Setiap tahun selalu ada yang namanya kontes kecantikan. Bahkan salah satu kontes kecantikan yang diselenggarakan di hampir seluruh negara di dunia ini, ada yang menggunakan slogan Semua mata tertuju padamu! Jelas, para peserta dalam kontes kecantikan ini umumnya cewek dengan berbagai kriteria sesuai dengan klasifikasinya masing-masing. Lalu apa hubungannya dengan cowok? Nggak perlu berdebat, semua cowok pasti akan memasang matanya pada para peserta ini. Ketertarikan cowok pada para peserta kontes kecantikan ini tentu ada pada fisik mereka. Sisanya mengaku tertarik dengan intelejensinya.
Ya, hal itu pasti yang cowok bahkan orang-orang pikirkan tentang kontes kecantikan itu. Peserta yang memiliki tubuh langsing, putih-bersih, tinggi semampai, dan cantik. Paling nggak, secara umum, inilah yang menjadi kriteria ketertarikan semua orang atas kecantikan cewek. Persoalannya adalah, apakah semua yang memiliki kriteria tersebut dianggap cantik? Lalu bagaimana dengan yang nggak memenuhi kriteria seperti itu? Yuk, disimak pembahasannya di bawah ini!
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya masalah kecantikan ini sudah terbentuk sejak mulai berkembangnya peradaban manusia. Jadi nggak bisa disalahkan juga sih
Kalau mau dirunut berdasarkan sejarah, mungkin agak sedikit susah memastikan kapan orang-orang memandang cewek cantik berdasarkan fisik dan kriteria tertentu. Sebab, manusia pada zaman purba sama sekali nggak mengenal kecantikan. Yang mereka tahu hanyalah menyalurkan hasrat seksual mereka. Selesai.
Namun, parameter ini berkembang seiring berjalannya peradaban manusia. Mulai dari zaman kerajaan, hampir seluruh raja atau penguasa seolah memilih ratu atau selir yang nggak biasa aja. Hampir semuanya adalah cewek yang berkriteria khusus. Tinggi semampai, langsing, putih-bersih, pokoknya fisik nomor satu. Dari sinilah masyarakat memandang cewek yang cantik itu sedemikian rupanya.
ADVERTISEMENTS
Bukti konkretnya, bahwa budayalah yang memegang penuh kendali atas kriteria kecantikan cewek. Ini masalah selera dan persepsi!
Secara nyata, sudah jelas bahwa semua tolok ukur yang digunakan untuk menyebut cewek cantik itu berdasarkan fisik dan beberapa kriteria tertentu. Bukti yang sederhana adalah dengan lahirnya kontes kecantikan yang sudah disinggung sedikit di atas. Konon, ajang ini dilakukan di Eropa, untuk mencari cewek paling cantik dan cerdas di negaranya. Hingga akhirnya diadopsi oleh Amerika, dan diadopsi lagi di Indonesia pada 1992 dengan berlangsungnya Putri Indonesia dan Miss Indonesia (2005). Secara nggak langsung, hal ini telah menjadi budaya bagi masyarakat. Dari tahun ke tahun, masyarakat disuguhi dengan kriteria cewek cantik, yang lambat laun parameter ini masuk ke dalam otak mereka.
Kalau kontes kecantikan masih belum bisa menjadi bukti, cobalah tengok masyarakat kita sendiri. Mayoritas cewek selalu menginginkan tubuhnya tinggi, langsing, seksi, dan berkulit putih. Sebab bagi mereka, kriteria seperti inilah yang pasti disukai oleh kebanyakan cowok. Nggak salah, cowok emang suka yang seperti itu. Ya, karena persepsi akan budaya kecantikan itu sendiri. Sementara, dalam budaya orang barat (cowok, khususnya), mereka lebih menyukai cewek Indonesia yang berkulit sawo matang, nggak terlalu tinggi, dan biasa aja. Kenapa bisa begitu? Lagi-lagi, ini masalah budaya. Bule-bule cowok ini lebih suka dengan eksotisme timur yang direpresentasikan oleh cewek-cewek Indonesia yang apa adanya tadi.
ADVERTISEMENTS
Media semakin memperjelas tolak ukur mengenai cewek cantik. Dari artis hingga model iklan, nggak ada yang biasa aja
Maraknya bedah wajah, perawatan kulit, suplemen peninggi badan, program diet, dan sebagainya, kian menegaskan paradigma bahwa seorang cewek yang cantik nan ideal adalah yang seperti itu. Bukan yang apa adanya. Padahal, kalau semua orang mau percaya dan menanamkan dogma dari pepatah kuno ini, kita semua akan sepakat bahwa semua cewek itu cantik!
Everything has beauty, but not everyone sees it. – Anonim
Media telah meracuni semua orang dengan kepentingan bisnisnya semata. Seperti dalam kebanyakan film, sinetron, FTV, hingga iklan di TV yang bermunculan setiap hari. Mereka memasarkan produknya dengan menggunakan cewek cantik sebagai objeknya. Tujuannya sudah pasti, mereka pengen produknya  laris manis di pasaran. Karena mereka percaya, cewek cantik dengan kriteria tertentu memiliki nilai jual yang fantastis. Alih-alih mempromosikan cewek tersebut sebagai bintang terkenal. Lalu apa kabar dengan cewek yang biasa aja?
Ya, seperti itulah adanya. Sebagai cowok, sudah seharusnya kita nggak termakan oleh stereotip semacam itu. Karena akan merugi bagi cowok ketika kamu memutuskan untuk mencari pendamping hidup yang seperti itu ‘bentuknya’. Karena sesungguhnya semua cewek itu cantik, kalau kamu bisa melihat ke dalam hatinya yang paling dalam. 🙂