Seandainya Cowok dan Cewek Benar-Benar Setara, Apakah Cewek Siap Dengan Konsekuensinya?

Saat ini, udah cukup banyak dan keras cewek-cewek dari belahan bumi manapun yang meneriakkan kesetaraan gender. Bahkan, ada pula di beberapa wilayah yang telah berhasil mewujudkan mimpinya; menjadikan cewek sebagai kepala negara. Berhasil? Belum tentu. Sebagai pertimbangan, nggak selamanya yang cowok kerjakan, cewek pasti bisa melakukan. Begitu juga sebaliknya. Sebab pada dasarnya, cowok dan cewek itu emang beda, dari segi manapun.

Kalau misalnya, kesetaraan gender itu udah tercapai, mau apa? Nah, kali ini Hipwee Boys akan mengajakmu berfantasi tentang fenomena ini. Kalau cewek udah sejajar dengan cowok dalam tatanan sosial, apakah bisa cewek melakukan berbagai hal yang sering cowok lakukan? Aneh? Janggal? Mari kita lihat!

 

ADVERTISEMENTS

Apa jadinya kalau cewek bete karena nungguin cowoknya belanja, nyalon, dan dandan lama pas mau jalan?

Nungguin cowoknya belanja. HAHAHA

Nungguin cowoknya belanja. HAHAHA via www.goodfon.ru

Akan jadi makin aneh dan kacau kalau kesetaraan gender ini juga berlaku untuk kebiasaan-kebiasaan cewek yang bikin cowok kesal. Nggak kebayang, ‘kan, kalau cewek jadi bete ketika nungguin cowoknya belanja? Atau nungguin cowoknya lagi perawatan di salon kecantikan, atau bahkan cewek bakal marah-marah pas nungguin cowoknya dandan lama ketika mau jalan. Apa nggak malah menyusahkan bagi cewek ya?

ADVERTISEMENTS

Mungkin cewek bisa memimpin sebuah kelompok dengan baik. Nah, kalau lagi PMS, bisa nggak menjaga stabilitas emosinya?

Eh, ini siapa? Eh, lagi marah nggak sih ini?

Eh, ini siapa? Eh, lagi marah nggak sih ini? via twitter.com

Di beberapa wilayah, cewek telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin negaranya. Masalah keberhasilan, kita nggak perlu merisaukannya. Yang menjadi pertanyaan adalah, bisa nggak cewek tersebut menjaga emosinya ketika lagi PMS? Ini adalah hal yang paling cowok takutkan dari cewek; masa pramenstruasi. Karena semua hal di mata cewek akan jadi selalu salah.

ADVERTISEMENTS

Kebayang nggak sih, kalau cewek-cewek jadi pekerja bangunan? Kekar, memakai singlet polos, dekil, dan bau keringat? Iyuuuh~

Nggak tega ngeliatnya. :(

Nggak tega ngeliatnya. 🙁 via middleeastpress.com

Bukannya mau membandingkan dari segi fisik sih, hanya saja pemikiran kesetaraan yang dimiliki oleh cewek saat ini sangat parsial. Harusnya kalau memang mau setara, cewek juga harus bekerja dimana cowok biasanya bekerja dengan porsi yang sama. Sampai saat ini, tetap masih banyak cowok yang bekerja jadi tukang bangunan dibanding cewek kan?

ADVERTISEMENTS

Masalah pernikahan, bakal jadi aneh kalau cewek yang melamar cowok. Ya, meski udah ada kasus seperti ini di beberapa daerah

Oh, my God!!!

Oh, my God!!! via hypejudge.com

Melamar adalah tugas seorang cowok. Tapi, kalau cewek yang melamar cowoknya? Agak aneh sih, tapi ternyata di pesisir pantai Pekalongan dan Tuban malah jadi tradisi adatnya. Terlepas dari tradisi, kalau cewek yang melamar cowok, tetap jadi aneh sih kelihatannya. Iya, nggak sih, Boys?

ADVERTISEMENTS

Hal yang paling sepele dan ngocol, cowok bisa kencing berdiri ataupun jongkok. Cewek bisa melakukan lebih baik dari cowok nggak?

Nahloh. Bingung, 'kan?

Nahloh. Bingung, ‘kan? via www.osvigaristas.com.br

Aneh sih. Tapi, hal yang paling nggak masuk akal ketika kesetaraan ini terwujud adalah kebiasaan cowok yang kencing berdiri ataupun jongkok dilakukan oleh cewek. Bisa nggak? Katanya setara, ya, paling nggak harus bisalah, ya~

ADVERTISEMENTS

Apakah cewek mau dikit-dikit dituduh melakukan pelecehan kepada cowok?

Ini nggak mungkin diperkosa, 'kan?

Ini nggak mungkin diperkosa, ‘kan? via www.papijones.com

Gambar di atas hanya candaan sih. Intinya adalah apakah mau cewek berada di posisi cowok dimana saat ada tindakan pelecehan seksual selalu cowok yang salah. Contoh aja gini. Ada cewek bilang dia dilecehkan oleh cowok, maka semua orang akan percaya. Tapi, apakah akan ada yang percaya saat cowok bilang dilecehkan oleh cewek? kalian para cewek mau hidup dengan asumsi seperti itu?

Ya, namanya juga berfantasi. Nggak ada yang salah dengan imajinasi, bukan? Toh, berimajinasi itu nggak akan merugikan orang lain kok. Selama masih dalam batasan-batasan yang wajar. Nah, kalau misalnya, kesetaraan gender itu udah terwujud dan beberapa hal di atas benar-benar terjadi, apa yang akan kamu lakukan, Boys? Menuntut balik atau bagaimana?

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senois.