Keluarga adalah faktor utama pembentuk kepribadian kita yang sekarang ini. Saat dewasa kita menjadi seperti apa, itu berasal dari kebiasaan dan didikan orangtua sewaktu kita kanak-kanak. Seseorang bisa menjadi pemarah, pendendam, dan sebagainya, itu juga berkat didikan orangtua mereka sewaktu kecil. Ya, orangtualah yang kali pertama melahirkan kepribadian kita setelah tumbuh dewasa.
Berbicara mengenai masa kanak-kanak, pernah nggak sih kamu dihadapkan pada persoalan rebutan mainan sama saudaramu sewaktu kecil? Hal yang sangat wajar terjadi pada anak-anak. Tapi pernah nggak kamu rebutan boneka sama saudara perempuanmu untuk mainan boneka? Pasti orangtuamu selalu melarangmu untuk bermain boneka. Yang menjadi pernyataannya, kenapa anak-anak cowok selalu dianjurkan untuk bergelut dengan mainan yang lain, selain boneka?
ADVERTISEMENTS
Sebuah penelitian menyatakan, ketertarikan anak cowok dan cewek pada mainan itu merupakan hal yang biologis. Nggak ada peraturan lisan atau tertulis
Nggak ada peraturan tertulis maupun lisan yang membuat anak-anak memilih mainannya sendiri. Secara natural, anak cowok akan memilih mobil-mobilan atau robot-robotan, sementara anak cewek akan memilih boneka sebagai mainan mereka. Tapi ketika anak cowok memilih boneka sebagai mainannya, itu pun nggak ada yang salah.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dari Current Biology, seperti yang diungkapkan oleh Richard Wrangham dari Harvard University, kecenderungan anak cewek memilih boneka dan anak cowok memilih mainan yang lain itu adalah biologis. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap simpanse pun menyimpulkan hasil yang sama. Meski nggak sepenuhnya akurat, tapi penelitian ini membuktikan bahwa anak-anak baik cowok maupun cewek memiliki ketertarikannya sendiri terhadap mainan.
ADVERTISEMENTS
Harusnya nggak masalah anak cowok mau main apa. Jangan pernah menekan anak-anak untuk mengembangkan daya imajinasinya
Satu hal yang kerap kali lalai dari peran orangtua dalam mengasuh anaknya adalah dengan mengekang atau mengotak-kotakkan apa yang disukai anak cowok dan cewek. Dalam hal ini, permainan, misalnya. Cobalah untuk nggak memaksa anak cowok untuk main mobil-mobilan atau robot-robotan. Kalau memang dia nggak suka, jangan dipaksa, apalagi sampai membentak dan memarahinya. Ini berpengaruh pada mentalnya di masa depan. Justru hal ini akan membuatnya kehilangan daya imajinasinya dan kreatifitasnya.
Biarkan anak-anak berimajinasi, tapi tetap mendampingi mereka agar tidak keluar batas ketika berusaha mengembangkan daya kreativitasnya. – Ajeng Raviando, P.Si.
Di usia dini seperti itu, harusnya orangtua bisa lebih bijak dalam menemani tumbuh kembang anak. Cobalah untuk kamu, sebagai Ayahnya, bisa membimbing anak cowokmu nanti dalam segala hal. Termasuk ketika anak cowokmu memilih boneka sebagai mainannya. Bisa aja kamu memberinya berbagai pengertian, bahwa boneka bukan hanya untuk anak cewek, yang memainkan boneka seperti layaknya ibu dan anak atau sebagainya. Tapi cobalah untuk menjadikan boneka itu sebagai sesosok tokoh, seperti astronot, superhero, atau apapun, yang berhubungan dengan seorang cowok dewasa. Dari sini, anak akan mengembangkan imajinasinya, dan bukan nggak mungkin dia akan meminta mainan astronot atau action figure lainnya setelah itu.
ADVERTISEMENTS
Konon, main boneka bisa membuat anak cowok mengalami disorientasi seksual. Justru, di sinilah peran orangtua sesungguhnya dibutuhkan
Inilah yang menjadi stereotip tertentu pada anak cowok yang bermain boneka. Sesungguhnya hal ini bukanlah sebuah masalah. Sebab, secara teknis nggak ada hubungan antara mainan dengan disorientasi seksual seseorang. Bahkan, ketika anak cowok ini sudah dewasa, nggak menutup kemungkinan bagi mereka untuk bermain boneka seks, bukan?
Pada dasarnya, jangan pernah melarang anak-anak untuk bermain. Ketika anak cowok lebih suka bermain boneka, biarin aja. Biarkan daya imajinasinya bermain. Anak-anak selalu memiliki daya imajinasinya sendiri ketika bermain, dan kian berkembang seiring bertumbuhnya usia. Nah, di sinilah peran orangtua sangat dibutuhkan. Jangan biarkan anak-anak bermain tanpa pengawasan orangtua.
ADVERTISEMENTS
Lagipula, dengan anak cowok bermain boneka, mereka akan memainkan peran sebagai seorang ayah. Hal yang mereka contoh dari kamu, Ayahnya!
Di usia empat tahun, anak-anak sedang dalam tahap bermain peran atau imajinatif. Menurut Psikolog Rika Ermasari, S.Psi, Ct, CHt dari Brawijaya Women and Children Hospital, mengatakan bahwa boneka merupakan salah satu alat bermain yang bisa membantu anak-anak untuk memenuhi kebutuhannya dalam mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitasnya.
Ketika anak cowok bermain boneka dan bermain peran, biasanya anak cowok akan memainkan boneka tersebut sebagai seorang ayah, yang dia dapatkan dari Ayahnya. Makanya, peran ayah di sini sangat dibutuhkan. Khususnya dalam bersikap di dalam rumah. Apa yang anak cowok lakukan dengan boneka tersebut (dalam bermain peran), secara nggak langsung terinspirasi dari ayahnya.
Nah, sebenarnya nggak masalah anak-anak mau bermain dengan apapun. Selama orangtua bisa memberikan batasan dan pengawasan yang tepat. Sebab apapun yang terjadi pada kita sekarang ini adalah apa yang diajarkan oleh orangtua kita dulunya. Masalah disorientasi seksual ketika sudah dewasa, itu juga lahir dari kebiasaan dan didikan orangtua pada anak-anaknya.