Apa yang menjadi daya tarik ketika kamu pergi ke bioskop atau sebuah rental film dengan begitu banyak opsi yang kemudian kamu pilih untuk ditonton? Mungkin karena kamu suka dengan pemeran dalam film tersebut, bisa juga karena kamu sudah melihat reviewÂ-nya yang begitu heboh, atau karena cuma gara-gara ikut temanmu aja. Biasanya, pilihan pertamalah yang menjadi sorotan hampir setiap orang dalam memilih film yang akan mereka tonton. Pemeran yang membintangi film tersebut.
Berbicara mengenai film dan pemerannya, pernah nggak sih kamu menemukan dalam film, seorang atau sekelompok cowok yang menjadi bulan-bulanan oleh para cewek? Jarang, kan? Pasti cowok yang melakukan hal itu pada seorang atau sekelompok cewek. Kenapa cowok selalu mendapatkan stereotip yang begitu buruk dalam film? Nah, kali ini Hipwee Boys ingin sedikit membahas soal stereotip macam ini. Yuk, langsung disimak aja!
ADVERTISEMENTS
Dalam perannya, cowok selalu memiliki kesan yang buruk. Sebagai kepala mafia, sebagai pemerkosa, sebagai apapun yang nggak baik bagi kehidupan cewek
Sebelum bertanya kenapa, mari kita lihat kenyataan yang ada di kehidupan perfilman saat ini. Aksi-aksi, adegan-adegan, dialog-dialog yang pernah kamu saksikan, secara garis besar menunjukkan kekuasaan cowok sebagai aktor penting atau pemeran utama dalam banyak film. Entah karakter apa yang mereka mainkan (nggak terkecuali protagonis sekalipun), selalu menjadikan cewek sebagai objek dalam perannya.
Hal yang paling sering muncul adalah cowok sebagai kepala mafia, ketua gangster, preman, dan sebagainya. Biasanya, mereka memiliki sosok cewek yang selalu menemaninya dengan pakaian seksi dan sangat mencolok. Dan mereka hanya berlaku sebagai pemanis atau perpanjangan tangan dalam adegan para cowok tersebut. Belum lagi, posisi cewek tersebut biasanya akan mengalami beberapa adegan yang sangat nggak menyenangkan, seperti disiksa, diperkosa, bahkan hingga dibunuh dalam ceritanya. Hal yang sebenarnya sangat berbeda bila dibandingkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada faktanya, dalam kehidupan sehari-hari, nggak melulu cowok yang menyakiti cewek, kadang cewek juga mampu menyakiti cowok dengan amat sangat.
ADVERTISEMENTS
Pada kenyataannya, nggak cuma cowok aja yang bisa berlaku kasar. Berdasarkan data, banyak kok cewek yang juga jadi pelaku kriminal
Sebagai bukti nyata, sebenarnya nggak cuma cowok aja yang bisa membuat cewek menderita. Cewek juga bisa melakukan hal yang sama. Bahkan data menyebutkan, nggak sedikit cewek yang terlibat dalam kasus kriminalitas di dunia ini. Dari penipuan, pemerkosaan, perampokan, hingga pembunuhan yang dilakukan oleh cewek. Jangankan di dunia, di Indonesia sendiri juga banyak kasus semacam ini. Tapi sayangnya, film hanya menampilkan betapa kejamnya cowok atas cewek. Nggak semua cowok yang selalu berlaku kasar kok!
ADVERTISEMENTS
Jangankan jadi kriminal, kekerasan dalam hubungan rumah tangga aja kerap dilakukan oleh cewek. Sayangnya, cowok jarang mempermasalahkan hal ini
Mungkin, cewek yang menjadi kriminal terlalu jauh dengan kehidupan kita. Tanda yang paling konkret adalah adanya cewek yang melakukan tindak kekerasan dalam hubungan. Kalau KDRT ini merujuk pada fisik, mungkin cowok lebih banyak terlibat dalam kasus hukum. Sementara untuk KDRT yang merujuk pada hal lain, ceweklah yang sering sekali melakukannya pada cowok. Seperti pembelengguan finansial, psikis, dan sebagainya. Contoh paling sederhana, ketika cewek melarang cowoknya untuk pergi bersama teman-temannya, itu sudah termasuk dalam KDRT loh. Menahan ATM atau uang si cowok oleh ceweknya, itu pun KDRT. Jangankan KDRT, contoh yang paling sering kita temui adalah cowok diputusin oleh cewek. Apa ini nggak menyakiti cowok?
ADVERTISEMENTS
Film harusnya bisa jadi media yang fair buat cowok dan cewek. Ketimpangan seperti ini merugikan cowok!
Dari data dan fakta yang disajikan di atas, jelas terlihat bahwa sejatinya hal buruk bisa dilakukan oleh siapa saja. Cowok dan cewek punya kesempatan yang sama untuk melakukan keburukan. Potret yang ditunjukkan oleh film harusnya bisa lebih adil. Meskipun jarang orang yang peduli, sejatinya potret cowok dalam film ini memiliki pengaruh yang tidak kecil dalam kehidupan nyata. Cowok jadi jarang dipercaya saat dia bilang bahwa dia baru saja dijahati cewek. Intinya, potret cowok dalam film membuat masyarakat sulit untuk adil pada penilaian cowok dan cewek di kehidupan nyata.
Sebenarnya kita nggak bisa menyalahkan pihak manapun, tetapi alangkah lebih baiknya kalau cowok dan cewek memiliki porsi dan tingkatan yang sama dalam sebuah film. Bukankah film akan selalu meninggalkan kesan bagi penontonnya? Seburuk apapun itu, orang-orang akan selalu mengingat apa yang terjadi dalam film itu, dan bukan nggak mungkin orang akan mempercayainya sepanjang hidupnya.