24. Akhirnya Kamu Sadar, Yang Bisa Ngerti Kamu Ya Cuma Jakarta…
Hanya Jakarta yang bisa memahami dan memaklumi perilakumu. Hanya orang-orang Jakarta yang bisa senasib dengan kamu.
JAKARTA: can’t live with it. Can’t live without it.
25. Jakarta Menempamu Menjadi Pekerja Keras
Dari kecil, kamu sudah biasa mengakali gimana caranya bisa belajar dan menuntaskan tugas sekolah tanpa terhalang macet. Udah biasa banget pergi pagi buta, pulang larut malam. Kejar-kejaran sama kopaja dan metromini. Lari tunggang-langgang dari kafe ke kafe buat meeting. Multitasking sana-sini, belum selesai tugas A udah harus ngerjain tugas B.
Bertemu dengan orang-orang yang semuanya hebat, luar biasa, dan bikin kamu merasa kecil, gak cukup, dan pengen lebih baik lagi.
Semua itu ada karena Jakarta yang menuntut kita.
26. Jakarta Membuatmu Percaya Bahwa Nasib Itu Ada di Tanganmu Sendiri
Nggak usah terlalu peduli omongan orang; nasib kamu ada di tangan sendiri. Kerja sendiri, harus inisiatif. Konsultasikan ke bos apa yang salah, lalu perbaiki. Harus terbuka dan mau belajar. Kalau nggak gitu, kamu nggak bakal bisa bertahan.
27. Jakarta adalah Kota yang Punya Segalanya
Apa coba yang nggak ada di Jakarta? Dari mulai kebutuhan sehari-hari, tempat bersejarah, pantai, sampai makanan khas dari berbagai daerah, semuanya bisa ditemukan dengan mudah di setiap sudut kotanya. Pokoknya, nggak akan deh kebingungan atau kesulitan mencari sesuatu.
28. Di Kota Ini, Segala Hal yang Tadinya “Tak Terjangkau” Kini Bisa Dengan Mudah Kamu Raih
Di Jakartalah perputaran arus informasi yang sebenarnya terjadi. Kamu bisa dengan lebih mudah tahu sesuatu sebelum orang-orang di kota lain. Kamu juga bisa lebih cepat menonton film tertentu atau membeli buku impor tertentu. Kamu bisa nonton konser artis internasional, dari Metallica sampai Taylor Swift.
Kamu juga bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang tadinya cukup kamu tahu lewat layar kaca. Raisa, misalnya… :’)
29. Memang Sih, Kadang Kamu Kesel Sama Kelakuan Pemerintah dan Warga Jakarta yang Lainnya…
30. Tapi Kamu Percaya: Jakarta Kini Sedang Bergerak ke Arah yang Lebih Baik
Walau mundur dari target, MRT Jakarta dicanangkan selesai tahun 2018.
Walau kota kita masih banjir, wilayah yang terkena bencana itu tidak lagi seluas dulu. Pada pemerintahan Pak Foke titik banjir di Jakarta berkurang menjadi 62 titik. Di zaman Jokowi, titik banjir itu berkurang jadi 35.
Memang belum sempurna, tapi lebih baik dari masa lalu. Dan pastinya kita mampu untuk lebih baik lagi di masa depan!
31. Sebenarnya Masih Ada Senyum Bertebaran di Jakarta. Kamu Hanya Harus Tahu Dimana Menemukannya
Biarpun Jakarta terkenal dengan warganya yang cuek dan individualis, bukan 1-2 kali hidupmu diselamatkan oleh orang-orang yang kamu temui di jalan. Ada babang-babang yang mengantarkan kamu ke tempat tujuan tanpa mau dibayar. Ada tukang soto yang bercerita panjang lebar padamu tentang keluarganya di kampung. Orang Jakarta juga manusia. Kita punya hati juga, kok.
32. Jakarta Itu Layaknya Ibu yang Membentukmu Hingga Seperti Sekarang
Kamu mengakui kalau kamu juga sering menghina-hina Jakarta. Apalagi kalau lagi parkir gratis di jalanan alias macet. Tapi di balik itu semua, kamu tahu bahwa hidupmu nggak akan sama kalau kamu nggak pernah tinggal di Jakarta.
Orang bilang, ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. Kata siapa? Jakarta itu hebat!
Entah kamu sudah tinggal di sana seumur hidup atau baru beberapa bulan sekalipun, dia sudah bisa membuatmu jadi manusia yang berbeda. Kadang kita gak sadar, tapi semua itu benar.
33. Pokoknya, nggak ada lagi deh alasan buat kamu nggak cinta sama Jakarta
Kamu sadar kalau Jakarta itu sama saja seperti manusia yang pasti memiliki kekurangan. Justru kekurangan-kekurangan itulah yang sering bikin kamu kangen dan sadar kalau kamu cinta banget sama Jakarta. Pokoknya, mau apapun kekurangan dan kelebihannya, WE LOVE YOU, JAKARTA!