Semua makhluk hidup yang tinggal di bumi ini tentu mengharapkan dan bermimpi bisa memiliki kehidupan yang damai dan tentram, tanpa ada masalah yang berarti. Tapi nyatanya, hidup itu memang tentang permasalahan yang seperti nggak ada ujungnya. Hampir setiap hari kita dihadapkan pada persoalan-persoalan baru yang kadang jauh lebih rumit daripada sebelumnya. Begitulah hidup.
Tapi, untuk masalah yang satu ini, sepertinya benar-benar masalah yang harus segera dituntaskan deh. Belum habis pemberitaan tentang pedofilia dan isu perdagangan organ tubuh anak, kini tambah lagi kasus mengerikan yang melibatkan anak-anak cewek di bawah umur. Hal ini kian menegaskan betapa buruknya mental dan moral masyarakat kita, terutama cowok yang kerap menjadi pelaku dalam kasus semacam ini. Apakah ini kemerosotan peradaban bagi Indonesia?
ADVERTISEMENTS
Di Bekasi, seorang gadis 16 tahun menjadi budak seks bagi paman dan sepupunya sejak lima tahun terakhir. Hilangnya kemanusiaan!
Beberapa hari lalu, terungkap sebuah kasus pelecehan seksual anak di bawah umur di Kabupaten Bekasi. Seorang siswi SMA dilaporkan gurunya telah mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh paman dan sepupunya, yang nggak lain adalah anak pamannya sendiri. Nggak cuma itu, siswi tersebut juga mengalami siksaan fisik di sekujur tubuhnya kalau menolak melayani dan diancam akan dibunuh jika melaporkan perbuatan mereka berdua. Lebih biadab lagi, hal itu sudah mereka lakukannya sejak keponakannya duduk di bangku SMP. Dijadikan budak seks selama kurang lebih 5 tahun.
Lagi, di Bali beberapa hari lalu juga terjadi kekerasan seksual pada anak 10 tahun oleh tiga orang pria paruh baya, termasuk keluarganya sendiri. Dengan iming-iming uang 1.000-3.000 perak, mereka melakukan perbuatan bejat pada gadis kecil tanpa dosa tersebut. Dan masih banyak lagi kasus serupa yang tersebar di seluruh Indonesia, hingga dunia. 🙁
ADVERTISEMENTS
Apakah begitu sulit menahan hasrat seksual dan menyalurkannya ke medium yang tepat? Makanya cari duit, biar bisa jajan yang bener!
Sebagai pemuda dan generasi penerus bangsa, khususnya cowok, coba jawab pertanyaan ini: Apakah begitu sulit menahan hasrat seksual? Apa nggak bisa menyalurkannya ke medium yang lebih tepat? Begitu banyak pertanyaan yang terlontar ketika makin banyaknya kasus biadab yang melibatkan anak-anak di bawah umur dan para siswi sekolah ini. Anak-anak dan gadis-gadis remaja itu masih butuh bimbingan dan memiliki masa depan yang masih panjang loh. Apakah mereka nggak takut dengan yang namanya karma? Kenapa para pelaku ini nggak berpikir sampai ke sana?
Alasan yang paling mendasar dari pelaku adalah impitan perkonomian yang kian mencekik. Nah, kalau sudah sadar bahwa mereka nggak punya uang, kenapa harus menjadikan anak-anak nggak berdosa menjadi korbannya? Makanya kerja yang bener! *Emosi*
ADVERTISEMENTS
Pada dasarnya, ini bukan masalah keadaan finansial yang susah. Melainkan tentang moral dan hati nurani yang rendah
Faktor ekonomi selalu dikambinghitamkan oleh para pelaku di meja hijau, serta berbagai alasan pembelaan yang nggak masuk akal. Sebenarnya ini bukan cuma masalah keuangan, melainkan masalah akal sehat. Jika moral dan hati nurani sudah nggak ada lagi dalam kamus hidup manusia, ya beginilah jadinya. Mereka hanya mengikut kata nafsu belaka. Selama itu bisa membuat mereka terpuaskan, maka dengan berbagai cara akan mereka lakukan. Termasuk menjadikan anak-anak di bawah umur sebagai korbannya.
ADVERTISEMENTS
Sepertinya memang susah mengatasi masalah ini, selama masyarakat kita masih melihat seksualitas dengan sangat tabu
Mungkin banyak yang akan nggak terima saat ada orang mengatakan bahwa salah satu obat masyarakat, terutama cowok, untuk keinginan seksual yang menyimpang adalah keterbukaan seksual antara satu sama lain. Logikanya begini, kalau kamu setiap hari lihat orang pakai bikini, tentu saja suatu ketika kamu lihat cewek pakai bikini, kamu nggak akan langsung konak. Tapi kalau tak pernah, lihat paha dikit aja sudah horny.
Maksudnya adalah, jika diskusi soal seksualitas dan penyimpangan dimulai sejak dini. Semua orang akan menganggap bercerita soal penyimpangan adalah hal biasa. Penyimpangan seperti ini bisa terjadi karena mereka tak menerima bantuan. Nah, gimana mau minta bantuan kalau mereka sudah pasti akan dituduh sebagai manusia cacat?!
Semakin hari kasus penyimpangan seksual di Indonesia semakin banyak. Sudah saatnya kita jadi masyarakat yang nggak kelewat “jijik” lagi dengan pengetahuan seksual. Supaya orang nggak “nggumunan” atau gampang heran dengan hal-hal yang berbau seks. Biar orang-orang bisa meminta bantuan dengan tenang saat dia menyadari bahwa dirinya memiliki penyimpangan seksual. Nggak usah sok suci. Kita nggak butuh orang suci saat ini, kita butuh solusi!